Halo football lovers, jumpa lagi dengan kami yang akan terus memberikan informasi dan kisah menarik seputar dunia sepakbola.
Buat kamu yang gak mau ketinggalan info dan kisah menarik dalam dunia sepakbola, jangan lupa untuk klik tombol subscribenya..
Football lovers, masih ingatkah kalian saat Cristiano Ronaldo didatangkan Real Madrid sekitar 2009 silam? Buat para madridista pasti masih ingat betul kan, bagaimana suasana saat sang bintang disambut oleh sekitar lebih dari 75 ribu penonton.
Tepat pada 11 Juni 2009 nih, MU dan Los Blancos akhirnya mencapai kesepakatan soal transfer Ronaldo.
Saat itu, keluarga Glazer memilih menerima uang sebesar 80 juta pounds atau sekitar lebih dari 1 triliun rupiah yang disodorkan Madrid, dan membiarkan bintangnya terbang ke Spanyol. Sebenernya, MU juga berat hati untuk melepas Ronaldo. Tapi ya mau gimana lagi, Ronaldo pengen banget mengejar mimpinya untuk berkostum putih-putih, yah persis seperti yang pernah dicita-citakannya semasa kecil.
Perlu diketahui nih football lovers, pada saat Real Madrid telah resmi memboyong Ronaldo ke Santiago Bernabeu, mereka baru aja membangun Los Galacticos jilid II yang dikomandoi Florentino Perez.
Ngomong-ngomong soal Los Galacticos, pada tau gak sih kenapa Real Madrid bisa dapet julukan semacam itu?
Seperti yang kalian ketahui, Real Madrid merupakan salah satu klub tersukses di dunia. Klub asal kota Madrid ini, berhasil ngumpulin trofi Si Kuping Besar sebanyak 13 kali. Dengan menjadi penguasa Eropa selama berkali-kali, wajar lah ya kalau mereka pantes disebut sebagai yang terbaik di dunia.
Nah, terlepas dari prestasi mentereng Si Putih di kancah Eropa maupun Negri Matador itu sendiri, julukan Los Galacticos selalu melekat dengan Real Madrid.
Dalam bahasa Spanyol, Galactico berarti ‘Galactic’. Kata tersebut biasa digunakan oleh orang-orang disana untuk menyebut superstar sepakbola. Definisi superstar sepakbola sendiri adalah seorang pemain yang punya kehebatan luar biasa dan sering menjadi penentu kemenangan sebuah tim.
Selain berkat talenta luar biasa, galactico mulai memiliki arti luas. Sekarang, kata itu sering disebutkan untuk seorang pemain sepakbola yang memiliki harga mahal dan juga punya gaji selangit. Ya salah satunya Cristiano Ronaldo itu.
Sebetulnya, galactico sudah ada sejak Real Madrid nguasain Eropa di periode 1950an sampai 60an. Tau sendiri kan, waktu itu el Real sukses jadi jawara Eropa lima kali dan dihuni oleh pemain-pemain seperti Alfredo di Stefano, Ferenc Puskas, dan Raymond Kopa.
Nah makin kesini, istilah galactico sempet bergeser ke kubu rival, yaitu FC Barcelona. Buat para pecinta bola yang sekarang udah punya anak pasti ngerti kan waktu FC Barcelona terkenal dengan sebutan “Dream Team”?
Sekitar tahun 1988 sampai 1996, Barcelona milik Johan Cruyff bisa disebut sebagai galactico karena mereka mampu mendominasi dan diisi pemain-pemain hebat seperti Romario, Michael Laudrup, sampai Hristo Stoichkov.
Saking hebatnya Barcelona waktu itu, ditahun 90an Real Madrid bisa dibilang ‘hanya boleh’ menghuni posisi kedua. Tim yang bermarkas di Camp Nou juga gak kalah populer waktu dipegang Louis van Gaal.
Nah baru pas masuk ke millenium baru, Real Madrid mulai nunjukin tajinya. Tepat saat Florentino Perez ditunjuk sebagai presiden baru klub, Real Madrid langsung ngelakuin langkah gila-gilaan!
Perez memiliki proyek yakni membangun skuad Madrid dengan mendatangkan pemain-pemain bintang. Proyek itulah yang akhirnya membuat Madrid akbrab dengan julukan Los Galacticos, alias pemain-pemain bintang yang berasal dari galaksi lain.
Los Galacticos seolah dipopulerkan oleh Perez, ya karena memang dia mendatangkan pemain-pemain hebat dengan biaya yang mahal parah!
Dimulai dari musim panas 2000, Perez ‘memaksa’ Figo untuk menjadi penghianat bagi publik Katalan. Meski melakukan hal yang sedikit licik, Perez akhirnya resmi mendatangkan Luis Figo dari klub rival, FC Barcelona. Untuk pemain yang tenar diera tersebut, harga Figo tergolong sangat mahal.
Dia dibeli Madrid seharga 62 juta euro atau setara 997 miliar rupiah. Hmm mahal banget kaan.
Meski ngeluarin duit yang gak sedikit, Perez gak rugi. Di musim pertamanya, Figo berhasil mempersembahkan trofi La Liga bagi Real Madrid setelah empat tahun gagal merajai tanah Spanyol.
Gak sampai disitu aja, Perez yang emang merencanakan untuk memboyong para pemain bintang terlihat makin agresif. Di tahun 2001, presiden yang biasa dipanggil Papa Perez ini sukses boyong Zinedine Zidane dari Juventus. Dan kalian tahu berapa harganya? 77,5 juta euro! Wow!
Harga segitu sih buat pemain sekarang aja udah termasuk mahal banget ya football lovers.
FYI aja nih, saat Zidane dateng ke Madrid dengan harga senilai lebih dari 1 triliun rupiah, Zidane tercatat sebagai pemain paling mahal saat itu. Dan usaha Papa Perez kembali gak sia-sia football lovers. Di tahun pertama main di Bernabeu, Zidane langsung membawa Madrid jadi kampiun Eropa.
Sekali lagi, buat Madridista pasti masih inget betul kan gol sensasional coach kalian yang sekarang ini ke gawang Bayer Leverkusen?
Karena ketagihan ngedatengin pemain mega bintang, belanja Perez masih berlanjut. Setelah Luis Figo dan Zinedine Zidane, striker legendaris asal Brasil, Ronaldo Luiz Nazario de Lima, juga dicomot sama klub ini! Saat itu, Ronaldo dateng dengan harga 46 juta euro atau sekitar 739 miliar rupiah. Hmm emang parah banget ya Papa Perez.
Seakan masih belum puas ngeracik skuat super mewah milik Madrid, Perez masih terus bernafsu buat ngedatengin bintang-bintang lainnya. Taruh aja nama David Beckham, Michael Owen, Robinho, sampai Sergio Ramos. Mereka semua, gak luput dari bujuk rayu Florentino Perez!
Kalo di total, Florentino Perez udah ngeluarin duit sekitar 4,5 triliun rupiah hanya untuk membeli pemain-pemain tadi football lovers. Emang keren ya Papa Perez, selain memberi tontonan spesial buat para pecinta bola terutama para Madridista, dia juga mempermudah para penggemar video game ‘winning eleven’ untuk menentukan tim yang harus dipilih buat ngebantai lawan. Hehehe
Tapi nih, era Los Galacticos Real Madrid sempet terhenti. Penyebabnya ya karena Florentino Perez ngundurin diri tahun 2006.
Usut punya usut, tidak adanya kekompakan di antara para bintang Real Madrid yang menyebabkan terpuruknya prestasi Los Blancos di kancah La Liga dalam dua tahun terakhir, menjadi faktor utama di balik mundurnya Florentino Perez dari jabatannya sebagai presiden klub.
Tapiii, setelah hanya tiga tahun mundur dari jabatan presiden el Real, Perez kembali ditunjuk sebagai presiden menyusul mundurnya Ramon Calderon. Seperti yang dilakukan sebelumnya, Perez masih ngebet ngedatengin pemain-pemain bintang ke Madrid. Hmm emang gak kapok nih!
Sebelum lanjut, kira-kira ada yang penasaran gak sih apa pekerjaan Florentino Perez sampai bisa nguasain Madrid dan ngebeli pemain dengan harga yang diluar nalar?
Ternyata nih footbal lovers, pria yang lahir di Hortaleza itu adalah seorang pebisnis dan mantan politikus. Perez merupakan pemilik dari ACS (Actividades de Construccion y Servicios), sebuah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi, trasportasi dan pelayanan publik.
Kekayaan pria berkacamata ini ditaksir sebesar 1,8 miliar dollar Amerika Serikat atau sekitar 18 triliun rupiah lebih. Wah kalo buat dibeliin permen dapet berapa karung ya?!
Nah, pasca Perez kembali ke kursi kepresidenan klub, tangannya masih gatel buat salaman sama pemain-pemain bintang selanjutnya. Di era kembalinya Perez atau yang sering disebut Los Galacticos jilid II ini, Real Madrid sukses ngeborong banyak banget pemain kelas dunia.
Mau tahu siapa aja?
Yang pertama sih udah pasti Ronaldo. Karena pengen ngejadiin Madrid juara Liga Champions lagi, Perez gak sayang buat ngeluarin duit sekitar 80 juta pounds cuma untuk satu pemain aja! Yang gak kalah tenar sih Richardo Kaka. Doi dibeli dari AC Milan dengan harga 65 juta euro atau sekitar satu triliunan lebih.
Lalu, Xabi Alonso, Karim Benzema, Angel di Maria, Mesut Ozil, Isco, Luka Modric, Gareth Bale, Toni Kroos, sampai James Rodriguez, semuanya juga ikut diborong ke Bernabeu! Wah keterlaluan banget ya tajirnya.
Tapi nih, meski Perez ngeluarin duit yang sangat banyak, lagi-lagi dia gak rugi. Buktinya aja, Real Madrid sukses ngedapetin empat Piala Liga Champions, bahkan mereka pernah juara sampai tiga kali beruntun.
Saking keterlaluannya prestasi Madrid waktu itu, legenda mereka, Raul Gonzales, nyebut kalau era Galacticos jilid II adalah yang paling menakjubkan sepanjang sejarah klub!
Ya gimana enggak? Selain mematahkan mitos juara beruntun Liga Champions, Madrid juga menjadi klub pertama yang sukses ngumpulin lebih dari 10 piala Si Kuping Besar.
Nah, cerita baru mulai lagi nih football lovers. Setelah ditinggal pergi Ronaldo ke Italia dan hanya menyisakan Karim Benzema sebagai angkatan 2009, Real Madrid mulai ngedrop. Mereka gagal di liga dan gak mampu ngangkat piala apapun.
Tahun 2019, Perez mulai serius lagi ngeburu pemain-pemain bintang. Yang terbaru sih jelas Luka Jovic sama Eden Hazard.
Luka Jovic yang masih berusia muda dibayar Madrid seharga 60 juta euro atau setara 900 miliar lebih. Kalau Hazard, ya karena doi emang udah tenar duluan di Chelsea, Real Madrid sampai harus ngelakuin negosiasi panjang dan ngebayar bintang Belgia itu seharga 100 juta euro atau sekitar 1,6 triliun rupiah.
Jadi intinya, Galacticos itu gak jauh dari pemain-pemain bintang yang punya harga selangit. Sama satu lagi sih, mereka biasanya main di Real Madrid. Ya karena memang julukan itu udah lekat banget sejak Papa Perez mengambil alih kepemilikan klub.
Kabarnya era Galacticos Real Madrid masih akan berlanjut dalam waktu yang cukup lama. Kenapa? Ya karena Perez masih menjabat! Hehe
Sekitar tahun 2017, Madrid sempat membuka lowongan buat siapa aja yang pengen jadi Presiden klub. Tapi karena standart yang sangat tinggi, sampai dengan batas waktu yang ditentukan tercatat hanya ada nama Perez seorang dalam bursa pencalonan. Jadilah kembali ia menguasai klub tersukses di Eropa ini. Diketahui, Perez bakal menjabat sebagai presiden Madrid sampai tahun 2021 nanti.
Nah gimana nih menurut football lovers, kira-kira Madrid bakal kembali berjaya atau malah melempem ya? Tulis komentar kalian dibawah. Jangan lupa buat like, share, dan subsribe!