Wayne Rooney merupakan talenta terbaik yang lahir di Negeri Ratu Elizabeth. Kehebatannya sebagai pesepak bola telah diakui oleh dunia.
Sebagai seorang penyerang, Rooney telah malang melintang di persepak bolaan Inggris, setelah menjalani debut profesional bersama Everton pada tahun 2002, Rooney kemudian melanjutkan petualangan di teater impian bersama Manchester United.
Di klub inilah Rooney menjelma menjadi seorang bintang. Rooney telah meraih segalanya di Manchester United. Lima gelar juara Liga Primer Inggris, tiga gelar juara Piala Liga, satu gelar Liga Champions, dan satu trofi Liga Europa dirasakan Rooney ketika masih bermain untuk United.
Rooney tidak saja dihormati di level klub, tetapi juga di Inggris, bahkan hingga daratan Eropa. Pada masa Jayanya, Rooney adalah penyerang yang sangat “kejam” di dalam dan luar kotak penalti. Dia menciptakan neraka bagi lawan, menciptakan surga untuk pendukungnya.
Selama berkarir di Everton, Rooney melesakkan bola ke gawang lawan sebanyak 17 kali dalam 77 pertandingan yang dijalaninya, sementara 13 tahun bersama setan merah, ia menggelontorkan 253 gol dari 559 pertandingan di semua kompetisi. Dan menjadikannya sebagai pencetak gol terbanyak Man United sepanjang sejarah.
Setelah menjalani masa keemasan bersama MU, Rooney pun kembali ke pangkuan Everton, tempat dia dibesarkan. Satu musim bareng Everton, Rooney mengemas 11 gol dari 40 pertandingan. Itu pun bermain sebagai gelandang tengah karena ia memang fasih bermain di posisi tersebut.
Rooney kemudian melanjutkan karir ke MLS bersama DC United dan selama dua tahun ia membukukan 25 gol dari 49 laga. Di level timnas, Rooney adalah pencetak gol terbanyak The Three Lions dengan catatan 53 gol dari 120 pertandingan.
Sederet torehan prestasi baik di level klub maupun timnas yang di raih Rooney sebagai pemain sepak bola mungkin bisa saja tak terjadi andai saat remaja dulu ia memutuskan untuk berhenti menjadi pesepak bola.
Ya, Pada umur 14 tahun, Rooney mengaku tak bisa menikmati permainan sepakbola. Terlebih ketika ia mulai mendapat banyak pemahaman tentang taktik sepakbola. Karena pada awalnya, ia hanya ingin bermain dan menikmati sepakbola saja.
“Pada umur di mana anda sedang bermain dan menikmati sepakbola, anda mulai diberi tahu tentang hal-hal lain yang harus dilakukan ketika berada di lapangan. Anda pun kemudian harus belajar mengenai taktik tentang permainan ini”, ujar Rooney (Dikutip dari Independent)
Saat itu Rooney merasa taktik tak dibutuhkan dalam sepakbola, ia benar-benar hanya ingin bermain dan menikmatinya. Maka ketika ia pulang ke rumah, ia sempat berkata pada ayahnya bahwa ia tak ingin lagi bermain sepakbola.
“Saya masih ingat saat itu saya pulang ke rumah dan mengatakannya pada ayah saya, dan ia kecewa”. Ujar Rooney (Dikutip dari Soocerly)
Namun karir sepakbola Rooney diselamatkan oleh Colin Harvey, pelatih akademi Everton yang pensiun dari kegiatan sepakbola pada 2003. Dengan saran dari legenda Everton ini, Rooney pun mengurungkan niatnya untuk menjadi petinju dan tetap bermain sepakbola.
“Ia [Harvey] duduk disampingku dan membuatku kembali jatuh cinta pada sepakbola,” kenang Rooney. (Dikutip dari Soccerly)
“Pada saat itu, saya berkata pada diri saya sendiri ‘Ini [sepakbola] adalah hal yang akan saya lakukan’. Sejak saat itu, saya tak lagi bertinju dan mulai fokus sepenuhnya pada sepakbola. Dan saya ternyata mengambil keputusan yang tepat.” ujarnya lagi.
Menjadi keputusan yang tepat karena dua tahun setelah kebimbangan tersebut, Rooney menjalani debutnya bersama tim utama Everton. Bahkan setahun berikutnya, tepatnya saat ia berusia 17 tahun, Rooney merasakan caps pertamanya bersama timnas senior Inggris ketika mengalahkan Australia dalam partai uji coba.
Rooney kemudian terus berkembang dan mengalami kemajuan pesat, Menjadi predator mematikan dan berstatus legenda di klub sarat akan sejarah bernama Man United. Dan sepakbola Inggris tentunay harus berterima kasih kepada Colin Harvey karena telah menyelamatkan salah satu talenta yang paling luar biasa.