Footballovers, Nama ‘Trezeguet’ sudah tak asing di telinga pecinta si kulit bundar, ketenarannya sangat wajar mengingat ia adalah salah satu penyerang terbaik yang pernah ada. Trezeguet pernah bermain di Juventus dan mantan striker tim nasional Prancis.
Salah satu momen yang mungkin masih diingat pecinta sepakbola adalah Golden Golnya ke gawang Italia di Final Piala Eropa 2000, kala itu golnya menjadi penentu kemenangan Les Bleus dan membawa timnya jadi juara serta berhak untuk mengangkat trofi piala eropa.
Namun itu adalah David Trezeguet, nah rupanya di dunia ini nama ‘Trezeguet’ tidak hanya satu. Pasalnya ada lagi nama yang sama dan memiliki profesi yang sama pula, yaitu sebagai pemain sepakbola.
Kira-kira siapa nih footballovers. ?
Ya, Trezeguet yang dimaksud adalah pemain asal Mesir, Mahmoed Hasan. Nama lengkapnya adalah Mahmoed Ahmed Ibrahim Hasan, namun nama tersebut tidak terlalu populer, ia justru lebih dikenal nama Trezeguet, bahkan situs Wikipedia dan Transfermarkt menggunakan nama ‘Trezeguet’ bukan Mahmoed Hasan.
Pada bursa transfer musim panas 2019 namanya kian populer, penyebabnya adalah klub Inggris, Aston Villa merekrutnya dari klub asal Turki, Kasimpasa. Pemain berusia 24 tahun tersebut didatangkan dengan biaya 8,5 juta poundsterling atau sekitar Rp 148 Miliar. Pemain timnas Mesir tersebut menjadi pemain ke sembilan yang didatangkan Aston Villa pada musim panas 2019.
Kedatangannya ke persepakbolaan inggris tentu semakin menambah panjang cerita pemain mesir di negeri ratu elizabeth. Trezeguet akan mengikuti jejak Mohamed Salah, Mohamed Elneny, Ahmed Hossam Mido, Hossam Ghaly, Mohamed Shawky, dan Elmohamady yang sedang dan pernah bermain di liga inggris.
Sebelum direkrut Aston Villa, Mahmoed ‘Trezeguet’ Hasan, pemain kelahiran 1 oktober 1994 tersebut mengawali karir profesionalnya bersama Al Ahly pada tahun 2012 di usianya ke 18 tahun. Trezeguet melakukan debut profesionalnya di Liga Champions Afrika tahun 2012 sebagai pengganti menggantikan Mohamed Aboutrika dalam pertandingan melawan rival senegara Zamalek.
Musim pertamanya bersama Al Ahly tidak terlalu memuaskan, ia hanya dijadikan sebagai pemain pelapis. Namun, Memasuki musim kedua, kemampuannya mulai menarik hati sang pelatih hingga ia pun kerap di mainkan, di musim itu ia tampil sebanyak 28 kali dan mencetak 2 gol di semua ajang. Bersama Al Ahly Trezeguet meraih dua trofi liga champions Afrika tahun 2012 dan 2013 dan beberapa gelar lain.
Pada tahun 2015, Trezeguet yang berposisi sebagai gelandang itu dipinjamkan ke klub Belgia, Anderlecht. Kedatangannya ke Anderlecht terganggu oleh patah bahu yang berkelanjutan saat berlatih dengan tim nasional mesir di Uni Emirat Arab.
Trezeguet terpaksa absen dari lapangan hijau selama enam bulan pasca menjalani operasi. Manajer Anderlecht, Besnik Hasi menyatakan kekecewaannya pada gangguan pemain pinjamannya tersebut dan mengakui bahwa sulit bagi klub untuk menganalisis kemampuan Trézéguet.
Trézéguet kembali berlatih pada awal Desember 2015, Ia melakukan debut kompetitif bersama Anderlecht pada 27 Desember 2015 kala menghadapi Westerlo. Setelah debutnya itu, Besnik Hasi menggambarkan bahwa Trezeguet memiliki kemampuan hebat dan kecepatan, dan ia bisa melihat masa depan yang cerah ada dalam dirinya.
Meskipun hanya bermain 7 pertandingan di Liga Belgia, pada bulan Mei 2016 Anderlecht mengontrak Trezeguet secara permanen dengan biaya transfer senilai 2,2 juta euro atau sekitar Rp 32 Miliar.
Trezeguet menikmati pra-musim yang produktif pada musim panas 2016, ia mencetak empat gol dan mendapat pujian dari manajer baru René Weiler. Namun, kedatangan Nicolae Stanciu mendorong klub untuk menawarkan Trézéguet dengan status pinjaman kepada klub lain agar mendapatkan waktu bermain, akhirnya ia bergabung dengan sesama tim Belgia, Royal Excel Mouscron dengan kontrak pinjaman selama satu musim.
Bersama Mouscron, Trezeguet bermain 27 kali dan mencatatkan 7 gol di semua kompetisi. Musim berikutnya ia dipinjamkan ke Klub Turki, Kasimpasa. Disana Trezeguet bermain selama dua musim, yang mana musim keduanya berstatus sebagai pemain permanen.
Ia menjadi motor serangan utama klub asal Istanbul tersebut. Di mana ia mampu tampil dalam 71 pertandingan dan mencetak 25 gol di semua ajang serta total membuat 15 Assist di Liga Turki. Bahkan dua musim beruntun ia masuk kedalam susunan tim terbaik liga turki. Atas penampilan gemilangnya bersama Kasimpasa membuat Aston Villa tak ragu untuk merekrutnya.
Nah Footballovers, Ngomong-ngomong mengenai julukannya kenapa ia disebut sebagai ‘Trezeguet’, ternyata eh ternyata semua itu bermula ketika Mahmoed Hasan berusia 9 tahun saat ia masih membela tim sepakbola di sekolahnya.
Ia diberi julukan ‘Trézéguet’ oleh Badr Ragab, seorang pelatih muda di tim sepakbola sekolahnya. Badr Ragab menjulukinya ‘Trezeguet’ karena catatan mencetak gol untuk tim serta melihat kemiripan gaya permainan antara Mahmoed hasan dengan pemain sepak bola tim nasional Prancis David Trezeguet.
Tidak hanya hebat di level Klub, Trezeguet juga bermain cukup baik bersama Tim nasional Mesir. Saat membela timnas mesir u-20, ia mampu membawa timnya juara Piala Afrika u-20 tahun 2013. Sedangkan bersama tim senior, sampai sekarang Trezeguet sudah main sebanyak 41 kali dan mencetak 6 gol. Ia juga main di Piala dunia 2018.
Nah itulah Footballovers, cerita mengenai Mahmoed Hasan, mengapa ia dijuluki Trezeguet. Yang jadi pertanyaan sekarang adalah Mampukah Trezeguet bersinar bersama Aston Villa ?
