“Ia pandai menggunakan kedua kakinya. Ia juga memiliki kecepatan. Meski ia masih mentah tapi saya yakin kami dapat memolesnya. Ia masih muda dan kami cukup andal dalam soal mengurus para pemain muda,” kata Sir Alex Ferguson suatu ketika.
Itulah ungkapan kepercayaan diri seorang Sir Alex Ferguson ketika mereka merekrut pemain muda asal Portugal yang namanya tidak terlalu dikenal publik sepakbola dunia.
Akan tetapi pujian itu bukan untuk Cristiano Ronaldo atau untuk Nani. Pujian itu diberikan Ferguson kepada pemain muda yang saat itu kedatangannya ke MU mengejutkan semua pihak. Pujian tersebut diberikan untuk Tiago Manuel Dias Correia atau yang akrab disapa Bebe.
Kedatangan Bebe ke Old Trafford sontak membuat dahi orang-orang berkerut. Entah apa alasan Ferguson merekrut pemain yang saat itu berusia 20 tahun tersebut. Namun yang pasti, Ferguson rela membuat manajemen mengeluarkan uang 7 juta paun atau sekitar Rp 120 Miliar untuk pemain yang bahkan ia sendiri belum pernah melihat aksinya secara langsung.
Ferguson sudah kadung percaya terhadap pencari bakat Setan Merah yang ketika itu dibantu mantan asistennya, Carlos Queiroz. Bebe bukanlah Ronaldo atau Nani yang ketika direkrut oleh MU berasal dari klub ternama Portugal, Sporting Lisbon.
Sebelum di rekrut oleh MU, Bebe hanyalah pemain klub divisi dua portugal, Estrela Da Amadora. Lalu pada Agustus 2010, hanya lima minggu setelah ia menandatangani kontrak dengan Vitória de Guimarães, Manchester United menyetujui untuk merekrut bebe.
Footballovers, sama dengan beberapa pesepakbola lainnya, kehidupan Bebe sebelum menjadi pemain profesional juga agak memprihatinkan. Tapi Bebe tidak menyerah, ia menjadikan sepakbola sebagai jalan untuk keluar dari jalur kemiskinan.
Bebe lahir pada 12 juli 1990 di Aguelva Cacem, Portugal. Masa kecil Bebe terbilang keras, ia hidup dan tinggal di Loures, sebuah kota terpencil yang terletak di pinggiran ibukota Portugal Lisbon. Bebe hidup serba kekurangan. Sejak kecil ia sudah ditinggalkan oleh orang tuanya yang pergi ke Tanjung Verde. Lalu ia dibesarkan oleh sang nenek.
Kehidupan Bebe mulai membaik ketika ia pindah ke tempat penampungan Casa do Gaiato saat berumur 12 tahun. Hal itu memastikan ia bisa menghabiskan masa remajanya dengan diberkati kemewahan yakni makanan, kehangatan, perawatan kesehatan dan pendidikan reguler.
Di tempat penampungan itu, awalnya Bebé akan tinggal bersama neneknya selama dua minggu. Namun dua minggu itu ternyata berlangsung menjadi delapan tahun. Tapi di sinilah Bebe mulai memoles bakatnya dalam bermain si kulit bundar.
Tahun-tahun pembentukan Bebé di Casa do Gaiato dihabiskan untuk terlibat dalam rutinitas doa, tugas sekolah, dan kegiatan harian lainnya. Di sinilah ia belajar membaca, menulis, dan tentunya bermain sepakbola.
Bebe memiliki pilihan untuk bermain sepakbola di lapangan dengan rumput-rumput liar yang panjang atau di lapangan keras berdebu. Kedua tempat itulah jenis medan di mana ia akan mengasah keterampilannya mengolah bola.
Di Casa do Gaiato Bebe mulai mengawali karirnya dengan bermain sepakbola jalanan. Semua itu berawal ketika pimpinan panti asuhan itu menerima panggilan telepon pada bulan April 2009.
Mereka diundang untuk berpartisipasi dalam Festival Sepak Bola Jalanan Eropa yang kedua, sebuah kompetisi untuk para tunawisma atau mantan tunawisma yang diselenggarakan oleh street football world melalui program FIFA, Football For Hope.
Casa do Gaiato ditanya apakah mereka dihuni oleh penggemar sepak bola. Satu nama pun langsung muncul di benak sang pimpinan. Maka berangkatlah Bebe, bersama dengan tujuh orang lain dari penampungan, menuju Foca, Bosnia-Herzegovina pada bulan berikutnya.
Di turnamen itu, Meskipun gagal menjadi yang terbaik, namun Bebe berhasil menjadi topskor. Kehebatan Bebe pada turnamen tersebut akhirnya membuat klub semi amatir portugal,Estrela Amadora, tertarik untuk memboyongnya.
Meski begitu Bebe tetap tinggal di Casa do Gaiato – sebuah bukti dari kerendahan hatinya dan memilih untuk pulang-pergi ke sesi latihan dan pertandingan. Bebe sering dipasang pada posisi sayap, terkadang di lini depan, ia hanay menghabiskan satu musim dengan Estrela.
Karir Bebe langsung melesat sangat cepat setelah ia dan agennya, Jorge Mendes, kemudian menyepakati tawaran dari klub yang bermarkas di Theater Of Dream, Manchester United. Sebuah tawaran yang tidak disangka-sangka oleh Bebe.
Bebe kemudian mendapatkan debutnya ketika masuk menggantikan Park Ji Sung dalam laga melawan Scunthorpe united di babak ketiga Piala Liga pada bulan september 2010.
Debutnya di liga primer kemudian didapat dua pekan berselang ketika ia masuk menggantikan Anderson dalam laga melawan Sunderland. Gol pertamanya terjadi dalam laga babak keempat piala liga melawan Wolverhampton Wanderers.
Namun setelah itu Bebe mulai merasa bahwa bermain di klub sebesar Manchester United sangatlah sulit. Penampilannya semakin jauh dari kata memuaskan. Selama di MU ia hanya tampil sebanyak 7 kali dan mencetak dua gol.
Hingga pada akhirnya Bebe dipinjamkan ke beberapa klub, tercatat Besiktas, Rio Ave dan Pacos de Ferreira menjadi pelabuhan Bebe sebagai pemain pinjaman sebelum akhirnya direkrut Benfica pada tahun 2014. Yang terbaru saat ini ia memperkuat Rayo Vallecano.