Frank Henry Pierre Ribery lahir pada 7 april 1983 Di Boulogne Sur-Mer, Prancis. Ribery merupakan putra dari pasangan Francois Ribery dan Maria Pierre Ribery. Ribery berasal dari keluarga menengah ke bawah. Sang ayah bekerja sebagai tukang bangunan, sedangkan ibunya adalah pembantu rumah tangga.
Saat berusia 2 tahun, Ribery bersama dengan anggota keluarganya terlibat dalam kecelakaan. Ketika itu, ia sedang berada dalam sebuah perjalanan bersama keluarganya. Ribery saat itu duduk di jok belakang mobil; tak ada sabuk pengaman yang membelit tubuh kecilnya.
Terjadilah kejadian nahas itu. Mobil yang ditumpangi oleh Ribery dan keluarganya mengalami tabrakan dengan sebuah truk. Karena tidak mengenakan sabuk pengaman, Ribery terlempar ke depan dan berbenturan dengan kaca mobil.
Beruntung nyawa Ribery selamat dari kecelakaan tersebut. Namun akibat kecelakaan itu—selain meninggalkan ingatan yang akan selalu mengendap dalam memori Ribery—juga meninggalkan bekas luka dan jahitan yang tampak pada wajah sebelah kanannya. Karena kecelakaan itu, ia sampai harus mendapat seratus lebih jahitan.
Jahitan tersebut meninggalkan dua bekas luka panjang. Inilah yang membuatnya mendapat julukan “Scarface” dari beberapa rekan-rekannya. Ribery menerima julukan tersebut karena sering berbicara tentang masa lalunya.
Bagi Ribery kecil, ia tidak menjadikan rasa sakitnya memengaruhi dirinya terutama dalam upaya mengejar cita-citanya. Meskipun bekas luka tersebut membuatnya sering mendapat ejekan dari teman-teman semasa kecilnya itu tak memengaruhi kehidupannya.
Bola menjadi alat bermain Ribery kala waktu kecil. Ia lalu memulai karir sepakbolanya pada usia enam tahun dengan bergabung di tim junior klub amatir FC Conti de Boulogne. Setelah tujuh tahun disana. Pada tahun 1996, ia bergabung dengan Lille yang saat itu berkompetisi di divisi kedua.Â
Selama bermain di Lille, RibĂ©ry unggul dalam hal kecepatan dibanding rekan-rekannya. Tetapi selama disana, ia tidak bisa menjaga sikap yang akhirnya menyebabkan pemilik Lille melepasnya.Â
Namun, pada tahun 2012, saat konferensi pers menjelang pertandingan Liga Champions Bayern Munchen melawan mantan klubnya Lille, RibĂ©ry menjelaskan bahwa ia dilepas dari akademi Lille setelah menderita patah siku dan bahwa sebelumnya para petinggi Lille ingin turun dia dari akademi karena dianggap “terlalu kurus”.
Setelah meninggalkan Lille, Ribery kembali ke klub kota asalnya, US Boulogne. Setelah satu tahun bermain di tim kedua, ia dipromosikan ke tim utama. Ribery hanya mencatatkan 4 penampilan di musim debutnya ketika Boulogne yang bermain di divisi keempat promosi ke divisi ketiga.
Di musim selanjutnya, Ribery tampil dalam 25 penampilan dan mencetak 5 gol. Setelah dua musim bersama Boulogne, ia pindah ke Ales pada musim 2002/03 dan kemudian hijrah ke Stade Brestois di musim 2003/04. Namun sebelum merumput bersama Brest, Ribery sempat membantu ayahnya bekerja sebagai tukang bangunan.
Meskipun sukses bersama Stade Brestois, Ribéry berusaha bermain di Ligue 1,. Mimpinya mulai membuahkan hasil ketika manajer Metz, Jean Fernandez, menyukainya dan merekrutnya dengan status bebas transfer. Dan untuk pertama kalinya, Ribery akan bermain di kompetisi teratas liga prancis musim 2004/05 dengan memperkuat Metz.
Meski hanya setengah musim bermain di Metz, penampilannya cukup apik, Ribery bahkan sempat dibandingkan dengan Robert Pirez mantan pemain Metz. Setelah negosiasi perpanjangan kontrak yang berjalan buntu. Pada januari 2005, Ribery hengkang ke Turki untuk memperkuat Galatasaray.
Di Galatasaray, Ribery mendapatkan trofi pertamanya ketika memenangkan piala Turki 2005. Setelah enam bulan di Galatasaray, ia meninggalkan klub dengan cara kontroversial untuk kembali ke Perancis dan bergabung dengan Marseille.
Bersama Marseile, Ribery mengenakan kostum nomor 7 dan melakukan debut pada 30 juli 2005 melawan Bordeaux. Ribery mendapat kepercayaan penuh selama disana. Dan setelah jalani dua musim yang apik di Marseille dengan mencetak 18 gol dari 90 penampilan serta memenangkan Piala Intertoto.
Pada 2007, Ribery direkrut oleh Bayern Munchen dengan biaya 25 juta euro. Ribéry melakukan debut kompetitif untuk Bayern pada 21 Juli 2007 melawan Werder Bremen di babak pertama Premiere Liga pokal, mencetak dua gol dan juga membantu tim raih kemenangan 4-1.
Musim demi musim, Ribery terus menunjukan penampilan cemerlang, gol demi gol, assist demi assist terus ia persembahkan. Ribéry mengakhiri musim keduanya di Bayern dengan 36 penampilan serta mencetak 14 gol dan memberikan 19 assist di semua kompetisi.
Puncak penampilan Ribery di Bayern Munchen terjadi di musim 2012/13 dengan mempersembahkan trofi liga Champions serta dua gelar lain yakni Bundesliga dan DFB Pokal. Di musim itu, ia membukukan 11 gol dari 43 penampilan.
Selama perjalanan karirnya, Ribery bisa di bilang sebagai legenda Bayern Munchen karena pengabdiannya selama 12 musim di klub berjuluk FC Hollywood tersebut banyak memberikan kontribusi penting.
Meskipun sukses selama merumput di Jerman. Dengan memenangkan 9 gelar Bundesliga, 6 DFB-Pokal, satu Liga Champions UEFA dan satu Piala Dunia Klub, yang mencakup lima ganda dan satu treble. Serta mencetak 124 gol dari 425 penampilan di semua kompetisi.
Karir Frank Ribery juga tak bisa dilepaskan dari berbagai masalah cedera yang menimpanya. Memasuki musim 2014/2015, masalah cedera semakin menjadi mimpi buruk bagi Ribery. Bisa dibilang, ini adalah puncak dari berbagai permasalahan cedera yang dialami sebelumnya.
Setelah melewatkan enam pertandingan awal Bundesliga karena karena cedera tempurung lutunya kambuh lagi, Ribery terus dihantam permasalahan cedera hingga akhir musim. Selain itu, akibat serangkaian cedera yang ia alami saat itu, Ribery harus absen di ajang Piala Dunia 2014.
Paling parah, adalah cedera engkel yang membuatnya menepi selama 263 hari. Akibatnya, hingga musim 2015/16 ia banyak menghabiskan waktu di ruang perawatan. Dari awal musim, ia harus absen hingga bulan November. Ironisnya, setelah dinyatakan pulih dari cedera pergelangan kaki, ia kembali mengalami cedera otot. Padahal, saat itu ia baru tampil dalam satu pertandingan.
Tak hanya gemilang di level klub, Ribery juga memancarkan sinarnya di level tim nasional. Setelah dua tahun menjadi andalan timnas u-21 prancis. Ribery melakoni debut timnas senior pada 27 mei 2006 dalam laga uji coba kontra Meksiko. Di mana Prancis menang 1-0.
Penampilan gemilangnya di laga persahabatan membuatnya masuk ke skuad piala dunia. Pada piala dunia pertamanya, Ribery menjadi pilihan utama pelatih Raymond Domenech. Ia juga mencetak gol internasional pertamanya saat melawan Spanyol dan bermain di pertandingan final melawan Italia. Sayang, meski kalah performa Ribery menuai banyak pujian.
Sejak saat itu, jika tidak alami cedera, nama Ribery akan selalu menghiasi skuad timnas Prancis. Antara 2006 hingga 2014, ia telah membela tim nasional Perancis sebanyak 81 kali dan menciptakan 16 gol. Ribery telah mewakili negaranya di dua Piala Dunia, selain 2006 ia juga tampil di piala dunia 2010. ia juga tampil di piala eropa 2008 dan 2012.
Secara individu, Ribery termasuk pemain yang sering menerima penghargaan. Ia menjadi pemenang tiga kali untuk French Player of the Year dan juga telah memenangkan German Footballer of the Year yang membuatnya menjadi pemain bola pertama yang memegang kedua gelar kehormatan.
Ribery juga dinobatkan sebagai anggota UEFA Team of the Year dan mengumumkan Young Player of the Year di Perancis. Pada 2013, Ribery memenangkan UEFA Best Player di Europe Award.Â
Dan masih banyak lagi penghargaan yang ia terima seperti pemain muda terbaik Ligue 1 2006, pemberi assist terbanyak di Bundesliga selama tiga kali dan pemain terbaik piala dunia antar klub 2013.
Sejak lahir Ribery merupakan seorang kristiani. Namun ia pindah keyakinan setelah menikah dengan wanita muslim bernama Wahiba. Setelah menjadi muslim, dia menambahkan nama Bilal di tengah namanya itu, menjadi Franck Bilal Ribery.
Ribery juga merupakan mualaf yang taat. Selain menjalankan ibadah secara rutin, dia juga selalu berdoa dengan khusyuk sesaat sebelum pertandingan dengan mengangkat tangannya. Bahkan, ia sering menolak untuk meminum bir ketika merayakan juara bersama tim yang dibelanya.
Sikap muslim sejati Franck Ribery merambah ke dunia bisnis. Pada 2012, dirinya membuka sebuah bar yang sama sekali tak menggunakan alkohol. Bar milik Ribery dinamai O’Shahiz dan hanya menyediakan berbagai jus dan minuman ringan saja.
Meski terkenal pesepak bola taat. Namun, Ribery pernah terganjal kasus prostitusi ilegal karena mengajak kencan perempuan yang masih dibawah umur. Saat itu, ia melakukannya bersama Karim Benzema. Akan tetapi, setelah diselidiki kedua pemain Prancis itu tak terbukti bersalah.
Pemain sayap bertinggi 170 cm ini merupakan pemain yang sangat jahil. Dirinya sering melakukan aksi jahil dengan skuat Bayern Munchen. Tak hanya pemain, pelatih pun juga ikut terkena sikap usil dari Ribery.
Dalam keluarga, Ribery mempunya dua adik laki-laki yang sama-sama menjadi pesepak bola bernama Francois dan Steven. Ribery juga sering muncul sebagai bintang iklan, ia pernah muncul di sampul video Game FIFA EA Sports dan FIFA 09.
Kini, Ribery menjalani kehidupan yang baru dengan memperkuat Fiorentina di musim 2019/20. Setelah pensiun nanti nama Frank Ribery akan selalu dikenang sebagai pesepak bola terbaik yang pernah ada.