Real Madrid terus melakukan berbagai hal untuk bisa meraih gelar Liga Champions ke-10 nya. Kala itu, terakhir kali el Real mendapat gelar Liga Champions adalah pada musim 2001/02, saat tendangan spektakuler Zinedine Zidane meluncur deras kegawang Bayer Leverkusen.
Butuh lebih dari 10 tahun bagi Real Madrid untuk kembali merajai Eropa. Saat itu, Real Madrid memulai dengan menunjuk pelatih yang berjaya bersama Inter Milan, Jose Mourinho.
Penunjukkan pelatih asal Portugal diharapkan manajemen mampu penuhi ekspektasi penggemar akan dahaga trofi Eropa. Akan tetapi, masa kepelatihan Mou malah tidak berjalan terlalu mulus. Meski berhasil menyumbangkan gelar La Liga, The Special One tetap belum mampu berikan trofi si kuping besar untuk skuat Los Galacticos.
Barulah pada 2013, kedatangan Carlo Ancelotti memberi harapan bagi klub asal ibukota. Meski gagal berikan gelar Liga, Ancelotti dianggap lebih sukses karena mampu bawa Madrid juarai trofi Liga Champions Eropa. Dalam masa kerjanya tangani Madrid, Ancelotti sangat layak berterimakasih kepada sosok Sergio Ramos.
Aksi dan sejarah Sergio Ramos terjadi di Stadion da Luz, ibu kota Portugal. Meski posisinya sebagai seorang bek, Ramos punya permainan dan perawakan bak penyerang garang.
Final Liga Champions musim 2013/14 menjadi salah satu pertandingan yang paling berkesan untuk bek Real Madrid, Sergio Ramos. Dia pun masih merinding kalau mengingat gol krusialnya ke gawang Atletico Madrid.
Dalam beberapa musim terakhir, Sergio Ramos memang sering membantu Real Madrid meraih hasil penting dengan cara mencetak gol di menit-menit akhir pertandingan. Pemain yang berposisi sebagai bek tengah ini juga mencetak gol dalam pertandingan final Liga Champions kontra Atletico Madrid.
Madrid dan Atletico saling berhadapan di partai puncak Liga Champions di Estadio Da Luz. Kala itu, Atletico tinggal menunggu waktu untuk jadi juara setelah keunggulannya lewat gol Diego Godin masih bertahan hingga laga memasuki menit-menit akhir masa injury time.
Dalam situasi terjepit, Madrid punya Ramos. Di menit ke-93, Ramos menjebol gawang Atletico lewat sundulan usai memanfaatkan sepak pojok Luka Modric. Gol itu memaksakan laga berlanjut ke masa perpanjangan waktu.
Gol tersebut betul-betul menghancurkan mental Atletico sehingga harus kebobolan tiga gol lagi pada babak extra time.
Dimasa extra time, Madrid menambah tiga gol lagi lewat Gareth Bale, Marcelo, dan Cristiano Ronaldo. Menang 4-1, Los Blancos pun keluar sebagai juara sekaligus mewujudkan La Decima.
Secara tidak langsung, tandukan Sergio Ramos dimenit-menit akhir waktu normal telah memberi sejarah bagi Real Madrid. Yaitu, membantu klub asal ibukota itu meraih gelar Liga Champions ke sepuluh kalinya.
Bicara soal momen spesial itu, Ramos mengaku masih merinding kalau mengingat golnya di Lisbon. Mantan pemain Sevilla ini mengungkapkan bahwa ia sudah memiliki keinginan yang besar untuk selalu mencetak gol setelah mengawali kariernya sebagai penyerang dan membuatnya memahami apa yang harus dilakukan di depan gawang.
“Pengalamanku bermain sebagai penyerang membuat aku merasa lebih nyaman saat membantu tim menyerang lawan, dan membuatku bertindak berbeda dengan bek-bek lain yang tidak memiliki pengalaman yang sejenis,” ungkap Sergio Ramos (dikutip dari ​Marca)
Ramos mengungkapkan pengalamannya bermain sebagai penyerang tidak hanya membantunya memiliki intuisi yang berbeda saat membantu rekan-rekannya, tetapi juga membuatnya lebih unggul dalam beberapa faktor seperti kekuatan saat melompat, kondisi fisik, dan saat menciptakan peluang melalui sundulan.
Dalam wawancara dengan UEFA, Sergio Ramos menyebut tandukannya ke gawang Atletico sebagai momen ajaib. Ramos mengatakan kalau ia memiliki banyak momen spesial, namun gol kegawang rival sekota menjadi yang paling diingat.
Ia bahkan tak sabar untuk menceritakan aksi kepahlawanannya kepada anak dan cucunya kelak.
Kepiluan Atletico kala itu menjadi sebuah kebahagiaan bagi Real Madrid. Angka 92:48 menjadi menit yang akan selalu diingat oleh para penggema el Real diseluruh dunia. Penantian panjang akan gelar Eropa, sekaligus catatan emas ditorehan ke sepuluh menjadikan Sergio Ramos sebagai pahlawan sekaligus legenda.
92:48, Thank you, Sergio Ramos!