Halo football lovers, jumpa lagi dengan kami yang akan terus memberikan informasi dan kisah menarik seputar dunia sepakbola.
Buat kamu yang gak mau ketinggalan info dan kisah menarik dalam dunia sepakbola, jangan lupa untuk klik tombol subscribenya ya..
Joao Felix. Dunia sepakbola sedang heboh dengan remaja 19 tahun yang berasal dari Negri Samba Eropa, Portugal. Pemain berpostur 180 cm telah mengambil hati jutaan pecinta sepakbola dengan skill olah bola luar biasa.
Football lovers pasti kenal kan dengan sosok Felix? Kira-kira, apa sih yang membuatnya sukses di usia yang tergolong masih sangat muda? Langsung aja yuk simak pembahasannya!
“5 kali seminggu dalam 6 tahun”.
Ya, diantara usia 13 tahun, Felix bercerita kalau ayah dan ibunya kerap mengantarnya menuju kamp latihan FC Porto. Setelah resmi pindah ke Porto dari akademi sepakbola Os Pestinhas, Felix mengaku bahwa itu saat-saat yang tidak akan pernah dilupakannya.
Felix masih ingat betul saat pertama kali masuk ke akademi tersebut. Saat itu, Felix turun dari mobil sambil memegang erat tangan ayahnya. Sambil berjalan dengan jantung berdegup kencang, Felix berkata,
“Ayah..ayah.. aku ingin pulang. Aku tidak bisa melakukan ini.”
Mendengar Felix menangis, ayahnya justru semakin mantap melangkahkan kakinya masuk kedalam. Menurut Felix, suasana disana sangat menegangkan. Ia duduk diantara para pemain muda lainnya. Dan perasaan takut selalu menghantuinya.
Tetap memegang erat tangan sang ayah sambil merengek meminta pulang, Felix semakin tidak bisa mengatur perasaanya. Setelah itu, ayahnya langsung berkata,
“Tetap disini. Jika esok kamu sudah merasa nyaman, maka bertahanlah.”
Tetap dengan perasaan yang sama, Felix masih terus menrengek minta pulang. Karena sudah tidak tahan dengan tangisan Felix, ayahnya pun mengatakan,
“Baik kita pulang. Tapi ingat, setelah sampai dirumah, aku tidak akan pernah membawamu kesini lagi!”
Seolah menekankan kalimat bernada “sekarang atau tidak selamanya”, sang ayah akhirnya membuat Felix tenang. Felix masih ingat raut muka ayahnya yang tampak begitu serius demi bisa menjadikannya seorang pesepakbola profesional.
Sejak saat itu, Felix merasa bahwa dia memang harus bertahan disana. Setakut apapun itu, Felix meneguhkan hati untuk tetap berjuang demi mewujudkan mimpi sang ayah.
Diceritakan oleh Felix, didikan tim sepakbola muda benar-benar membuatnya cepat tumbuh.
Namun tetap saja, saat jalani latihan bersama tim muda Porto, Felix sangat merindukan momen bermain bola di dapur bersama adiknya. Saat masih berada dirumah, ia juga kerap bermain bola di ruang tamu, yang tentunya bersama sang adik. Baginya, bola adalah segalanya. Bola merupakan sesuatu yang berharga. Dan bola dianggapnya sebagai sebuah anugerah terindah dalam hidup.
Bercerita tentang kegemarannya dalam bermain bola, Felix pernah mendengar ibunya berkata,
“Ketika Felix masih bayi, dia selalu memainkan bola, bahkan saat dirinya belum bisa berjalan.”
Hal tersebut benar-benar diungkap oleh sang ibu. Itu mengapa Felix memiliki permainan yang sangat indah. Karena bola selalu berada di kakinya.
Namun Felix mengungkap bahwa kisah cintanya dengan sepakbola sempat retak karena ulah FC Porto. Felix mengatakan kalau saat ia masih berada di akademi tim tersebut, pelatih tidak memberinya banyak kesempatan. Dia sering dicadangkan karena dianggap punya tubuh yang kecil dan lemah.
Karena perlakuan itu, Felix sempat kehilangan kebahagiaannya dalam bermain bola.
Setelah dianggap terlalu kurus, Felix resmi dilepas FC Porto. Lalu di tahun 2015, Felix bergabung dengan Benfica di Lisbon. Bersama dengan tiga pemain muda berbakat lain, Miguel Nobrega, Pedro Alvaro dan Jordan Van der Gaag, Felix mendapat kontrak profesional pada tahun 2016.
Setelah melakukan debut seniornya untuk tim cadangan Benfica pada tahun 2016, saat masih berusia 16 tahun, Felix akhirnya dipromosikan ke tim utama pada awal musim lalu.
Dari momen itu, Felix kembali merasakan kebahagiaan dalam bermain bola.
Bermain di Benfica, Felix menceritakan momen terbaiknya disana. Menurut Felix, momen itu hadir saat dirinya masih tampil bersama Benfica B di awal 2017. Saat itu, timnya harus bertanding melawan Academico de Viseu. Di laga itu, Felix mencetak gol lewat tendangan voli dan menjadi pemain termuda yang mencetak gol di divisi dua.
Felix mengatakan kalau suasana di Estadio do Fontelo saat itu sangat luar biasa hebat. Dia menjadi sorotan dan mendapat tepuk tangan dari para penonton, tak terkecuali para anggota keluarganya yang turut hadir.
Sejak saat itu pula, Felix menganggap kalau Benfica menjadi langkah awal untuk dirinya dalam menapaki karier yang lebih tinggi.
Setahun setelah momen membahagiakan itu, Felix kembali bertemu dengan hal yang semakin membuatnya bersemangat. Saat itu, ia tampil untuk pertama kalinya di derby Lisbon, yang mempertemukan antara Benfica dan Sporting Lisbon.
Felix masuk ke lapangan untuk melakukan pemanasan. Dia merinding mendegar riuh penonton. Diantara 60 ribu penonton yang hadir saat itu, Felix mencoba mencari kedua orang tuanya. Meski tidak berhasil, Felix yakin kalau orang tuanya hadir saat itu.
Pertandingan pun dimulai. Felix lebih dulu ditaruh dibangku cadangan. Di babak pertama, Benfica tertinggal 1-0 lewat gol Luis Carlos Almeida. Skor tersebut bertahan hingga paruh pertama usai.
Nah di babak kedua, Felix dimasukkan pelatih. Meski sempat gugup luar biasa, Felix mampu tampil tenang hingga menjadi penyelamat Benfica dengan mencetak gol di menit 86. Meski gagal membawa Benfica menang, setidaknya Felix bahagia saat mendengar sang komentator mengucap,
“Gol dicetak oleh pemain bernomor 79, Joao……”
Setelah berhenti sesaat, para penonton kemudian menyambung,
“FELIIIIIX….”
Saat mendengar penonton serukan namanya, Felix benar-benar tidak percaya. Dia mengatakan kalau momen tersebut menjadi keajaiban selanjutnya selama berseragam Benfica.
Selain pertandingan pada Agustus tahun lalu, ada juga nih football lovers yang bikin nama Felix semakin disanjung. Tetap dengan lawan yang sama, yaitu Sporting Lisbon, Felix tampil sebagai bintang di pertandingan tersebut.
Tepat pada Februari 2019, Felix mecetak gol di derby Lisbon dan menjadi pemain muda yang pernah bermain serta mencetak gol dalam pertandingan bergengsi di Portugal melawan Sporting.
Kala itu beberapa pemandu bakat dari Barcelona, Manchester United, Chelsea, Bayern Munchen dan Feyenoord hadir langsung untuk menyaksikannya.
Karena banyak yang kagum dengan talentanya, orang-orang menyebutnya sebagai penerus Cristiano Ronaldo. Bahkan, bintang Juventus itu datang ke Lisbon untuk menyaksikan derby di Sporting Estadio Jose Alvalade.
Ronaldo melihat mantan klubnya dihajar dengan skor 2-4 oleh Benfica, serta menjadi saksi dari kehebatan Felix yang sukses raih penghargaan man of the match di laga penuh gengsi.
Setelah menjadi fenomena di Benfica dan diburu oleh beberapa klub besar Eropa, Felix akhirnya merapat ke Atletico Madrid. Dilaporkan, Benfica menerima tawaran dari Los Rojiblancos untuk menebus klausa rilis Felix yang mencapai 126 juta euro atau setara 2 triliun rupiah.
Selain karena untuk menggantikan posisi Antoine Griezmann, Atletico juga sangat terkesan dengan penampilan Felix musim lalu.
Tercatat, penyerang belia itu tampil cemerlang dengan mencetak 20 gol dari 40 penampilannya bersama Benfica. Kemudian, Felix juga membantu Timnas Portugal menjuarai UEFA Nations League.
Gimana football lovers.. keren kaan? Dari yang menolak untuk diajak ayahnya masuk ke akademi Porto, Felix akhirnya mampu bertahan dan membuktikan kualitasnya di belantika persepakbolaa dunia.
Menutup cerita luar biasanya itu, Felix mengatakan kalau ini semua adalah berkat sang ayah. Jika Felix saat itu memilih pulang, maka hal-hal luar biasa yang ia temui di stadion tidak akan pernah terjadi.
Selain itu, ia juga berterima kasih kepada Benfica yang telah membangkitkan kembali gairah bermain sepakbolanya.