Perseteruan dalam sepak bola memang wajar terjadi. Pertandingan-pertandingan seru kerap hadir dari perseteruan klasik sebuah tim sepak bola.
Lengkap rasanya jika waktu berkumpul ditemani oleh sajian laga yang khas akan momen-momen spektakuler. Biasanya, pertandingan seru nan membara hadir dari dua tim sekota. Pertandingan antar dua tim yang biasa disebut derby itu memang kerap timbulkan cerita.
Di seluruh dunia terdapat pertandingan antara klub sekota dengan tensi yang panas. Begitu pula di Eropa, ada banyak derbi terjadi seperti di Premier League, La Liga, Serie A, hingga Skotlandia yang menarik untuk disaksikan.
Pada kesempatan kali ini, starting eleven akan menyajikan daftar derby paling menarik di Eropa.
Liverpool vs Everton
Derbi antara Liverpool kontra Everton ini menjadi salah satu yang terpanas di Eropa. Sebenarnya kedua klub ini awalnya adalah satu klub bernama St. Domingo FC sebelum terjadi perpecahan pada tahun 1800-an. Kesebelasan itu didirikan oleh jemaat gereja St. Domingo yang kemudian berganti nama menjadi Everton FC karena tidak hanya jemaat gereja saja yang ingin bermain, melainkan juga warga sekitar.
Kemudian, mereka pindah markas dari Stanley Park ke lapangan Anfield milik John Houlding. Tetapi, pemilik lapangan terlibat keributan dengan petinggi Everton terkait sewa lapangan. Untuk itu Everton akhirnya pindah ke Goodison Park yang jaraknya satu kilometer dari Anfield. Akhirnya, Houlding memutuskan membuat tim baru yang kini dikenal dengan nama Liverpool FC.
Meski Everton berusia lebih tua, sulit untuk mengidentikkan Kota Liverpool dengan warna biru. Dalam perkembangannya, Liverpool FC yang berseragam merah-merah memang menjadi lebih perkasa. Tak hanya di Inggris, mereka pun sudah berulang kali menjadi jawara di Eropa.
Derby Merseyside selalu ditunggu-tunggu kehadirannya di tiap musim Liga Inggris sejak tahun 1962-63. Dulunya, pertandingan ini disebut dengan ‘The Friendly Derby’, karena kedua tim dinilai memiliki suporter yang damai-damai saja satu sama lain. Namun pasca tragedi Heysel yang melibatkan kegarangan supporter Liverpool, Everton menyalahkan The Reds yang membuat tim-tim di Inggris tidak bisa berlaga di Eropa. Padahal saat itu Everton menjadi klub yang sedang jaya-jayanya.
Lambat laun, julukan ‘The Friendly Derby’ sepertinya bisa dibilang salah alamat, karena dalam perjalanannya Derby Merseyside menjadi salah satu pertandingan yang terus menuai peluit pelanggaran dan kartu merah di Liga Inggris.
Lazio vs Roma
Derby kota Roma atau Derby della Capitale dulunya hanya ‘panas’ karena adanya isu politik yang menjadi latar belakang perseteruannya. Namun, seiring dengan semakin ketatnya persaingan di ajang Serie A, masalah rasisme dan kekerasan antar pemain pun ikut mempengaruhi.
Seiring berjalannya waktu, kebencian antar kedua suporter ini membuat mereka melebihi kecintaan terhadap klub kesayangannya. Hal ini terjadi pada 2010 lalu saat suporter Lazio meminta timnya untuk mengalah kepada Inter.
Saat itu, Inter memang bersaing ketat dengan Roma untuk memperebutkan gelar juara Serie A. Dan bagi Inter kemenangan atas Lazio bisa memuluskan langkah mereka untuk meraih Scudetto. Padahal, Lazio dalam kondisi yang hampir terdegradasi karena ada di urutan ke-17 klasemen.
Namun, suporter Lazio sepertinya rela tim kesayangannya turun kasta dibandingkan melihat Roma mengangkat trofi.
Perseteruan supporter kedua klub menuai sisi kelamnya saat pada tanggal 7 Oktober 1979, setelah Vincenzo Paparelli, salah satu fans Lazio yang hadir di lapangan saat derby sedang berlangsung, meninggal dunia di tempat karena terkena peluru nyasar ketika tawuran terjadi.
Derbi della Capitalle bisa dikatakan sebagai yang terpanas di Italia karena banyak faktor yang mempengaruhi. Ditambah, kedua klub ini menempati stadion yang sama, yaitu Olimpico.
Real Madrid vs Atletico Madrid
Dua tim terbesar asal ibukota, Real Madrid dan Atletico Madrid, merupakan wajah gahar sepak bola Spanyol. Real Madrid selalu dianggap sebagai tim penguasa kota Madrid, sedangkan Atletico Madrid selalu dianggap sebagai tim underdog yang tidak layak mendapatkan perhatian media sebanyak Los Blancos.
Namun untuk saat ini cerita sedikit berbeda, karena Atletico mulai tunjukkan tajinya, bahkan dibelantara sepak bola Eropa. Faktor politik juga mendasari perseteruan abadi di antara keduanya.
Derby ini menjadi pertandingan yang paling sering dimainkan dalam sejarah sepak bola Spanyol dan menjadi salah satu laga yang paling ditunggu. Setelah Real Madrid resmi didirikan pada tahun 1902, Atletico kemudian menyusul pada tahun berikutnya. Kedua tim telah berlaga dalam banyak pertandingan. Pertandingan resmi pertama sendiri terjadi di Campeonato Regional Centro, yang berakhir imbang 1-1 pada 2 Desember 1902.
AC Milan vs Inter Milan
Kembali lagi ke Italia. Selain derby della capitale, Negri Pizza juga punya dua pertempuran abadi lainnya, yaitu derby della madoninna. Pertempuran antara Inter dan AC Milan ini sudah terjadi sejak lama.
Pertarungan ini kian panas karena kedua tim saat ini menghuni satu stadion yang sama sebagai markas mereka. Inter menamai stadion tersebut Giuseppe Meazza untuk menghormati mantan legenda mereka, sedangkan Milan menyebut stadion tersebut sesuai dengan nama distrik lokasi stadion, San Siro.
Persaingan antara kedua klub ini dimulai ketika munculnya pertentangan akibat dominasi pemain Italia dan Inggris di klub AC Milan. Hal ini membuat beberapa orang Italia dan Swiss memisahkan diri dan membentuk klub baru.
Klub baru tersebut dinamakan Internazionale, karena para pendiri klub tersebut menginginkan sebuah klub yang terdiri dari banyak pemain dari luar Italia.
Manchester United vs Manchester City
Duel tim dari kota Manchester, Inggris, ini juga termasuk dalam derby paling ‘panas’ di dunia. Awalnya perseteruan antar kedua klub tidak terlalu panas. Namun setelah City diambil alih oleh taipan Uni Emirat Arab semuanya berubah.
Manchester United mulai takut karena City didukung dengan kekuatan uang yang luar biasa sejak saat itu. Hasilnya? City mampu menyaingi United saat menjuarai Premier League 2011/12 lalu, dan kini level bermain mereka justru ada di atas The Red Devils sejak pensiunnya Sir Alex Ferguson.
Pasca memenangkan Liga Primer Inggris di musim tersebut, fans City akhirnya mampu membuat fans United berhenti mengibarkan spanduk “34 years” yang ikonik.
Bahkan, City berhasil memberikan kekalahan terburuk sepanjang sejarah United dan Sir Alex Ferguson berkat kemenangan 6-1 di Old Trafford.
Galatasaray vs Fenerbahce
Sebagai dua klub terkuat di Turki, pertarungan antara Galatasay kontra Fenerbahce memang punya cerita menarik. Jika kedua tim ini bertemu, maka bisa dipastikan tak ada tempat tersisa di stadion. Dukungan keras pun mengalir selama 90 menit diiringi dentuman drum, bendera, poster, flare dan smoke bomb.
Galatasaray merupakan representasi dari kaum kelas atas di Istanbul. Hal itu karena kawasan di sana merupakan berdiamnya aristokrat-aristokrat Turki yang sudah merasakan enaknya hidup ketika Kekaisaran Usmani masih berdiri. Identitas elit inilah yang kemudian melekat pada diri Galatasaray, meskipun melebur dengan sendirinya seiring berjalannya waktu.
Berbeda dengan Fenerbahce yang dikenal dengan klub masyarakat karena representasi dari kelas pekerja. Fenerbahce sendiri merupakan gabungan dari dua daerah di Istanbul, yaitu Fener di kawasan mercusuar laut dan Bahce di kawasan perkebunan.
Yang menarik, derby ini sering disebut dengan Intercontinental Derby atau derbi antar benua. Pasalnya, Istanbul menjadi satu-satunya kota yang memiliki lintas benua di dunia ini. Lintas itu dipisahkan Selat Bosporus di antara Laut Marmara dan Laut Hitam. Dalam hal ini, Galatasaray punya letak di sisi Eropa sedangkan Fenerbahce ada di sisi Asia.
Celtic vs Rangers
Tidak terlalu banyak sorotan media Indonesia terhadap Liga Skotlandia. Namun, itu tidak membuat laga derby antara dua tim Glasgow, Celtic dan Rangers, jadi tidak menarik.
Persaingan dua klub yang berbasis di Kota Glasgow ini sedemikian sengit karena didasari konflik sektarian antarsuporter.
Secara kebetulan, basis pendukung Celtic dan Rangers bertolak belakang dalam beragam hal. Dari segi ideologi politik, para penggemar Celtic condong ke sosialisme. Sementara itu, fans Rangers lebih dikenal sebagai kaum konservatif.
Pilihan terhadap eksistensi Skotlandia sebagai sebuah negara pun berseberangan. Penggemar Rangers merupakan kaum British Unionist yang mendukung pemersatuan Skotlandia di bawah United Kingdom. Otomatis, mereka adalah pendukung kerajaan Inggris. Fans Celtic memiliki kecenderungan bertolak belakang. Mereka adalah kaum Republikan yang ingin Skotlandia berdiri sendiri.
Lebih dari itu, rivalitas Celtic dan Rangers pun mencapai titik didih tertinggi. Pemicunya adalah konflik berbau agama yang memanaskan duel yang bertajuk Old Firm Derby tersebut.
Celtic dikenal sebagai klub orang Katolik. Sebaliknya, Rangers adalah milik kaum Kristen Protestan. Sedemikian besar aroma persaingan berbau agama di kedua klub, sampai-sampai, sesudah Perang Dunia I tidak pernah ada pemain beragama Katolik di Rangers.