Kalidou Koulibaly lahir pada 20 Juni 1991 di Saint-Die-des-Vosges, Prancis. Ia lahir dari keluarga yang terbilang biasa-biasa saja. Ibunya adalah seorang petugas kebersihan, sementara sang ayah merupakan karyawan di pabrik gergaji.
Keluarganya termasuk kedalam bagian dari orang-orang Afrika yang bermigrasi ke Prancis. Tujuannya adalah untuk mendapat kehidupan yang lebih baik.
Koulibaly menceritakan bahwa kehidupan kecilnya di Prancis berjalan begitu baik. Ia berteman dengan orang-orang dari bermacam-macam latar belakang. Bahkan Koulibay menyebut kalau ia dan teman-temannya memiliki warna kulit, mata, hingga bentuk tubuh yang berbeda.
Di tempat tinggalnya di Prancis, Koulibaly berteman dengan orang-orang Turki, Arab, dan Senegal itu sendiri. Ia merasa begitu nyaman dalam kehidupan yang penuh warna.
Koulibaly pertama kali bermain bola saat mengunjungi tempat asalnya di Senegal. Saat itu ia mengaku kaget karena anak-anak disana bermain tanpa menggunakan sepatu. Ia sampai berinisiatif untuk membelikan anak-anak itu sepatu. Namun ibunya melarang dan malah mengatakan kalau Koulibaly harus melepas sepatunya.
Meski awalnya ragu, Koulibaly merasa bahwa pengalaman itu adalah yang paling indah. Ia bisa merasakan kegembiraan yang begitu luar biasa. Dan sejak saat itu, ia terus menekuni bakat sepak bolanya.
Koulibaly memulai karirnya bermain untuk tim junior klub kelahirannya SR Saint-Die. Ia menghabiskan dua musim bermain untuk tim senior di Championnat de France Amateur 2, sebelum akhirnya bergabung dengan akademi muda klub profesional Metz pada 1 Juli 2009.
Bersama Metz, Koulibaly membantu tim U-19 klub tersebut dalam memenangkan Coupe Gambardella musim 2009/10, setelah tim yang dibelanya mengalahkan Sochaux dengan skor 5–4 melalui adu penalti di partai final.
Di awal musim 2010/11, Koulibaly menandatangani kontrak profesional pertamanya bersama Metz.
Dia kemudian dipromosikan ke tim senior oleh manajer baru Dominique Bijotat. Koulibaly melakukan debut profesionalnya pada 20 Agustus 2010 dalam pertandingan liga melawan Vannes. Koulibaly tampil sebagai pemain pengganti dalam kemenangan 1-0. Pada 15 April 2011, ia mencetak gol pertamanya untuk FC Metz, saat mereka bermain imbang 3–3 melawan Clermont.
Tiga hari kemudian, Koulibaly menandatangani perpanjangan kontrak tiga tahun dengan klub, atau sampai 2014.
Berada dilini pertahanan tim, Koulibaly dikenal sebagai pemain yang tidak mudah terpancing emosi. Ia punya cara sendiri untuk menghalau serangan lawan dan kerap melakukan tekel-tekel tepat. Itulah mengapa ia selalu menjadi pilihan utama FC Metz.
Namun meski sudah memperpanjang kontrak dengan FC Metz, Koulibaly memutuskan untuk pindah ke RC Genk. Koulibaly meninggalkan Metz sebagai salah satu pemain terbaik klub tersebut. Ia mengoleksi 42 penampilan dan masuk dalam daftar 10 pemain termahal yang pernah dijual Metz.
Menurut Transfermrkt, dana 1,3 juta Euro yang didapat dari Koulibaly saat itu hanya lebih rendah dari Miralem Pjanic (7,5), Jocelyn Blanchard (6,5), Franck Ribery (5), Faryd Mondragón (4,5), Sadio Mane (4), Emmanuel Adebayor (3,2), Louis Saha (3,15), Sebastien Bassong (1,8), dan Papiss Demba Cissé (1,5).
Koulibaly bergabung dengan klub Belgia Genk pada 29 Juni 2012 setelah menyetujui kontrak empat tahun. Pada 23 Agustus 2012, Koulibaly melakukan debut untuk Genk di babak kualifikasi play-off Liga Europa, dimana mereka dikalahkan oleh tim Swiss Luzern dengan skor 2-1 di leg pertama.
Sejak pertama kali mendarat di Genk, Koulibaly selalu menjadi pilihan utama.
Di musim 2013/14, Koulibaly semakin mengukuhkan diri sebagai salah satu pemain terbaik di posisi bek tengah. Saat itu, ia menjalin kemitraan yang begitu ampuh dengan Kara Mbodji.
Ia kemudian mencetak dua gol dalam dua pertandingan antara 6 Oktober 2013 dan 19 Oktober 2013. Namun kegemilangan nya di Genk malah menimbulkan kegelisahan di klub. Pasalnya, sudah banyak sekali yang memperhatikan bakat Koulibaly.
Saat itu, Napoli menjadi tim yang terus menjadi penonton setia Koulibaly di tiap pertandingan. Jadilah pada tahun 2014, Genk tidak bisa menolak tawaran Koulibaly.
Saat pertama kali gabung Napoli, ia mengaku langsung dijejali berbagai taktik yang membosankan oleh Rafael Benitez. Benitez menukangi Napoli sejak tahun 2013. Ia mengisi posisi itu setelah pelatih sebelumya yakni Walter Mazzarri hengkang. Saat itu, Koulibaly didatangkan dengan nilai 6,5 juta pounds saja.
Koulibaly kemudian menjelma menjadi pilar lini belakang yang sangat tangguh. Ia juga menjadi salah satu bek tengah terbaik di pentas Serie A dan Eropa.
Namun begitu, kesan pertamanya terhadap Benitez tetaplah membosankan.
Koulibaly mengungkapkan bahwa setelah menjalani tes medis, Benitez langsung mengajaknya makan siang. Dan ternyata itu bukan makan siang biasa. Di meja makan saat itu, kala makanan belum tiba, Benitez menggunakan gelas-gelas kosong untuk memperkenalkan taktiknya kepada Koulibaly. Pemain berkebangsaan Senegal yang kebingungan pun hanya mampu berfikir, “apakah orang ini gila?”
Intens-nya Benitez soal taktik tak berhenti sampai di situ. Pernah suatu saat ketika Koulibaly kembali dari liburan, eks bos Newcastle itu langsung menguncinya di suatu ruangan.
Di ruangan juga ada head of video analys Napoli. Orang tersebut kemudian memutarkan video cuplikan-cuplikan pertandingan Koulibaly. Semua permainan terbaiknya saat mengumpan, mendribel bola dan melancarkan tekel.
Benitez kemudian terus menunjukkan video lain kepada Koulibaly. Video itu berupa pertandingan yang sangat membosankan. Hal-hal yang normal di atas lapangan. Tapi ternyata, menurut Benitez, Koulibaly banyak melakukan trik sampah. Sang pelatih mengaku kalau Koulibaly hanya unggul dalam kekuatan saja. Kalau lawannya lebih pintar, maka jelas kekuatan tak berarti apa-apa.
Namun apa yang telah dilakukan Benitez membuat Koulibaly sadar. Ia mengaku bahwa segala hal sederhana yang diterapkan sang pelatih sangatlah berguna.
Ia menyebut mantan pelatih Liverpool tak hanya membantu dalam hal taktik namun juga soal adaptasi di negara Italia. Selain itu mantan bek Racing Genk tersebut juga menyanjung dukungan tifosi Napoli.
Pasca kepergian Benitez, Koulbaly mendapat pengganti yang jauh lebih mengagumkan. Maurizio Sarri, pelatih yang awalnya diragukan malah memberi banyak kenangan indah bagi Napoli, khususnya Koulibaly itu sendiri.
Dalam kepemimpinana Sarri, Koulibaly menceritakan satu momen bersama sang pelatih yang terbilang menakjubkan, tapi juga amat menjengkelkan.
Koulibaly mengungkapkan bahwa Maurizio Sarri pernah memaksanya meninggalkan istrinya yang baru melahirkan, hanya untuk menempatkannya di bangku cadangan Partenopei.
Pada suatu waktu di bulan Januari 2016, Napoli akan berduel dengan Sassuolo. Jelang duel tersebut, Sarri menggelar sesi analisa lawan melalui video.
Di tengah sesi, istri Koulibaly menelponnya. Bek asal Senegal itu awalnya enggan menerima panggilan itu karena tahu Sarri tak mau sesi itu diganggu.
Akan tetapi pada akhirnya, Koulibaly menerima telepon tersebut. Ternyata istrinya yakni Charline akan segera melahirkan. Namun ternyata saat akan menemui istrinya, Sarri melarangnya pergi. Setelah berdiskusi, Sarri akhirnya mengizinkannya pergi.
Koulibaly langsung bergegas menemui istrinya. Ia pun bisa hadir tepat waktu untuk mendampingi sang istri melahirkan putra pertama mereka, Seni.
Akan tetapi hanya dua jam setelah meninggalkan markas Napoli, Sarri menelpon Koulibaly. Ia mendesak sang bek agar segera balik secepatnya demi mempersiapkan diri menghadapi laga lawan Sassuolo.
Sang istri kemudian memberikan izin pada Koulibaly untuk kembali ke stadion. Namun setelah sampai di stadion, bek berusia 28 tahun ini mendapat kejutan. Sarri tidak langsung memainkan Koulibaly, namun terlebih dulu menempatkannya di bangku cadangan.
Rencana Sarri di laga itu berhasil. Napoli awalnya tertinggal 1-0. Akan tetap mereka bisa berbalik menang 3-1.
Koulibaly sendiri dimainkan di laga itu. Ia turun di babak kedua, saat laga tersisa 22 menit. Meski kisahnya dengan bos yang kini membesut Juventus itu terdengar negatif, namun ia menegaskan sebaliknya.
Koulibaly mengatakan kalau itu adalah momen tergila Sarri.
Sejauh ini, Koulibaly masih menjadi salah satu bek terbaik di dunia. Selama empat tahun berturut-turut, Kalidou Koulibaly mengisi tim terbaik Serie-A Italia. Membuat bek Senegal itu menjadi salah satu pemain yang paling sering mengisi tim terbaik divisi sepakbola tertinggi Negeri Pizza.
Setidaknya hingga 2019, hanya Gianluigi Buffon dan Giorgio Chiellini yang pernah mengisi daftar susunan terbaik Serie-A, yakni sebanyak 5 kali.
Kemampuan Koulibaly sudah tidak bisa dipungkiri lagi. Bahkan bedasarkan hasil pemungutan suara Ballon d’Or 2019, ia merupakan salah satu bek yang paling banyak dipilih. Tercatat dalam 25 pemain dengan suara terbanyak di Ballon d’Or 2019. Dengan pencapaian tersebut, jelas Napoli mematok harga tinggi untuk jasa Koulibaly.
Presiden Napoli Aurelio De Laurentiis bahkan mengatakan harga Koulibaly akan lebih mahal dibandingkan Harry Maguire, bek termahal dunia saat ini yang harganya 80 juta euro.
Di level Internasional, Koulibaly sejatinya bisa memilih ingin bermain untuk Timnas Prancis atau Senegal.
Di usia muda, ia sempat bermain untuk Prancis dalam ajang Piala Dunia FIFA U-20 di Kolombia. Namun, pada September 2015, ia yakin untuk membela timnas Senegal.