John Arne Riise menjadi nama yang tak akan pernah dilupakan para penggemar Liverpool. Dentuman keras di sisi kiri The Reds itu akan selalu melekat dalam sejarah perjalanan Liverpool di kancah dunia.
Kemampuan kaki kirinya tidak kalah menonjol dengan warna rambutnya. Dia beroprasi di sisi kiri. Bermodal tubuh gempal, Riise dengan sorot mata yang tajam selalu siap kapanpun menghancurkan pertahanan lawan.
Riise adalah legenda yang telah membawa Liverpool merajai Eropa. Pria yang lahir pada 24 September 1980 di Norwegia itu mengawali karier dari posisi bek sayap atau full-back.
Saat menjuarai Liga Champions, nama Riise langsung melambung tinggi. Padahal saat pertama kali gabung ke Anfield pada musim panas 2001, pria berambut merah itu relatif tidak dikenal publik Merseyside karena berita transfernya hanya memakan sedikit ruang di surat kabar.
Namun debutnya berjalan baik. Riise mencetak gol di Piala Super UEFA pada Agustus 2001. Pada menit ke-23, Riise naik hingga kotak penalti lawan dan cetak gol dari jarak dekat setelah menyambut umpan Michael Owen. Gol itu semakin spesial karena di akhir laga, Liverpool keluar sebagai pemenang dengan skor 3-2 atas FC Bayern.
Lalu saat berada dibawah komando Rafael Benitez, pria asal Norwegia itu mencapai klimaks sekaligus anti-klimaksnya sebagai pesepakbola. Setelah menjadi yang terbaik di Eropa pada 2005, bisa dibilang performa Riise naik turun. Inkonsistensi penampilannya disebabkan karena ia terlalu nyaman di posisi tersebut.
Dalam kariernya, Riise sempat ciptakan sejumlah cerita menarik dan tak terlupakan. Namun ada salah satu cerita mengerikan yang menghiasi karier Riise. Hal mengerikan ini hadir dari kaki kirinya yang terlampau kuat.
Saat itu, dentumannya mampu patahkan kaki seorang pemain lawan.
Adalah Alan Smith. Smith merupakan mantan pemain asal Inggris yang pernah merumput bersama sejumlah klub Premire League seperti Leeds United dan Manchester United. Selama kebersamaannya dengan The Red Devils pada 2004-2007, pesepak bola yang identik dengan rambut kuning tersebut pernah mengalami cedera yang selalu diingat sepanjang hidupnya.
Saat itu, MU menghadapi Liverpool pada pertandingan Piala Liga Inggris 2005/06, pada 18 Februari 2006. The Red Devils sedang mendapatkan kesempatan bertamu ke kandang Liverpool dengan kepercayaan diri tinggi. Sebab, pada masa tersebut, MU dibawah kendali Sir Alex Ferguson merupakan klub terbaik di daratan Inggris.
Namun, pertandingan itu akan dikenang Smith sebagai salah satu hari kelam dalam sejarah kariernya.
Ketika itu, Liverpool mendapat hadiah tendangan bebas di penghujung laga. Smith, yang berdiri sebagai pagar hidup, mampu menghalau sepakan keras John Arne Riise.
Akibat kerasnya tendangan Riise, Smith langsung tergeletak saat itu karena merasakan sakit luar biasa pada kaki kirinya. Tim medis MU mendiagnosa Smith mengalami patah kaki, tepatnya di bagian engkel saat berupaya menghalau tendangan Riise.
Saat menceritakan ulang kejadian mengerikan itu, Smith mengatakan itu bukan salah Riise.
“Itu bukan salah Riise dan dia langsung menjengukku usai insiden. Aku sadar tidak akan lagi menjadi pemain yang sama setelah insiden itu,” kata Smith (via dailymail)
“Engkel geser lebih buruk dari kaki patah karena aku juga mengalami otot ligamen yang sobek. Sehingga ada komplikasi dalam cedera ini,”
Smith juga memuji fans Liverpool yang dinilai bersikap simpatik atas cedera yang menimpanya. Dia pun membantah kabar yang menuding fans Liverpool saat itu menghambat laju ambulan yang membawa Smith.
“Tidak ada insiden itu. Fans Liverpool tetap berada di stadion. Setelah cedera, aku banyak mendapat surat ucapan berduka dari mereka. Dan respon tim medis Liverpool juga sangat luar biasa,”
Ferguson ketika itu menyebut cedera yang dialami Smith sangat mengerikan. Mantan pelatih asal Skotlandia itu bahkan sampai tidak sanggup menggambarkan cedera Smith yang sangat parah. Ferguson mengklaim cedera itu adalah momen terparah selama karier kepelatihannya.
Akibat insiden tersebut, Smith harus masuk ruang perawatan selama tujuh bulan. Bahkan ia nyaris gantung sepatu karena kondisinya yang sudah tak lagi sama.
Namun Smith kembali merumput bersama MU untuk kemudian bergabung dengan Newcastle United. Setelah permainannya tak lagi produktif, Smith putuskan untuk hengkang ke Milton Keynes Dons hingga berlabuh ke Notts County. Notts menjadi tim terakhir yang dibelanya sebelum akhirnya benar-benar gantung sepatu.