Footballovers. Siapa yang tak mengenal Luis Figo ? ya, mantan pemain tim nasional Portugal tersebut adalah salah satu pemain besar pada masanya. Selama 20 tahun karir profesionalnya, Figo menjalani tahun demi tahun yang begitu luar biasa.
Torehan 133 gol dari 795 pertandingan, kemudian sebuah gelar Balon d’or pada tahun 2000 serta penghargaan pemain terbaik dunia satu tahun kemudian menjadi bukti kejayaan Luis Figo.
Sebelum bermain di klub profesional, Figo hanyalah pesepak bola amatir yang memperkuat klub Os Pastilhas. Dan pada usia 12 tahun Figo bergabung dengan Sporting Lisbon, salah satu klub tersukses di Portugal. Lalu Figo melakukan debut profesionalnya pada tahun 1989.
Setelah enam musim membela tim utama Sporting Lisbon, Figo bergabung dengan Barcelona. Striker yang termasuk sebagai anggota Generasi emas tim nasional Portugal di era 1990-an tersebut, mulai mengenakan kostum biru-merah khas katalan pada musim 1995/96. Barcelona pada saat itu harus merogoh kocek sebesar 2,25 juta euro untuk memboyong Figo.
Bersama Barcelona kontribusi Figo memang begitu istimewa. Bermain sebagai winger kanan kadang kala ditempatkan di kiri, Figo sanggup menghadiahi La Blaugrana masing-masing dua titel La Liga Spanyol, dua gelar Copa Del Rey dan satu buah Piala Super Spanyol, Piala Winners dan Piala Super Eropa.
Figo juga tampil pada 249 pertandingan serta mencetak 45 gol dalam kurun lima musim di semua kompetisi. Berkat penampilan ciamik dan gelimang prestasi yang diperoleh Barcelona saat itu, sosok Luis Figo pun jadi idola publik Catalonia.
Figo sesekali mengenakan ban kapten di lengan menggantikan Josep Guardiola dan Miguel Nadal. Ban kapten tersebut seakan membuktikan pentingnya peran lelaki kelahiran Almada, Portugal tersebut.
Namun apa yang terjadi pada pertengahan tahun 2000 itu merusak segala cerita manis yang Figo lakukan di Barcelona. Fakta bahwa salah satu pemain andalannya pindah ke tim saingan, membuat pendukung Barcelona marah.
Tanpa malu-malu, para fans Blaugrana menyumpahi Figo dengan beraneka macam kata-kata kotor. Figo juga disebut sebagai sampah, tentara bayaran, hingga pengkhianat.
Selain itu, insiden kepala babi yang menimpa Figo saat kembali ke Camp Nou dengan balutan jersey putih milik sang rival, Real Madrid dalam laga El Classico pada bulan november 2002 juga menjadi bukti dari kemarahan fans La Blaugrana.
Meski sudah tak lagi aktif sebagai pesepak bola, namun kisah perpindahan Figo dari Barcelona ke Real Madrid yang sangat kontroversial itu pasti akan hidup selamanya di telinga pencinta sepak bola.Â
Keputusan bintang Portugal itu jelas menimbulkan pertanyaan besar. Sebelumnya, tidak banyak yang menyadari apa yang sebenarnya mendasari Figo pergi meninggalkan Camp Nou. Akan tetapi, Figo akhirnya sempat mengungkapkan kalau salah satu alasannya hengkang ke Madrid lantaran tak lagi mendapat perlakuan yang layak dari manajemen Barcelona.
Kemudian pada april 2019, Figo sekali lagi kembali berbicara mengenai keputusannya meninggalkan Barcelona untuk bergabung dengan Real Madrid.
Figo menyebut keinginannya pindah tak lepas dari suksesi kepemimpinan yang terjadi di kedua klub. Ketika itu, Barca dan Madrid sama-sama akan mengadakan pemilihan presiden yang baru. Di Barca sendiri, calon kuat yang diprediksi menang adalah Joan Gaspart. Namun Figo mengaku tak menyenangi Gaspart.
“Saya memiliki lima tahun yang luar biasa di Barcelona, ​​di sisi pribadi dan olahraga. Tetapi, waktu itu pada musim panas 2000, kandidat yang akan memenangkan pemilu adalah (Joan) Gaspart dan saya tidak percaya kepadanya sedikit pun,” kata Figo (Dikutip dari Sportskeeda)
Figo juga mengungkapkan bagaimana agennya telah membuat perjanjian dengan Florentino Perez sebelum terpilih sebagai Presiden Real Madrid. Figo juga tidak melihat Barcelona ingin mempertahankannya kala itu.
“Segalanya menjadi lebih serius dan kami mencapai titik di mana agen saya telah mencapai kesepakatan dengan salah satu kandidat (Florentino Perez) dari Real Madrid,” ungkapnya.
“Perwakilan saya menandatangani bahwa jika saya tidak pergi ke Madrid saya akan membayar tiket musim Bernabeu selama setahun penuh, tetapi saya belum menandatangani apa pun,” tambahnya (Marca)
Saat itu, diungkapkan oleh Figo, Barcelona malah meminta dirinya pergi demi mendapatkan uang dari hasil transfernya ke Los Blancos.
“Itu adalah tanggung jawabnya, karena saya tidak menandatangani apa pun, hanya dengan kata-kata. Sementara di Barcelona mereka mengatakan kepada saya, ‘bawa uangnya dan Anda bisa pergi’. Saya tidak tahu Florentino,” papar Figo (Dikutip dari Ronaldo.com)
Setelah Perez memenangi pemilihan, Figo makin diyakinkan untuk pindah ke Madrid. Pada suatu kesempatan, Figo juga sempat bertemu dengan Florentino Perez di Lisbon, Portugal.
“Saya sedang berlibur di Sardinia dan Florentino memenangi pemilihan. Agen saya dan pengacara saya terbang ke Sardinia untuk meyakinkan saya,” jelasnya.
“Setelah itu, kami kembali ke Lisbon dan di sana saya berjumpa dengan Florentino selama berjam-jam, dan kemudian saya menelepon istri saya untuk memberitahunya bahwa saya telah memutuskan untuk menandatangani kontrak dengan Madrid,” Ucap pria yang kini berusia 46 tahun tersebut (Dikutip dari Ronaldo.com)
Awal bermain di Real Madrid, Figo mengaku banyak dibantu oleh sejumlah pemain penting di klub tersebut, seperti Raul Gonzales dan Fernando Hierro. Setelah lima musim, pada 2005 Figo akhirnya memutuskan hengkang ke Inter Milan. Bersama El Real Figo mencatatan 57 gol dari 239 pertandingan. Selain itu total tujuh trofi bergengsi juga ia persembahkan untuk publik Bernabeu.