Jacob Harry Maguire lahir pada 5 maret 1993 di Sheffield, Inggris. Maguire berasal dari awal yang sederhana dengan latar belakang keluarga kelas menengah. Ayahnya merupakan mantan pesepak bola sedangkan ibunya adalah sosok wanita yang luar biasa disiplin.
Sejak dini, Maguire sudah mencintai sepak bola, dengan diberkati bakat yang luar biasa, ia memiliki cita-cita tinggi yakni menjadi pemain sepak bola papan atas.
Pada akhir 90-an, selepas pulang sekolah dengan masih mengenakan seragam, Maguire pergi ke taman atau ladang hijau di luar rumah saat masa kecilnya di Chapeel Street, Mosborough untuk bermain sepak bola bersama teman-temannya.
Saat itu, Maguire juga sering bermain dengan kakaknya yang bernama Joe dalam sebuah turnamen yang bertajuk May Day. Saat kecil hingga beranjak remaja, Maguire lebih banyak bermain sebagai seorang gelandang.
Penampilan apiknya di tim lokal membuat Maguire bergabung dengan Barnsley dan kemudian ke Sheffield United.
Selama berada di akademi Sheffield United, Maguire cukup beruntung karena dipercaya sebagai pemain inti bersama dengan Kyle Walker dan John Stones. Di sana, Maguire menjadi remaja yang berhasil melewati beberapa tahapan dalam level pemuda.
Di akademi Sheffield, Maguire mulai sering ditempatkan sebagai bek tengah. Pria yang Miliki postur tubuh cukup tinggi ini merupakan pemain yang berkepala dingin, dan tenang saat bermain. John Terry dan Rio Ferdinand merupakan pemain idolanya sekaligus panutannya.
Pada april 2011, saat usianya 18 tahun, Maguire melakoni laga pertamanya di tim senior Sheffield kala melawan Cardiff City. Walau baru masuk lapangan di awal babak kedua, namun Maguire mampu menjalankan perannya dengan sangat baik di atas lapangan. Di akhir laga, ia dinobatkan sebagai Man of The Match.
Ketika musim 2010/11 berakhir, Sheffield hanya mampu duduk di peringkat ke-23 klasemen akhir Divisi Championship. Itu artinya mereka harus terdegradasi ke divisi ketiga. Kendati demikian, Maguire memutuskan untuk tetap bersama Sheffield.
Keputusan tepat. Maguire semakin memukau penampilannya di musim 2011/12. Hasilnya, selain berhasil membawa Sheffield promosi dari divisi ketiga, Maguire juga meraih penghargaan sebagai Player of The Year dan Young Player of The Year dari Sheffield United di akhir musim.
Jelang memasuki musim 2014/15, Maguire mengakhiri kebersamaannya dengan Sheffield setelah ia menerima tawaran dari Hull City. Maguire menyetujui dana senilai 2,5 juta paun atau sekitar Rp 43 miliar yang ditawarkan Hull untuk tiga tahun masa bakti.
Salah satu alasan yang mendorongnya untuk bergabung bersama Hull ketika itu adalah agar dirinya bisa bermain di Liga Primer Inggris. Dengan begitu, kesempatannya untuk bisa membela Timnas Inggris pun akan semakin terbuka lebar.
Akan tetapi alih-alih menjadi pemain utama di Hull, Maguire malah lebih sering menghangatkan bangku cadangan. Setelah hanya tampil sebanyak enam kali, Maguire bergabung dengan Wigan Athletic yang berlaga di Championship dengan kontrak pinjaman satu bulan pada 10 Februari 2015.
Setelah masa singkat pinjamannya di Wigan, Maguire kembali ke Hull. Nahas timnya harus terjun ke divisi kedua. Dan ketika Hull bermain di Divisi Kedua pada musim 2015/16, Maguire masih saja menjadi pemain pelapis.
Kejenuhan adalah hal yang niscaya dirasakan Maguire di tengah kondisi demikian. Dan salah satu cara yang dilakukannya untuk mengusir kejenuhan adalah dengan melakukan hal yang ia sukai. Apalagi kalau bukan menyaksikan laga Timnas Inggris.
Saat itu bertepatan dengan momen Piala Eropa 2016. Maguire bersama beberapa kawannya berangkat dari Inggris ke Perancis untuk menyaksikan laga antara Timnas Inggris melawan Slovakia yang digelar di Stadion Geoffroy Guichard, Saint-Etienne. Empat hari sebelumnya, Maguire juga telah menyaksikan laga antara Timnas Inggris melawan Wales.
Meski tampil 33 kali dan kebanyakan sebagai pemain pengganti, Maguire mampu mengantarkan Hull City promosi ke Liga Primer pada musim 2016/17. Lagi-lagi, Hull City hanya mampu mengakhiri musim dengan finis di peringkat ke-18. Artinya, klub berjulukan The Tigers itu langsung terdegradasi lagi ke divisi Championship.
Namun, Maguire akhirnya tidak mengikuti jejak Hull City karena dibeli Leicester City pada Juli 2017 dengan biaya transfer sekitar 12 juta paun atau setara Rp 205 miliar. Di klub itulah, namanya mulai dikenal sebagai bek potensial Inggris.
Debutnya bersama The Foxes terjadi pada 11 Agustus 2017 saat menelan kekalahan 3-4 dari Arsenal. Delapan hari kemudian ia mencetak gol pertamanya untuk Leicester. Maguire bermain di setiap menit musim 2017/18 dan dianugerahi Leicester City Player of the Season.
Maguire terus menjadi pemain Inti Leicester City di musim 2018/19, torehan 3 gol dari 32 penampilan kemudian membuatnya di boyong Manchester United dengan biaya transfer 80 juta paun atau 1,3 triliun yang menjadikannya bek termahal mengalahkan Virgil Van Dijk.
Di Man United, Maguire mengenakan kostum nomor 5 yang pernah dikenakan idolanya, Rio Ferdinand. Debutnya ketika melawan Chelsea langsung berbuah manis ketika ia dinobatkan sebagai man of the match setelah bawa setan merah menang 4-0.
Di level Internasional, setelah sempat mendapat panggilan timnas u-21 pada 2012. Maguire melakukan debut di timnas senior dalam laga tandang melawan Lithuania yang dimenangkan Inggris dengan skor 1-0 pada september 2017. Ia lalu menjadi pemain inti di piala dunia 2018 yang mana dirinya berhasil cetak 1 gol dan bawa Inggris finis di peringkat ke empat.
Dalam kehidupan pribadinya, di balik laki-laki hebat pasti ada perempuan hebat. Dia adalah Fern, kekasih Maguire. Maguire telah menjalin hubungan bersama Fern selama tujuh tahun. Pasangan ini bertunangan pada Februari tahun 2018 dan pada april 2019 mereka dikaruniai seorang anak.
Dalam keluarganya,Maguire bukanlah pesepak bola satu-satunya. Kakaknya, Joe, yang dua tahun lebih tua, saat ini bermain untuk klub League Two bernama Crawley Town dengan status pinjaman dari Fleetwood Town. Sementara adik laki-lakinya, Laurence, saat ini bermain untuk Chesterfield dan menjadi kapten England C yakni tim non-liga profesional.
Ada hal unik, ketika Maguire mendapat panggilan pertamanya di timnas senior Inggris. Kala itu, Maguire tiba di sesi latihan pertamanya di Timnas Inggris, St Georges Park dengan semua barang-barangnya di kantong sampah. Itu sebabnya banyak orang di media sosial mengatakan bahwa dia terlihat seperti mahasiswa baru.
Pemain yang ramah dan tidak mementingkan diri sendiri ini terus menunjukan permainan konsistennya bersama skuad setan merah.