Dunia telah mengakui kehebatan Cristiano Ronaldo. Dalam hal ini, sepakbola menjadi wahana sang superstar memamerkan keahliannya. Sebagai pemain, Ronaldo sudah meraih banyak hal, mulai dari prestasi individu hingga meraih trofi bersama kesebelasan yang dibelanya.
Ronaldo lahir di Madeira, Portugal tiga puluh lima tahun silam. Saat bermain, Ronaldo terbiasa menempati posisi sayap kiri atau kanan bahkan sebagai penyerang tengah. Ronaldo mengawali karir profesionalnya dengan bergabung bersama klub lokal, Sporting Lisbon pada tahun 2001.
Setelah dua musim merumput disana, bakat Ronaldo tercium oleh klub raksasa Inggris, Manchester United. Hingga akhirnya pada Agustus 2003 Ronaldo resmi berseragam tim Setan Merah.
Bersama Manchester United lah karir Ronaldo semakin meningkat, ia selalu menjadi pilihan utama Sir Alex Ferguson. Sejak saat itu, Ronaldo menjelma menjadi pemain yang menakutkan bagi pertahanan lawan.
Ia kerap mencetak gol-gol penting yang membawa kesuksesan bagi United. Puncak karirnya di United terjadi pada tahun 2008 saat ia menyabet gelar Liga Champions pertamanya. Di tahun yang sama pula ia dinobatkan sebagai pemain terbaik eropa sekaligus dunia.
Setelah menikmati karir yang manis bersama The Reds Devils. Pada tahun 2009, Ronaldo direkrut oleh Real Madrid dengan mahar senilai 80 juta pounds atau setara Rp 1,3 triliun.
Hal tersebut menjadikan CR7 sebagai pemain termahal dunia mematahkan rekor milik Zidane yang direkrut Madrid dari Juventus di tahun 2001. Saat itu, playmaker asal Prancis itu ditebus dengan biaya 77,5 juta euro atau setara Rp 1,24 triliun.
Sama seperti di Manchester United, di Real Madrid Ronaldo juga sering menciptakan gol. Selama sembilan musim, Ronaldo mengemas 450 gol dari 438 laga bersama Los Blancos. Selain itu, Ronaldo juga sukses membawa klub ibukota spanyol itu meraih berbagai gelar bergengsi, termasuk 4 trofi si kuping besar.
Kesempurnaan Ronaldo tidak hanya terjadi di level klub, namun juga dilevel tim nasional. Tahun 2016 silam, bersama Portugal CR7 menyabet trofi piala eropa setelah di final mengalahkan tuan rumah Prancis.
Kala hijrah ke Juventus pun, Ronaldo masih menunjukkan kualitasnya sebagai pesepakbola jempolan.
Namun siapa sangka, dibalik kesuksesan Ronaldo terselip berbagai kesedihan yang pernah dialaminya. Ronaldo dibesarkan dari keluarga yang tergolong kurang mampu. Ibunda Ronaldo hanya bekerja sebagai tukang sapu.
Kemudian sang kakak, Hugo Aveiro sering berhubungan dengan Narkoba, hal ini tentu saja membuat Ronaldo yang waktu itu masih remaja menjadi sedih. Selain itu, sewaktu masih bermain di akademi Sporting, Ronaldo juga kerap diejek oleh teman-temannya.
Kesuksesan Ronaldo adalah buah kerja keras yang selama ini ia lakukan. Walaupun ada beberapa sosok yang turut membantunya bisa sukses sampai sekarang ini, seperti kedua orang tuanya yang selalu mendukung minat dan bakat Ronaldo terhadap sepakbola.
Tak hanya orang tua, tentu saja ada Sir Alex Ferguson yang telah memberinya kepercayaan penuh hingga CR7 menjadi pemain kelas dunia. Ada juga Mick Clegg, ia merupakan pelatih kebugaran United waktu itu, tanpa Clegg rasanya mustahil Ronaldo memiliki tubuh yang proporsional.
Tetapi, tahukah kamu footballovers, selain nama-nama tersebut, ada satu sosok yang sangat berjasa membawa Cristiano Ronaldo hingga menuai kesuksesan seperti sekarang. Dia adalah Albert Frantau.
Albert Frantau adalah teman masa kecil Ronaldo. Keduanya merupakan dua remaja yang berbakat dalam mengolah si kulit bundar.
Pada saat itu mereka masih bermain di sebuah klub kecil di daerah Funchal, kampung halamannya Ronaldo saat masih bocah, klub tersebut bernama Akademi Andorinha.
Cerita bermula dari sebuah pertandingan yang melibatkan Akademi Andorinha, Ronaldo dan Frantau sama-sama bermain. Kemudian, ada pemandu bakat dari Sporting Lisbon, Sang pemandu bakat tersebut sedang mencari kandidat untuk ditariknya ke tim junior Sporting.
Sayang slotnya hanya untuk satu pemain. Ia menjanjikan kepada Ronaldo dan Frantau, bagi siapapun yang mencetak gol lebih banyak akan diterima di akademi Sporting Lisbon.
Ronaldo dan Frantau pun sama-sama menunjukkan kebolehannya mengolah bola. Dan akhirnya pertandingan dimenangkan klub Andorinha yang berakhir 3-0, Ronaldo mencetak gol pertama, sedangkan Frantau mencetak gol kedua lewat sundulan.
Lalu siapa yang mencetak gol ketiga ?
Disinilah cerita unik itu terjadi,,saat gol ketiga waktu itu Frantau sudah berhadapan satu lawan satu dengan kiper dan juga sukses melewati kiper, dia hanya butuh sentuhan kecil untuk mencetak gol, tapi apa yang terjadi ?
Frantau malah mengoper bola yang sudah tinggal diceploskan ke gawang itu kepada Ronaldo yang sedang berlari di sisi kiri. Akhirnya Ronaldo mampu mencetak gol keduanya, dan itu artinya ia mencetak lebih banyak gol dari Frantau di partai tersebut. Dan Ronaldo pun yang akhirnya diterima untuk masuk ke akademi Sporting Lisbon.
Setelah pertandingan selesai Ronaldo bertanya kepada Frantau, “Kenapa?”
Frantau menjawab, “Kamu lebih bagus dari saya.”.
Frantau meyakini bahwa Ronaldo bisa menjadi bintang sepakbola masa depan karena mempunyai skill yang menawan, Ronaldo pantas mendapatkan kesempatan itu.
Setelah bermain untuk Sporting, seperti sudah menjadi takdir, lambat laun Ronaldo menuai kesuksesan sebagai aktor lapangan hijau. Namun, tanpa pengorbanan sahabatnya itu, bisa jadi Ronaldo tak akan meraih semua itu.
Dalam sebuah kesempatan pasca final liga champions eropa 2014 melawan Atletico Madrid, Ronaldo juga berujar bahwa dirinya tak akan pernah sesukses ini tanpa kebesaran hati sahabatnya tersebut.
“Aku sangat berterima kasih kepada Albert Frantau untuk semua kesuksesan yang telah aku raih selama ini,” ucap Ronaldo.
Ronaldo tak akan pernah melupakan sahabatnya itu, bahkan ia sering memberikan Frantau sejumlah uang yang ia dapat dari hasil bermain bola.
Selepas tidak berkarir sebagai pesepakbola amatir, kini Frantau sudah menikmati kehidupan mewah. Ia mengungkapkan kepada beberapa media bahwa kemewahan yang ia dapat semuanya berasal dari pemberian Ronaldo.
Itulah sisi lain sepakbola, dibalik kesuksesan seorang pemain pasti ada orang-orang yang berjasa di dalamnya, dan Albert Frantau lah salah satunya.