Nabil Fekir lahir pada tanggal 18 juli 1993 di Decines, daerah di pinggiran kota Lyon, Prancis. Fekir merupakan anak pertama. Ayahnya, Mohamed bekerja sebagai karyawan di sebuah pabrik industri, sedangkan ibunya adalah pekerja sosial.
Fekir memiliki darah Aljazair karena kedua orang tuanya merupakan imigran asal Aljazair. Fekir tumbuh bersama adik-adiknya yaitu : Tarik, Hamza, Yasin. Nama terakhir juga berkiprah sebagai pesepak bola.
Semua saudaranya menghabiskan kehidupan awalnya di Distrik Jacques Monod, sebuah lingkungan dengan budaya Aljazair yang sangat kental. Sejak usia dini, Fekir sudah mencintai permainan sepak bola. Saking senangnya dengan sepakbola ia bahkan menyulap Ballon atau Jeruk menjadi Bola yang sering ia mainkan siang dan malam.
Semakin tumbuh, Fekir kemudian sering menghabiskan waktu malam dengan bermain bola di sebuah ladang di desanya. Tekadnya yang sangat kuat terhadap sepak bola membuatnya bergabung dengan klub lokal di daerahnya, AC Villeurbanne pada usia enam tahun.
Kebetulan di klub tersebut juga terdapat banyak anak keturunan Aljazair yang bermain. Setelah menimba ilmu selama satu tahun, Fekir pindah ke FC Vaulx en Velin.
Klub tersebut adalah klub yang ramah keluarga, yang kemudian menjadikan ayah Fekir sebagai wakil presiden di klub tersebut. Bahkan saat bermain disana Fekir sama seperti pemain lainnya yang mempunyai cita-cita tinggi yakni bermain di akademi sepakbola besar seperti Olympique Lyon.
Pada tahun 2003, Fekir akhirnya memutuskan untuk pindah dari pinggiran kota Lyon ke klub lain yang lebih dekat impiannya untuk bermain di Olimpique Lyon. Ia bergabung dengan klub sederhana bernama SC Caluire, klub yang lebih baik yang mampu membawanya untuk mengembangkan bakatnya.
Di klub tersebut, Fekir menjadi pemain yang paling menonjol diantara rekan-rekannya, Manajernya kala itu mengatakan bahwa Fekir mencintai sepakbola lebih dari segalanya, Fekir merupakan seorang anak yang memiliki hasrat tinggi untuk berkembang.
Manajernya juga berkata bahwa Fekir pemain yang memiliki kecepatan serta teknik individu yang baik. Pada usia 12 tahun, Fekir tampil dalam kejuaraan remaja di mana dirinya terpilih sebagai pemain terbaik.
Performa apik Fekir membuat pemandu bakat Olympique Lyon tertarik dan membawanya untuk mengikuti seleksi. Penampilan memukaunya dalam seleksi akhirnya mampu menarik minat Lyon untuk merekrutnya.
Di usia 12 tahun, Fekir resmi bergabung dengan akademi Lyon. Sayangnya Fekir gagal mengatasi tekanan di Olympique Lyon saat dirinya harus bersaing dengan pemain-pemain terbaik dan menghadapi lawan-lawan yang lebih tangguh.
Akhirnya pada usia 14 tahun tepat di tahun 2008, Fekir benar-benar tak mampu mengatasi tekanan yang terjadi. Fekir akhirnya dilepas oleh Lyon, pihak klub memiliki alasan tersendiri, menurutnya Fekir mempunyai tubuh yang kecil dan lemah. selain itu Fekir juga dianggap tidak percaya diri dan tidak terlalu kuat.
Disaat teman-temannya yang juga gagal menjalani karir bersama akademi Lyon menangis, Fekir mampu menunjukan kedewasaan dengan tidak menangis.
Meski sempat kecewa, Fekir tidak putus asa, ia lalu kembali memperkuat FC Vaulx en Velin. Di klub itu Fekir bermain selama kurang lebih tiga tahun sebelum bergabung dengan Saint Press di usia 17 tahun.
Fekir menjalani karir muda nya dengan bekal semangat, tekad yang kuat dan kesabaran, meski ia beberapa kali mendapatkan hinaan ia tidak mudah menyerah.
Selain itu, Fekir juga remaja yang sederhana. Saat berusia 17 tahun, ia enggan membeli ponsel meskipun ia memiliki uang untuk membelinya. Saat ingin membelinya ia harus melapor kepada sang ayah terlebih dulu.
Fekir muda mampu menunjukan penampilan yang mengesankan bersama Saint Press hingga dirinya mampu menarik minat klub-klub Prancis. Bahkan Olympique Lyon, klub yang sempat mengusirnya kembali mendekatinya.
Setelah berpikir panjang dan melakukan konsultasi dengan beberapa pihak. Nabil Fekir yang memang mempunyai keinginan yang kuat untuk bermain dan meraih kesuksesan bersama Lyon akhirnya menerima pinangan Lyon.
Fekir harus berjuang terlebih dahulu di tim Lyon B sebelum pada 2013 ia masuk ke tim utama. Ia melakukan debut tim utama Lyon pada 28 Agustus 2013 dalam laga play-off Liga Champions kontra Real Sociedad, yang mana timnya harus telan kekalahan 2-0.
Tiga hari kemudian Fekir melakukan debut Ligue 1, bermain penuh selama 90 menit saat kalah 2-1 dari Evian TG. Sementara gol kompetitif pertamanya ia cetak ke gawang Bastia pada april 2014. Selain gol ia juga membuat dua assist dalam kemenangan 4-1 atas Bastia.
Musim pertamanya bersama Lyon tidak terlalu mengesankan, Fekir hanya cetak 1 gol dari 17 penampilan di semua ajang.
Fekir mulai tampil secara reguler selama musim 2014/15. Pada 19 Maret 2015 ia telah mencetak 11 gol dan membantu 7 dalam 25 pertandingan musim 2014/15 di Ligue 1, penampilan apiknya membuatnya mendapat panggilan timnas untuk kali pertama.
Pada 17 Mei 2015, ia dinobatkan sebagai Pemain Muda Ligue 1 of the Year dan mendapat tempat di Tim of the Year. Ia menyelesaikan musim Ligue 1 musim tersebut dengan 13 gol dan 9 assist.Â
Pada 29 Agustus 2015, Fekir mencetak hattrick dalam kemenangan tandang 4-0 atas Caen di Ligue 1. Sayang Fekir harus melewatkan sebagian besar musim 2015/16 dengan berada di ruang pemulihan karena ia alami cedera ligamen lutut yang sobek. Tercatat ia hanya tampil sebanyak 9 kali dan mencetak 4 gol.
Setelah pulih, Fekir kembali tampil dan menunjukan ketajamannya di musim 2016/17 di mana ia torehkan total 14 gol dari 49 laga di semua ajang. Pada 27 september 2016 Fekir sempat melakukan debutnya di Liga Champions saat berhadapan dengan Sevilla.
Pada awal Agustus 2017, setelah kepergian Maxime Gonalons ke AS Roma, Fekir diangkat sebagai kapten klub. Tiga bulan berikutnya, ia mencetak dua gol dalam kemenangan tandang 5-0 diajang Ligue 1 atas rival sengitnya AS Saint-Etienne.
Musim kelimanya bersama Lyon dihiasi dengan torehan 23 gol dari 39 pertandingan di semua kompetisi. Berkat performa brilian, Fekir mendapat tempat di tim nasional Prancis yang berlaga di piala dunia. Di turnamen tersebut Fekir bermain 6 kali dan kesemuanya sebagai pemain pengganti.
Pada musim berikutnya, jumlah gol yang diciptakan Fekir menurun, ia hanya mampu bobol gawang lawan sebanyak 12 kali dari 39 laga. Lalu Musim panas 2019 Fekir hijrah ke Real Betis dengan biaya 28 juta euro atau sekitar Rp 448 miliar.
Debut kompetitifnya terjadi saat melawan Real Valladolid di La Liga, dalam laga berikutnya Fekir cetak gol ke gawang Barcelona.
Dalam pentas Internasional, Fekir melakukan debut pada 26 maret 2015 melawan Brasil. Sayang laga itu berakhir dengan kekalahan 1-3. Setelah menjadi bagian Les Bleus yang keluar sebagai juara piala dunia 2018, hingga kini Fekir telah bukukan 22 caps dan mencetak 2 gol.
Selama perjalanan karirnya Fekir sudah dua kali gagal mendarat di Anfield. Pertama karena cedera lutut. Kedua karena Liverpool dianggap tidak konsisten. Menjelang musim panas 2019, Liverpool dan Fekir lagi-lagi dikaitkan. Saat itu, Fekir sampai memecat agennya untuk memastikan kepindahannya dari Lyon.
Seperti yang telah disinggung diawal, Fekir merupakan orang yang hidup dalam kesederhanaan. Pernah suatu ketika, saat masih remaja Fekir pernah diberi uang oleh ibunya sebesar 60 euro untuk membeli sepasang sepatu baru. Alih-alih membeli satu pasang, Fekir justru membeli dua dan terus menggunakannya karena alasan ekonomis.
Bahkan meskipun saat ini Fekir telah menjadi orang kaya, ia masih tetap melanjutkan sifat sederhananya itu. Misalnya ia menganggap mobil resmi Olympique Lyon cukup untuk menjadi satu-satunya mobil yang ia miliki dan tidak berhasrat untuk beli mobil baru.
Dalam masa-masa terbaiknya, Pemain yang berposisi Gelandang serang ini sempat disebut sebagai penerus tahta Zinedine Zidane sebagai pemimpin timnas Prancis. Ia pun sudah menunjukkan kemampuannya sebagai seorang pemimpin saat masih di Lyon.
Di usianya yang masih 26 tahun, Fekir masih mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk menjadi pesepak bola yang hebat.