Ronaldo Luis Nazario de Lima adalah legenda besar di zaman sepak bola modern. Ia terkenal sukses di beberapa klub terkemuka Eropa, antara lain PSV Eindhoven, Barcelona, Inter Milan, Real Madrid hingga AC Milan.
Untuk siapapun yang melihat caranya bermain, pasti setuju kalau pemain yang satu ini layak mendapat perhatian lebih dihati para penggemar.
Memulai karier di negri sendiri, Ronaldo berhasil mengundang perhatian di klub Cruzeiro. Di klub tersebut, Ronaldo “il fenomeno” menjadi bagian dari skuat yang menjuarai Copa do Brazil.
Meski penampilannya tergolong singkat, hanya 14 pertandingan, Ronaldo muda berhasil menarik perhatian masyarakat dengan mencetak 12 gol. Sejak saat itu, namanya mulai diperhitungkan, apalagi, pelatih Brasil, Carlos Alberto, tak segan untuk memasukkannya kedalam skuat tim samba yang berduel di turnamen Piala Dunia 1994.
Karier yang cukup gemilang itu sudah bisa membawa Ronaldo ke tanah Eropa. Di benua biru, PSV Eindhoven menjadi klub yang sangat beruntung karena pernah mendapat jasa pemain dengan gocekan emas ini.
Pelatih bertangan dingin asal Inggris, Bobby Robson, memboyongnya ke PSV Eindhoven di Liga Belanda. Di musim pertamanya, ia mencetak 30 gol dan menjadi pencetak gol terbanyak Eredivise. Sayang, di musim kedua, cedera mengganggu penampilannya, meski tetap impresif dengan mencetak 12 gol dari 13 penampilan.
Kepindahan sang pelatih menuju Spanyol pun membuat Ronaldo tertarik untuk ikut menapaki tanah matador.
Namun sebetulnya, Bobby Robson bukan benar-benar sosok yang mampu membawa Ronaldo ke Kalatan. Saat itu, peran wakil presiden el Barca, Joan Gaspart, lah yang dinilai menjadi penentu bergabungnya Ronaldo ke FC Barcelona.
Eks wapres Blaugrana Joan Gaspart mengisahkan lika-liku yang harus dialaminya demi mendaratkan Ronaldo dari PSV Eindhoven pada musim panas 1996.
Kala itu, ada satu episode menarik yang akan membuat kepindahan Ronaldo ke Barcelona menjadi sebuah hal langka untuk diperbincangkan.
Menyusul performa eksplosifnya kala itu, Joan Gaspart menganggap Ronaldo sudah layak bermain untuk tim Katalan. Tercatat, Ronaldo menciptakan total 54 gol dan 57 pertandingan selama dua musim.
Barcelona lantas datang meminangnya, tetapi siapa menduga dalam prosesnya, Joan Gaspart sampai harus menyamar jadi pelayan demi menyegel servis Ronaldo.
“Aku bahkan mesti menyamar untuk mendapatkan tanda tangannya,” beber Gaspart (dikutip dari sportbible)
Pada waktu itu el Barca membutuhkan transfer besar, seorang pemain yang bisa membantu fans melupakan akhir mengecewakan era Johan Cruyff, dan Ronaldo, jadi jawabannya.
Hanya saja, PSV yang sudah memberikan restu mendadak berubah pikiran dan ini memaksa Barcelona untuk bergerak cepat. Gaspart pergi ke Miami untuk menemui perwakilan Ronaldo, yang tengah bersama timnas Brasil. Tapi ia mengalami kesulitan berjumpa dengan si pemain di tengah penjagaan ketat yang diinstruksikan PSV kepada federasi sepakbola Brasil.
“Tidak butuh waktu lama untuk mencapai kesepakatan dengan PSV. Biayanya saat itu 15 uga euro. Tapi kesepakatan itu memiliki sedikit problem. Kami membutuhkan persetujuan si pemain dan kami membutuhkannya sebelum 15 Juli, karena itu adalah waktu kedaluwarsa pakta dengan PSV,”
“Namun, PSV kemudian menyadari mereka tak ingin kehilangan si pemain dan menghubungi CBF untuk menyetop Ronaldo bergabung ke Barca. Ada dua petugas keamanan yang tidak memperbolehkan aku lewat untuk menemui Ronaldo ataupun pemain lainnya.” jelas Gaspart (via sportbible)
Karena tak mau pulang dengan tangan hampa, Gaspart memikirkan cara untuk bisa bertemu dengan sang pemain, bahkan yang ekstrim sekalipun. Benar saja, ia punya ide gila dengan menjadi pelayan untuk bisa bertemu Ronaldo.
“Aku bertemu seorang pelayan Spanyol di hotel dan ia meminjamiku baju kerjanya, memberikan nampan dan sebotol Coca Cola. Aku menyamar, menyapa petugas keamanan dan berkata kepada mereka bahwa seorang tamu meminta minuman ringan. Kali ini mereka membiarkan aku lewat.”
“Aku mengetuk pintu kamar Ronaldo dan ia sendiri yang membukanya.”
Dikisahkan Gaspart, Ronaldo sempat kebingungan sebelum tertawa setelah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Di tengah gelak tawanya, talenta Brasil itu menelepon agennya, dan transfer pun disepakati.
Saat itu, kata Gaspart, il fenomeno langsug setuju dan menandatangani kontrak diatas kasur!
Pihak CBF sempat ragu dengan penandatanganan Ronaldo menuju Barcelona, namun setelah sang pemain mempresentasikan kontrak tersebut melalui via telefon, barulah mereka percaya.
Keesokan harinya, atau tepat pada 10 Juli 1996, Ronaldo resmi berseragam FC Barcelona.
Namun sayang, performa Brilian Ronaldo hanya bertahan satu musim di Barcelona. Ia meninggalkan memori manis untuk fans Barca yang bahagia bisa melihat salah satu pemain terbaik sepanjang masa mengusung panji klub pada 1996/97.
Saat itu, banyak yang memberitakan kalau terdapat beberapa masalah dalam perpanjangan kontraknya untuk Barcelona. Internazionale Milan pun memanfaatkan situasi ini dengan memboyongnya ke Liga Italia.
Sejak saat itu, Ronaldo semakin mengukuhkan diri sebagai pemain terbaik di dunia. Meski sempat alami cedera parah, Ronaldo tetap mampu bersaing di klub-klub besar seperti Real Madrid dan AC Milan.