Mesut Ozil telah dikenal sebagai salah satu gelandang terbaik di dunia. Dengan kemampuannya mengolah si kulit bundar, Ozil berhasil antarkan kesebelasan yang dibelanya meraih gelar. Salah satunya saat membawa Jerman jadi juara piala dunia 2014.
Di eropa, Ozil menjadi salah satu pesepak bola muslim yang tuai kesuksesan. Selain itu, Ozil juga seorang muslim yang taat. Hal itu dibuktikan ia kerap memanjatkan doa sebelum berlaga.
Sebagai seorang muslim, Mesut Ozil telah dikenal sebagai orang yang memiliki hati emas. Pesepak bola Jerman keturunan Turki ini menjadi sosok yang dermawan.
Diketahui, Ozil sudah sejak remaja senang membantu orang-orang di sekitarnya. Christian Krabbe yang merupakan guru Bahasa Inggris Ozil sejak masih muda membeberkan cerita kebaikan pemain itu.
Menurutnya, Ozil adalah pribadi yang amat rendah hati. Dalam ceritanya itu dikatakan, Ozil pernah membayar studi banding teman-temannya ke London dengan gaji pertamanya di Schalke ketika masih 17 tahun.
Kebaikan Ozil yang lain adalah, Ia menjalin kerja sama dengan badan amal Rays of Sunshine di Inggris. Badan amal tersebut kerap membantu anak-anak yang mengidap penyakit mematikan di Negeri Ratu Elizabeth.
Bahkan untuk sekadar menghibur anak-anak tersebut, Ozil selalu menyisihkan lima kursi penonton yang ia pesan atas nama dirinya. Selain kedua contoh tersebut, tentunya masih banyak sikap kerendahan hati Ozil terhadap sesama.
Akhir-akhir ini, kemuliaan hati seorang Mesut Ozil menjadi perbincangan hangat. Bintang Arsenal itu menjadi sorotan setelah ikut memberikan komentar terkait konflik yang menimpa kelompok Muslim Uighur di China.
Ozil melontarkan cuitan mengenai perlakuan China terhadap minoritas Muslim di kawasan Xinjiang. Tidak hanya itu, Ozil juga mengkritik negara-negara dengan mayoritas Muslim lantaran bungkam soal dugaan penyiksaan Muslim Uighur.
Sebagai informasi, kaum minoritas Uighur ini tersebar di Daerah Otonomi Xinjiang, Uighur. Sementara sebagian kecil tinggal di Provinsi Hunan dan Henan.
Dikabarkan, Populasi Uighur sekitar 7,2 juta jiwa. Kaum muslim Uighur ini dikenal sebagai kaum yang ramah, mahir menyanyi dan menari serta berbakat dalam bidang lainnya.
Namun di China kelompok ini dikabarkan tidak hidup dengan bebas. Mereka berada di bawah tekanan pemerintah. Mereka dibatasi dalam hal pergerakan, dilarang keluar China dan ke wilayah lainnya di dalam China.
Nasib kaum Muslim Uighur di Xinjiang, China, ini memang semakin jadi sorotan dunia. Para tokoh, tak terkecuali Mesut Ozil mengecam keras praktek persekusi dan diskriminasi etnis minoritas Muslim di sana.
Ozil, yang merupakan seorang Muslim sejati, menyatakan lewat media sosial bahwa Uighur adalah “pejuang yang menolak persekusi” dan mengecam baik China maupun warga Muslim yang berdiam diri.
Kritikan ini ditulis di akun Instagram pribadinya pada jumat 13 Desember 2019.
“(Di China) Qur’an dibakar, masjid-masjid ditutup, sekolah-sekolah Muslim dilarang. Cendikiawan dibunuh satu per satu. Terlepas dari itu semua, Muslim tetap diam,”.
Tudingan Ozil tersebut ternyata ditanggapi serius oleh rakyat Cina dan penikmat sepak bola pada umumnya. Ozil dinilai terlalu ikut campur pada hal-hal yang seharusnya bukan urusannya.
Akibatnya, stasiun televisi yang dikelola pemerintah China, CCTV memutuskan tidak menayangkan siaran langsung laga Arsenal vs Manchester City di pekan ke-17 Liga Primer. CCTV lebih memilih menayangkan laga Tottenham menghadapi Wolverhampton.
Tidak hanya itu, akibat cuitannya tersebut, pemerintah China membalas kelakuan Mesut Ozil. Nama Mesut Ozil dilenyapkan dari Internet yang ada di negara tersebut. Dikabarkan oleh The Guardian, penggemar Ozil di China pun membakar jersey pemain dengan nomor punggung 10 itu.
Dan yang terbaru. pemerintah Negeri Tirai Bambu lantas meminta Ozil dihapus dari game Pro Evolution Soccer (PES) 2020. NetEase selaku perusahaan yang mempromosikan PES di Cina lalu memilih mencabut Ozil dari produk mereka.
Sementara, Juru bicara kementerian luar negeri China, Geng Shuang mengatakan, Mesut Ozil, telah dibohongi berita palsu terkait perlakuan China terhadap Muslim Uighur.
Geng mengatakan pemain berumur 31 tahun tersebut telah “dipengaruhi pernyataan tidak benar” dan mengundangnya untuk mengunjungi daerah otonomi Xinjiang dan melihat dengan mata kepala sendiri.
Sedangkan, klubnya Ozil, Arsenal, yang memiliki sejumlah bisnis di Asia Timur, memilih menjauh dari kontroversi ini. Arsenal bahkan telah merilis pernyataan resmi yang mengatakan bahwa pandangan pemain mereka tidak merepresentasikan prinsip klub.
Dan kini, entah akan sampai kapan kasus kontroversial ini berakhir. Yang jelas Mesut Ozil telah berbuat apa yang menurutnya benar. Saat menulis cuitannya di media sosial, Ozil hanya ingin dunia tahu bahwa ada pemerintah yang memperlakukan minoritas muslim di negaranya dengan tidak sewajarnya.