Bicara tentang salah satu klub terbaik seantero dunia, nama Real Madrid jelas tidak bisa dikesampingkan begitu saja. Di klub yang bermarkas di Santiago Bernabeu, terdapat nama-nama tenar seperti Luka Modric, Karim Benzema, Sergio Ramos, hingga Eden Hazard. Namun diantara nama-nama tersebut, jangan lupakan sosok gelandang tangguh asal Brasil, Casemiro.
Kontribusinya selama beberapa tahun terakhir sukses membuat Madrid semakin dicintai para penggemarnya.
Casemiro yang lahir di Brasil merupakan pesepakbola yang berposisikan sebagai gelandang bertahan. Dirinya yang berpostur tinggi besar berhasil menahan sekaligus mengalirkan bola ke area pertahanan lawan. Namun jangan lupakan juga kalau Casemiro merupakan sosok gelandang yang cukup rajin mencetak gol.
Ternyata, ada alasan unik mengapa Casemiro yang berposisi sebagai gelandang tergolong kedalam pemain produktif.
Casemiro mengatakan bahwa pada awal kariernya, dia bermain sebagai penyerang tengah. Posisi itulah yang hendak dimainkan oleh Casemiro saat menjalani seleksi bersama tim junior Sao Paolo beberapa tahun silam.
“Aku tiba di Sao Paulo ketika aku berusia 11 atau 12 tahun, dan disitu ada 300 orang. Itu adalah uji coba dan mereka akan memilih 50 pemain,” (dikutip dari squawka)
Saat itu, Casemiro punya fisik yang prima dan dinilai cocok sebagai penyerang. Namun, ketika itu ada terlalu banyak pemain yang ingin jadi penyerang. Casemiro kemudian berpikir ulang untuk ikut seleksi sebagai penyerang. Dia berbohong dengan mengatakan bahwa posisinya adalah gelandang bertahan.
“50 orang mengangkat tangan untuk jadi penyerang. Aku kemudian turunkan tangan karena ada banyak kompetisi. Pelatih kemudian bertanya siapa yang ingin jadi playmaker. Dan lagi, saat itu banyak yang mengangkat tangan,”
“Lalu pelatih bertanya siapa gelandang bertahan. Dan ketika itu hanya ada delapan pemain yang mengangkat tangan. Lalu akupun berkata, ‘Aku!, aku gelandang bertahan!’, kata Casemiro (dikutip dari squawka)
Sebenarnya, pelatih Sao Paolo ingin Casemiro tetap bermain sebagai penyerang pada seleksi tersebut. Sebab, dia sudah cukup tersohor dengan kemampuannya pada level junior untuk menjadi juru gedor gawang lawan. Namun, Casemiro ngotot ingin menjadi gelandang bertahan saja.
Akhirnya, kebohongannya tentang posisi yang sebenarnya ia ambil berhasil mengantar Casemiro menuju panggung dunia. Meski boleh dibilang, perjalanannya untuk bisa seperti sekarang tidaklah mudah.
Sebelum menjadi pesepakbola seperti sekarang, hidup Casemiro boleh dibilang jauh dari kata cukup. Ia bahkan pernah merasakan sebuah kejadian pahit karena kehabisan uang. Saat masih remaja dulu, Casemiro kerap kehabisan uang untuk naik bus pulang kerumah.
Ia mengaku sering menghabiskan waktu tidur dijalanan. Hal tersebut ia lakukan karena tidak punya ongkos untuk pulang kerumah.
Saat awal-awal kedatangannya ke Real Madrid pun, Casemiro masih merasa terpinggirkan. Masih sedikit sekali yang mengenalnya. Dia tak dikenal layaknya wonderkid-wonderkid Brasil yang muncul di La Liga. Bahkan, Casemiro pernah dikirim Real Madrid ke tim B. Dia juga sempat dipinjamkan ke FC Porto sebelum dipulangkan Carlo Ancelotti.
Casemiro mengaku merasa terasing saat pertama kali tiba di Spanyol. Tak ada sambutan antusias layaknya pemain bintang yang akan gabung Real Madrid. Namun Casemiro mengatakan tak memedulikan itu. Dia mengaku membawa mimpi saat tiba di Spanyol.
Meski saat itu yang memulangkannya adalah Carlo Ancelotti, Casemiro tidak bisa melupakan jasa Jose Mourinho. Menurutnya, pelatih asal Portugal itu merupakan manajer pertama yang memberinya kepercayaan diri lebih. Kala itu, Mourinho pula yang memberinya debut pertama di Liga Spanyol.
Kini, berkat dukungan dari sejumlah pihak dan tentunya kebohongan tentang posisi aslinya, Casemiro menjelma menjadi salah satu gelandang bertahan terbaik di dunia. Ia meraih banyak sukses dengan posisi gelandang bertahan. Dia menjadi pemain penting bagi Real Madrid dan timnas Brasil.
Gaya bermain Casemiro sebagai gelandang bertahan sangat khas. Dia kuat dalam duel satu lawan satu. Distribusi bolanya juga cukup bagus. Pun dengan naluri mencetak gol dari sepakan jarak jauh.
Bisa dibilang, Casemiro merupakan salah satu pemain yang amat berjasa bagi keberhasilan Madrid saat ini. Banyak yang menganggap kalau Casemiro adalah destroyer sejati. Ia tak hanya memiliki kemampuan membaca permainan lawan, tetapi juga memiliki kemampuan tekel yang istimewa. Selain itu, tubuh tinggi besarnya membuatnya tak mudah dikalahkan lawan saat duel udara ataupun body charge.
Berawal dari sebuah kebohongan, Casemiro berhasil mengumpulkan sejumlah trofi bergengsi termasuk empat gelar Liga Champions Eropa, satu gelar la Liga, tiga gelar Piala Dunia Antar Klub, dan satu gelar Copa America.