Footballovers, Menjelang bergulirnya musim baru, biasanya negara-negara eropa akan membukanya dengan sebuah pertandingan bertajuk piala super. Laga itu mempertemukan antara juara kompetisi Liga melawan juara turnamen lain di sebuah negara yang bersangkutan.
Contohnya jika di Inggris ajang itu dinamakan Community Shield, yaitu sebuah partai yang mempertemukan juara liga primer dengan kampiun Piala FA musim sebelumnya. Di Jerman ajang serupa bernama DFL-Supercup yang mempertemukan juara Bundesliga dengan juara DFB-Pokal.
Lalu Di Spanyol bernama Supercopa de Espana, sedangkan di Prancis dikenal dengan nama Trophee des Champions, Di italia dinamakan Supercoppa Italiana dan Jika di level Eropa, ajang serupa mempertemukan antara juara liga champions melawan juara Europa League musim sebelumnya.
Nah Footballovers, pada kesempatan ini kami hanya akan membahas salah satu dari gelaran piala super yang kerap di mainkan di beberapa negara eropa, yaitu Piala Super Italia .
Ya, Suppercoppa Italiana atau piala super italia, ajang yang dihelat oleh FIGC, federasi sepakbola italia itu memang memiliki ciri khas tersendiri. Selain pernah dilangsungkan pada pertengahan musim atau Winter Break, ajang yang mempertemukan juara Serie A melawan kampiun Copa Italia itu juga sering dimainkan di Luar Negeri.
Piala super italia pernah dimainkan di akhir tahun pada 2014 serta 2016 dan keduanya pun di selenggarakan di timur tengah tepatnya di negara Qatar. Tentunya ada berbagai alasan yang melatarbelakangi mengapa laga tidak digelar di awal musim melainkan di pertengahan musim.
Tapi kami tidak akan membahas itu, yang akan kami bahas adalah soal kenapa Piala Super Italia sering dilangsungkan di luar negara Italia.
Dikutip dari Football Italia, Piala super eropa 2019 yang mempertemukan Juventus melawan Lazio juga akan kembali digelar di luar negeri tepatnya di Arab saudi. Negara yang dipimpin raja salman itu bukan kali pertama menjadi tuan rumah ajang tersebut, pasalnya piala super italia 2018 juga dilangsungkan di Arab saudi.
Sejak digulirkan pada tahun 1988, 18 dari 21 Piala Super Italia pertama dimainkan dikandang juara Serie A, pengecualian terjadi pada tahun 1993 dan 2003, ketika diadakan di Amerika Serikat. Dan pada tahun 2002 ketika pertandingan itu dimainkan di ibukota Libya, Tripoli.
Tradisi mulai berubah sejak tahun 2009, ketika venue yang dipilih sebagian besar berada di luar Italia.
Pada tahun 2009 Tiongkok menjadi destinasi diadakannya Piala Super Italia. Sambutan hangat pun diberikan oleh para pecinta sepakbola di Tiongkok. Sambutan hangat inilah yang membuat FIGC kembali menggelar Piala Super Italia di ibukota Tiongkok, Beijing pada tahun 2011 dan 2012.
Dalam tiga laga Piala Super Italia yang diadakan di Beijing itu, total sekitar 200.000 penggemar datang menonton langsung ke stadion. Keuntungan finansial pun didapatkan dari penjualan tiket maupun sponsorship yang mengalir ke klub dan FIGC.
Selain Tiongkok, FIGC juga melangsungkan Piala Super Italia di Qatar pada tahun 2014 dan 2016. Tapi yang membedakan laga itu dilangsungkan di pertengahan musim.
Selain karena alasan klub yang ingin bermain di winter break, keuangan Qatar yang sama kuatnya dengan Tiongkok membuat FIGC memilih untuk mencoba bermain di Qatar. Sama seperti ketika di Tiongkok, sambutan hangat pun diberikan oleh masyarakat Doha, ibukota Qatar. Suasana di luar Stadion Jassim bin Hamad pun begitu ramai oleh para penonton.
Bahkan ketika main di Tripoli, Libya pada tahun 2002 pun faktor finansial menjadi salah satu alasan Federasi sepakbola Italia melangsungkan piala super italia yang kala itu mempertemukan juara serie A Juventus melawan Parma pemenang Copa Italia musim sebelumnya. Saat itu pemimpin Libya, Muammar Khadafi menjanjikan dana segar kepada FIGC.
Sampai dengan 2018, Piala Super Italia sudah melangsungkan 10 laga yang dihelat di luar negeri Pizza.
Tiongkok menjadi negara terbanyak yang melangsungkan piala super italia dengan 4 kali, Amerika serikat dan Qatar masing-masing dua kali, Libya satu kali dan Arab saudi juga satu kali.
Selama digelar di benua Asia, baru sekali perwakilan Coppa Italia yang memenangi Piala Super Italia. Itu terjadi pada tahun 2009 ketika Inter Milan ditaklukkan Lazio dengan skor 2-1 di Beijing National Stadium.
Sampai sejauh ini, Juventus menjadi pemenang terbanyak dengan 8 gelar, diikuti AC milan dengan 7 kali, Intermilan 5 kali, Lazio 4 kali, dan AS Roma serta Napoli 2 kali. Sedangkan Parma, sampdoria, Fiorentina masing-masing menjadi pemenang satu kali.
Footballovers, Ternyata Faktor Finansial menjadi alasan terkuat mengapa Federasi sepakbola italia sering menggelar piala super italia di luar negeri dan tentunya negara yang dipilih pun adalah negara dengan finansial mumpuni.
Tidak hanya Piala Super Italia yang menggelar laga di luar negeri, Piala Super Spanyol pun pernah memainkannya di luar negeri, tepatnya tahun 2018 di Maroko.
Itulah Footballovers, cerita mengenai mengapa piala super italia sering menggelar laga di luar negeri. Apakah kamu mengetahui alasan lainnya, ? silakan tulis dikolom komentar ya.