Raul Gonzalez Blanco, lahir pada 27 Juni 1977 di Madrid, pinggiran kota dari San Cristobal de Los Angeles. Setelah menjadi anggota tim amatir San Cristobal de Los Angeles, ayahnya mendaftarkan Raul ke tim muda Atletico Madrid pada umur 13 tahun.
Ayahnya, don Pedro adalah penggemar Atletico Madrid yang merupakan klub dimana Raul bermain setelah dalam jangka waktu yang pendek ia tampil di klub San Cristobal.
Raul kemudian baru pindah ke Real Madrid setelah Atletico menutup akademi mereka sebagai bagian dari pengetatan bujet klub. Selain itu, para pelatih Atletico Madrid sebelumnya tidak melihat ada sesuatu yang spesial pada Raul karena ia sangat kurus dan lemas.
Pasca pergi dari Atletico, Raul menjadi bagian dari tim Real Madrid C dan langsung masuk ke tim utama pada musim 1994/95.
Pada tahun 1995, Raul juga turut menapaki karier sempurna di timnas Spanyol. Sebagai salah satu pemain termuda di tim, Raul turut membawa Spanyol hingga semifinal Piala Dunia U-20 tahun 1995. Beberapa pemain Asia yang akan meroket namanya di liga Eropa juga turun dalam turnamen tersebut, seperti Mark Viduka dari Australia dan Hidetoshi Nakata dari Jepang.
Raul memulai karirnya di timnas senior Real Madrid saat berumur 17 tahun empat bulan. Adalah Jorge Valdano yang mempromosikannya dan sejak itu ia tak tergeser dari skuad utama El Real.
Bagi Madridista di era 90-an, nama Raul adalah sebuah ikon kebanggaan bagi Spanyol dan Real Madrid. Jika dalam starting line-up terdapat nama si pemilik nomor 7 itu, fans Madrid tak perlu memiliki cemas berlebihan. Sebab, seorang Raul selalu menunjukkan tajinya sebagai penyelamat bagi Real Madrid. Angel Cappa, seorang mantan asisten pelatih Real Madrid, mendeskripsikan bahwa Raul adalah pemain yang tiba-tiba sangat sempurna saat berada di lapangan.
Namun perlu dicatat bahwa saat memulai debut dengan Real Madrid, pria yang mencatatkan berbagai tinta emas di buku pencetak gol Madrid ini memulai kariernya di Santiago Bernabeu dengan kurang meyakinkan. Raul gagal memanfaatkan segudang peluang emas pada laga pertamanya bersama Los Blancos, yakni saat melawan Zaragoza pada 29 Oktober 1994.
Setelah laga pertamanya yang mandul tadi, Raul menghadapi Atletico pada partai kedua memperkuat Madrid. Kali ini ia langsung memanfaatkan peluang dan mencatatkan gol pertama laga dalam derbi yang berakhir 4-2 bagi Madrid tersebut.
Raul memiliki gaya bermain yang fleksibel. Meski lebih senang diposisikan sebagai striker murni, ia juga tidak menolak saat diposisikan sebagai penyerang lubang bahkan sebagai gelandang serang. Penampilannya bahkan tidak mengecewakan dan layak mendapat pujian.
Mantan rekan setim Raul, Fernando Hierro, pernah mengatakan bahwa sang striker tak punya keunggulan dalam satu bidang. Namun Raul berbakat dalam seluruh kriteria. Ia rajanya dan selalu tampil maksimal dalam setiap laga.
Raul sendiri selalu merayakan gol dengan mencium cincin kawin di jari kanannya sejak menikah dengan supermodel, Mamen Sanz, pada Juli 1999. Selebrasi tersebut menjadi salah satu perayaan gol paling ikonik di dunia sepak bola hingga kini.
Mereka memiliki 4 anak laki-laki. Anaknya yang pertama bernama Jorge lahir 25 Februari 2000.
Namanya diambil dari Jorge Valdanao yang dahulu adalah pemain sepak bola dari Argentina. Anaknya yang ke-dua Hugo, lahir 20 November 2002. Namanya diambil dari pahlawan masa kecil Raul yaitu Hugo Sanchez. Anaknya yang ke-3 dan ke-4 adalah si kembar Hector dan Mateo yang lahir 17 November 2005.
Ia suka membaca, terutama buku karangan Arturo Perez Reverte dan ia suka mendengarkan berbagai jenis lagu Spanyol. Ia juga menikmati berburu dan menonton perkelahian banteng.
Raul merupakan pemain kunci di 6 gelar besar Real Madrid dari tahun 1998 sampai 2003. Dengan Real, ia memenangi 3 kejuaraan antar Eropa (Liga Champions UEFA) pada tahun 1998, 2000, dan 2002. Ia juga mencetak gol penentu di partai final Liga Champions 2000.
Di domestik, ia memenangi 5 piala La Liga Spanyol di tahun 1997, 2001, 2003, 2007 dan 2008. Setelah Fernando Hierro pensiun dari timnas spanyol tahun 2002, Raul menjadi kapten untuk Real Madrid dan Spanyol.
Pada tanggal 28 September 2005, ia menjadi pemain pertama yang mencetak 50 gol di ajang Liga Champions UEFA pada penampilannya yang ke 97, melewati pemain legenda Real Madrid, Alfrado Di Stefano. Saat itu ia bermain melawan tim tangguh Olympiakos dari Yunani.
Prestasinya di timnas Spanyol juga tak bisa dipandang sebelah mata. Selain menjadi pencetak gol terbanyak untuk Spanyol dengan 44 gol dari 102 caps, di pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2006 pada tanggal 12 Oktober 2005 saat Spanyol menghadapi San Marino, ia melebihi rekor Fernando Hierro sebagai kapten Spanyol yang paling banyak tampil dalam sejarah Spanyol.
Pada tanggal 19 juni, dengan gol saat melawan Tunisia, Raul menjadi pemain no 18 yang mencetak gol di 3 Piala dunia. Sebelumnya ia telah mencetak gol di Piala dunia 1998, Piala Dunia 2002 dan Piala Dunia 2006.
Raul juga menempati urutan ke 12 untuk pencetak gol terbanyak di sejarah sepak bola Spanyol dengan 185 gol dari 418 pertandingan. Hebatnya, semua gol tersebut adalah untuk Real Madrid, dan itu membuatnya menempati urutan ketiga sebagai pencetak gol terbanyak di Real Madrid sepanjang masa. Saat ia bermain, ia menggunakan kaus bernomor 7 untuk Spanyol, Real Madrid, dan klub baru nya, Schalke 04.
Raul menandatangani kontrak dua tahun dengan Schalke 04 pada 28 Juli 2010. Pihak klub, termasuk pelatih Felix Magath mengaku sangat senang dengan kehadiran Raul. Pasalnya, sang bintang bisa merubah citra klub dan memberi dampak signifikan.
Tepat setelah dua tahun membela Schalke, Raul mengumumkan bahwa ia akan pergi. Karena dianggap berjasa bagi klub, nomor 7 yang dikenakan Raul telah dipensiunkan oleh Schalke. Itu menjadi sebuah penghargaan bagi pemain yang dianggap melegenda.
Setelah berpetualang di Jerman, Raul tapaki karier di Qatar. Saat itu ia tertarik untuk membela Al Sadd. Di Qatar, Raul berhasil sumbangkan dua trofi sebelum akhirnya bergabung dengan New York Cosmos.
Selama berkarier dalam dunia sepak bola, total, Raul telah sumbangkan 21 gelar untuk tim yang dibelanya. Pada akhirnya, Raul resmi pensiun pada November 2015.
Raul, yang memang menjadi legenda, banyak tuai pujian. Figo, salah satu pemain angkatan pertama dalam gerbong Galacticos ciptaan Florentino Perez menyatakan kekaguman bagi Raul. Dia bilang, “Aku telah banyak bermain dengan pemain-pemain yang bagus, namun Raul dari dimensi yang lain. Aku bahkan tidak pernah melihat pemain sebagus Raul Gonzalez.”
Zidane pun tak ragu untuk sependapat dengan Figo. Ia dengan tegas menyebut bahwa Raul adalah pemain terbaik dunia.
Santiago Canizares, kiper legendaris Spanyol dan Valencia pernah menyebut Raul sebagai mimpi buruk baginya. Canizares mendeskripsikan Raul sebagai penyerang yang mampu berimprovisasi di kotak penalti lawan dan tidak terbaca pergerakannya.
Sir Alex Ferguson, pelatih kenamaan dunia, menyebut kalau meski Real Madrid telah mendatangkan Zidane dan Figo, Raul tetap menjadi yang terbaik.