Turki adalah negara yang terletak di dua benua yaitu di tengah-tengah antara benua asia dan eropa. Di kancah sepakbola, Turki banyak melahirkan pemain-pemain yang cukup punya nama. Kita tau Turki pernah memiliki pemain seperti Ardan Turan, Hamit Altintop, Emre Belezoglu, atau Hakan sukur.
Nah bagi Footballovers, Nama Hakan Sukur mungkin masih terdengar asing ya, khususnya bagi kalian Footballovers era milenial. Namun tahukah kamu, pemain asal turki ini adalah salah satu pemain hebat di era 90-an lho.
Setelah pensiun dari sepakbola Sukur terjun ke dunia politik, namun reputasinya di dunia politik tidak terlalu mulus. Ia bermasalah dengan presiden Turki, Erdogan.
Hmm tentu footballovers bertanya-tanya ? Mengapa hal itu bisa terjadi. ingin tahu kisahnya seperti apa ? simak kisahnya berikut ini ya.
Hakan sukur dan Racip Tayyip Erdogan adalah dua tokoh yang berbeda, jika Sukur adalah seorang olahragawan, berbeda dengan Erdogan yang merupakan seorang politikus.
Saat ini Erdogan adalah presiden Turki sejak tahun 2014, Sebelumnya, ia menjabat Perdana Menteri Turki sejak 14 Maret 2003 sampai 28 Agustus 2014.
Sedangkan Hakan sukur merupakan pesepakbola. Dirinya kelahiran 1 september 1971 di Adapazari, Salah satu kawasan di barat laut negara Turki. Karir sepakbolanya dimulai di klub Sakaryaspor pada tahun 1987. Tiga musim membela klub tersebut, ia mencetak 11 gol dari 41 pertandingan.
Setelah bermain untuk Sakaryaspor, Sukur bergabung dengan Bursaspor, di klub ini ia mulai mendapatkan kepercayaan. Dua musim membela Bursaspor ia mampu menorehkan 14 gol dalam 63 laga.
Pada tahun 1992 ia bermain untuk Raksasa Turki, Galatasaray. Di tahun yang sama Hakan sukur juga melakukan pertandingan debut bersama tim nasional Turki.
Bersama Galatasaray lah karirnya semakin melejit, ia menjelma menjadi raja gol di liga turki. Puncaknya terjadi pada tahun 2000 sewaktu Galatasaray menjadi klub Turki pertama yang meraih trofi Eropa setelah menaklukkan Arsenal lewat drama adu penalti di ajang Piala UEFA. Sukur menorehkan total 6 gol selama kompetisi berlangsung.
Berkat kesuksesannya itu, Sukur digaet raksasa Italia, inter Milan pada tahun 2000. Ia resmi berseragam inter milan hingga tahun 2002. Di tahun tersebut ia juga bermain pertama kalinya di ajang piala dunia.
Footballovers, sebelum piala dunia 2002, bagi sebagian orang nama ‘hakan sukur’ mungkin tidak sepopuler Ronaldo, Michael Owen atau Francesco Totti. Namun penampilannya bersama timnas Turki di Piala Dunia Korea-Jepang telah membuat dirinya semakin dikenal dunia. Ia membawa Turki lolos hingga ke semifinal. Walaupun hanya mencetak satu gol namun perannya di lini depan Turki begitu luar biasa.
Satu-satunya gol yang ia cetak terjadi di babak perebutan tempat ketiga saat timnya menaklukan korea selatan dengan skor 3-2. Bahkan satu golnya itu membuat dirinya mencatatkan rekor sebagai pencetak gol tercepat di piala dunia.
Kala itu, memanfaatkan kesalahan pemain belakang korea selatan, Sukur berhasil merebut bola dan menceploskan bola ke gawang Lee won jae. Pertandingan yang baru berumur 11 detik tersebut menjadi saksi gol dari sang kapten sekaligus veteran timnas Turki. Secara resmi, Hakan Sukur mengantongi rekor pencetak gol tercepat di ajang Piala dunia. Rekornya itu belum terpecahkan hingga sekarang.
Selama membela timnas Turki, Sukur telah menorehkan 51 gol dari 112 penampilannya. ia pernah tampil di ajang piala eropa 1996, piala eropa 2000,dan piala dunia 2002.
Setelah tampil apik di piala dunia 2002, hakan sukur sempat berlabuh di Parma dan Blackburn Rovers sebelum akhirnya bermain untuk klubnya terdahulu, Galatasaray, Hingga ia mengakhiri karir profesionalnya disana pada tahun 2008.
Sebagai pesepakbola yang pernah mengharumkan nama negaranya, sangat layak jika Hakan sukur disebut sebagai pesepakbola terbaik yang pernah di miliki Turki.
Namun kini nasibnya sungguh tragis, ia diasingkan dari negaranya sendiri.
Bermula pada tahun 2011, setelah gantung sepatu pada tahun 2008, pria yang kini berusia 48 tahun tersebut memutuskan untuk terjun ke dunia politik. Ia terpilih sebagai anggota parlemen dari partai yang sama dengan Recep Tayyep Erdogan yaitu Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP). Masuknya Sukur di AKP, sebagaimana ditulis Hurriyet Daily News, diundang langsung oleh ErdoÄźan.
Namun, sejak awal keterlibatannya di politik, beberapa kali Sukur tersandung kontroversi.
Pada tahun 2013 Hubungan antara Sukur dan Erdogan memburuk. Menjadi bagian dari pertarungan politik antara ErdoÄźan dan Ulama Fethullah GĂĽlen yang saat itu sudah pecah kongsi, pada tahun itu Sukur mengundurkan diri dari AKP setelah pemerintah mempunyai rencana untuk menutup institusi pendidikan yang kebanyakan dimiliki oleh orang-orang yang memiliki keterkaitan dengan GĂĽlen.
“Selama dua puluh tahun, saya mengenal dan mencintai gerakan Hizmet. Memperlakukan mereka yang sudah secara setia mendukung pemerintah di semua isu … sebagai musuh adalah tindakan yang tidak berterima-kasih,” ujar Sukur waktu itu seperti dilansir Reuters.
Tak berhenti sampai di situ pada Februari 2016,nama Sukur kembali disorot pasca berkicau lewat akun twitternya yang dianggap menghina Presiden Erdogan dan anaknya, akibatnya ia didakwa oleh peradilan Turki. Sukur diancam empat tahun penjara.
Puncaknya terjadi lima bulan kemudian ketika gerakan Fethullah Gulen dituduh sebagai dalang dari percobaan kudeta pada 15 Juli 2016. Sebagai akibatnya Erdogan melakukan upaya-upaya pembersihan menyingkirkan orang-orang yang dianggap sebagai simpatisan gerakan Fethullah Gullen.
Orang-orang yang dicurigainya terlibat dalam upaya Kudeta itu ditangkap dan dijebloskan ke penjara. Termasuk yang kena getahnya adalah Hakan Ĺžukur. Ia secara terang-terangan mendukung gerakan Gulen. Pada agustus 2016, sebuah surat perintah dikeluarkan untuk penangkapannya karena ia dituduh menjadi anggota kelompok teror bersenjata. Atas hal itu ia terancam tak bisa menginjakkan kakinya lagi di tanah kelahirannya.
Sebelum pihak aparat menangkapnya, Sukur terlebih dahulu melarikan diri dari Turki pada November 2017, ia mengasingkan diri ke San Francisco, California, Amerika serikat.
Pada 2017 pemerintah Turki pun menyita semua kekayaan Ĺžukur dan ayahnya yang mencapai 200 juta lira Turki dan mencopot keanggotaan dirinya di klub Galatasaray bersama Arif Ardem, rekan setimnya saat keduanya memenangkan gelar Piala UEFA 2000 silam.
Kini Sukur sudah menjalani kehidupan dengan tenang di negeri yang jauh dari tanah kelahirannya. Ia menjalankan usaha restoran-kafe di Palo Alto, Caifornia, Amerika Serikat – bukan lagi sebagai warga Turki, melainkan orang yang terasing dari tanah airnya sendiri. Ia tak berani pulang ke negaranya, karena jika ia pulang maka ia akan dipenjara seumur hidup.
Sosok Hakan Sukur yang dulu dipuji-puji, kini hanya tinggal kenangan. Namun walaupun begitu ia akan selalu berada di hati para penggemar timnas turki.
Jadi bagaimana Footballovers, apa yang bisa diambil dari kisah hakan sukur tadi ?