Benjamin Pavard, lahir pada 28 Maret 1996 di Maubeuge, Nord, Prancis, sebuah kawasan yang dekat perbatasan dengan Belgia. Pavard lahir dari keluarga yang sederhana dari pasangan Frederic dan Nathalie. Ayahnya dulu juga seorang pemain sepak bola, yang berkarier hingga divisi tiga Perancis. Pavard merupakan anak satu-satunya.
Sejak kecil Pavard sudah mencintai permainan sepak bola, sang ayah selalu memberikan dorongan semangat. Hasratnya untuk bermain bola akhirnya menemukan titik terang. Pada tahun 2002, Pavard pertama kali bermain untuk klub lokal di Jeumont, saat usianya enam tahun.
Pada usia 10 tahun, orang tuanya mempertimbangkan untuk memindahkan putra mereka ke akademi sepak bola yang lebih besar. Akhirnya orang tuanya mencarikan akademi baru untuk Pavard. Sekolah sepak bola Lille pun menjadi pilihan.
Pada akhirnya Pavard harus meninggalkan rumah untuk bergabung dengan akademi Lille. Orang tua Pavard amat mendukung kariernya. Mereka berkendara 50 kilometer tiap hari untuk mengantar dan menjemput Pavard latihan.
Dedikasi Pavard dan orang tuanya terbayar saat ia menjalani debut di tim utama Lille pada 31 Januari 2015. Dalam usia 18 tahun, ia bermain penuh dalam laga Ligue 1 kontra Nantes. Hingga musim berikutnya, ia total mencatat 21 penampilan liga bersama Lille.
Pada akhir musim 2015/16, karier Pavard berada di persimpangan. Jumlah penampilannya di Lille terasa tak mencukupi baginya, yang sudah menginjak usia 20 tahun.
Pavard punya pilihan, memainkan peran kecil bersama klub masa kecilnya atau mencari jam terbang di mana pun tempatnya. Ia yang sudah berstatus pemain timnas junior Perancis memilih opsi kedua.
Melompat dari kasta tertinggi Perancis, Pavard mengambil risiko dengan hijrah ke Stuttgart, raksasa Bundesliga yang sedang terpuruk. Musim itu, mereka baru saja terdegradasi ke Divisi Dua untuk pertama kali dalam 41 tahun. Ada kekhawatiran bahwa kariernya justru akan berjalan mundur.
Pavard melakukan debutnya di Bundesliga 2 pada 3 Oktober 2016 dan mencetak gol dalam kemenangan kandang 4-0 atas SpVgg Greuther Fürth.
Kekhawatiran bahwa karirnya akan mundur tidak terjadi, pasalnya Pavard berhasil tampil gemilang dan membawa Stuttgart kembali promosi ke Bundesliga setelah meraih gelar juara di kasta kedua.
Musim pertamanya bersama Stuttgart dilalui Pavard dengan menyamai jumlah total penampilan di Lille yakni 21 pertandingan. Memanfaatkan dua kakinya yang sama-sama hidup, musim itu ia dimainkan sebagai bek kanan, bek tengah, gelandang bertahan, bahkan gelandang kanan.
Di luar lapangan, ia senantiasa disokong kedua orang tuanya, yang selalu mengadakan perjalanan ke Stuttgart tiap kali Pavard menjalani laga kandang.
Di musim kedua, musim pertama Pavard di kasta tertinggi Bundesliga, ia semakin menunjukkan kelasnya. Ia bermain dalam seluruh laga Stuttgart di Bundesliga, tak melewatkan sedetik pun laga di musim jelang Piala Dunia tersebut.
Setelah sempat menjalani 15 caps bersama timnas u-21 Prancis. Di musim itu pula ia mulai mendapatkan panggilan timnas senior Perancis dari Didier Deschamps. Ada cerita unik saat menerima panggilan dari Les Bleus, Saat itu Pavard sedang makan siang, dan tidak sadar jika beberapa panggilan telepon datang dari orangtuanya.
Ia pun kemudian menelepon kembali orangtuanya, dan mendapat kabar jika dirinya dipanggil timnas Prancis. Saking bahagianya ia pun langsung menangis bahagia karena merasa perjuangannya telah terbayarkan. Pavard lalu melakukan debutnya bersama timnas Prancis pada 10 november 2017 kontra Wales dalam ajang uji coba.
Performanya di lini belakang benar-benar meyakinkan, terutama sejak kedatangan pelatih Tayfun Korkut pada Januari 2018. Kala itu, Pavard rutin dipasang sebagai bek tengah. Dalam empat laga sejak Februari hingga musim kelar, Stuttgart hanya kebobolan 10 gol dalam 14 laga. Di musim itu, ia membukukan 1 gol dari 36 penampilan di semua kompetisi.
Performa yang terus terjaga di level klub lantas membuat Didier Deschamps membawanya ke Piala Dunia 2018. Ia menjadi salah satu pemain termuda dan paling minim pengalaman, berusia 22 tahun dan hanya mengecap empat caps.
Nyatanya, ia tak minder dan langsung menjadi starter. Barangkali, Pavard adalah pemain paling diremehkan dalam sebelas awal Les Bleus lantaran cuma bermain untuk klub promosi Bundesliga. Ia bermain dalam seluruh laga penting Perancis di Piala Dunia 2018, kecuali laga terakhir fase grup melawan Denmark yang tak menentukan.
Yang menarik, Pavard tak cuma menjadi pelengkap kesebelasan. Ia turut berkontribusi dalam alotnya pertahanan Perancis yang dihuni pemain minim pengalaman, yakni Samuel Umtiti di tengah dan Lucas Hernadez di kiri.
Yang paling ikonik, ia turut mencetak gol yang dinilai salah satu yang terindah sepanjang turnamen. Dalam laga perempat final melawan Argentina, ia menghantam gawang Nahuel Guzman dengan voli ciamik yang amat terukur.
Menerima crossing memantul dari Lucas Hernandez, Pavard menyuguhkan tendangan berteknik tinggi yang mengembalikan kepercayaan diri pemain Perancis. Sejauh ini Pavard sudah bukukan 23 caps dan cetak 1 gol bersama timnas.
Terhitung sejak menyapu bersih semua laga bersama Stuttgart dan lantas berkontribusi penuh bagi juara dunia Perancis, Pavard sudah dianggap sebagai bek berkelas dunia.
Pada musim 2018/19 , Pavard kembali menjadi pemain reguler karena Stuttgart berjuang di zona degradasi sepanjang musim, Stuttgart akhirnya harus turun kasta karena kalah dari FC Union Berlin dalam babak playoff. Di musim tersebut, Pavard tampil dalam 31 pertandingan.
Meski timnya harus turun kasta, namun performa apik Pavard membuat FC Bayern kepincut. Pada januari 2019, Pavard telah melakukan penandatanganan dengan kubu FC Bayern namun ia baru melakukan debutnya pada musim 2019/20 yaitu saat menghadapi Borrusia Dortmund di ajang piala super Jerman, yang mana timnya harus kalah 0-2.
Pada tanggal 31 Agustus ia mencetak gol pertamanya untuk FC Bayern ketika menyamakan kedudukan dalam kemenangan kandang 6-1 atas FSV Mainz 05.
Dalam kehidupan pribadinya, Pavard menjalin asmara dengan wanita cantik, Rachel Legrain Trapani. Rachel merupakan Miss Prancis tahun 2007. Mereka menjalin hubungan yang solid. Keduanya juga sempat bertemu di Piala Dunia 2018.
Performa Pavard di lapangan mengingatkan semua orang dengan sosok legenda Prancis, Lilian Thuram. Seorang salah satu pemain bertahan hebat yang pernah dimiliki Prancis. Thuram merupakan bagian dari generasi emas Prancis saat menjuarai Piala Dunia 1998 dan Euro 2000.
Uniknya kedua pemain tersebut bisa bermain di posisi mana pun di lini pertahanan. Tak heran jika pavard kemudian disamakan dengan mantan pemain Juventus tersebut.