Brasil, dikenal sebagai rajanya sepakbola dunia. Dengan lima trofi piala dunia yang sudah diraihnya seolah menegaskan bahwa tim samba adalah yang terbaik di planet bumi.
Kehebatan mereka di lapangan hijau adalah murni dari para pemainnya yang memiliki skill olah bola yang mumpuni dengan dipadukan gaya bermain secara tim.
Di setiap generasi Brasil selalu menghadirkan sosok-sosok fenomenal yang mampu menghadirkan kejutan di dunia si kulit bundar. Sebut saja Ademir, Pele, Tostao, Zico, Socrates, Romario, Ronaldo, Ronaldinho hingga Neymar.
Footballovers, para pemain Brasil kita kenal sebagai pesepakbola yang lahir dan berkembang dari sepakbola jalanan. Waktu masih kecil para pemain Brasil tersebut sering bermain sepakbola di jalanan desa-desa atau kota-kota di negara Brasil.
Sekarang ini, nama-nama seperti Neymar, Coutinho, Firmino, Thiago Silva, Gabriel Jesus, Willian dan Marcelo tidak begitu asing di telinga kita. Dengan skuad yang bisa dibilang begitu menjanjikan. Tak sulit rasanya bagi Brasil untuk kembali menjadi yang terbaik.
Dahulu Timnas Brasil dikenal dengan ciri khas permainannya yang indah, yang kita sebut sebagai Jogo Bonito. Jogo Bonito atau yang dalam bahasa Inggris memiliki arti Play Beautifully merupakan permainan khas Brasil yang mengandalkan teknik dan kemampuan individu pemainnya.
Tetapi footballovers, Di zaman sekarang ini gaya permainan Jogo Bonito ala Brasil sudah mulai jarang ditampilkan dikarenakan kecenderungan bermain pragmatis dan lebih mementingkan hasil akhir.
Jika membandingkan timnas Brasil jaman dahulu dengan sekarang tentu saja sangat berbeda ya footballovers. Dahulu permainan indah ala Brasil masih sering dipertontonkan.
Nah footballovers, Jika Manchester United pernah memiliki sebuah generasi emas bernama Class of ’92, sepuluh tahun sebelumnya Brasil pun memiliki generasi emas bernama Class of ’82 yang menggemparkan dunia dengan Jogo Bonito-nya.
Di piala dunia 1982 yang dihelat di Spanyol, timnas Brasil memang tidak meraih gelar juara, tetapi gaya bermain mereka sangat enak ditonton. Selecao selalu bermain layaknya pertunjukkan sirkus. Waktu itu Brasil dikomandani oleh seorang pelatih bertangan dingin yang gila akan sepakbola menyerang dalam diri Tele Santana.
Pada turnamen itu, Brasil mengandalkan formasi 4-3-3. Skuad Brasil pada saat itu bukan main-main, pemain-pemain dengan skill yang luar biasa menghiasi skuad samba, Falcao, Zico, Socrates, dan Eder adalah diantaranya.
Di posisi bek sayap, Brasil memiliki Leandro dan Junior. Mereka tidak hanya kuat dalam bertahan tapi juga cepat dan rajin melakukan overlap. Kalau dijaman sekarang bisa diibaratkan seperti Dani Alves dan Marcelo.
Lalu di posisi bek tengah, ada nama Oscar dan Luizinho. Duet ini cukup tangguh karena di fase grup Brasil hanya kebobolan 2 gol dari 3 laga. Selain itu, Oscar dan Junior juga berhasil menyumbang masing-masing satu gol selama turnamen, meski keduanya bermain sebagai pemain belakang.
Di lini tengah, Brasil memiliki maestro pada waktu itu, Zico memerankan perannya sebagai seorang gelandang serang, ia lah otak permainan menyerang tim samba. Pemain yang disebut The White Pele itu berhasil menunjukkan kapasitasnya sebagai pemain nomor 10 yang bermain sangat cemerlang, mencetak empat gol dan semuanya adalah gol-gol yang dicetak dengan cara yang indah.
Selain Zico, di lini tengah ada juga Cerezo dan Falcao. Cerezo adalah gelandang bertahan yang memiliki stamina dan daya jelajah yang luar biasa. Sedangkan Falcao dipasang sebagai seorang deep-lying playmaker. Walaupun bermain sebagai pemain tengah, produktivitas pemain yang memiliki julukan the eighth King of Rome cukup baik. Ia sudah mencetak tiga gol sepanjang penampilannya di Piala Dunia 1982.
Di lini serang, Brasil memiliki para pemain dengan kecepatan di atas Rata-rata. Di sayap kiri, ada Eder, selain memiliki kecepatan, ia juga memiliki tendangan kaki kiri mematikan. Satu dari dua gol yang ia cetak sepanjang Piala Dunia 1982 merupakan tendangan bebas melengkung dengan kaki bagian luar. Ya miriplah dengan Gol Roberto Carlos ke gawang Prancis pada 1997.
Sayap kanan di isi oleh Socrates. Kapten Brasil ini memiliki postur yang cukup tinggi. Ia memiliki daya jelajah, dribel, dan tendangan keras yang akurat. Salah satu golnya di piala dunia 1982 dicetak dari tendangan jarak jauh yang mampu menggetarkan gawang Uni Soviet.
Serginho kemudian diplot sebagai striker utama. Striker haus gol yang menjadi legenda bersama Sao Paolo hanya mampu menciptakan 2 gol saja selama turnamen. Namun selain itu, perannya di lini depan Brasil sangat begitu baik.
Nah, Footballovers, Timnas Brasil diajang Piala Dunia 1982 tampil begitu luar biasa, di babak grup pertama, timnas Brasil yang tergabung dengan Uni Soviet, Skotlandia, dan Selandia baru berhasil keluar sebagai juara grup setelah meraih tiga kemenangan. Mereka hanya kebobolan 2 kali dan mencetak 10 gol.
Timnas Brasil pun lolos ke babak kedua. Perlu diketahui bahwa format piala dunia waktu itu tidak sama dengan piala dunia yang sekarang kita kenal. Pada zaman itu peserta Piala Dunia adalah 24 tim dan terbagi menjadi enam grup. Setiap dua tim yang lolos dari masing-masing grup akan dibagi lagi menjadi empat grup dan hanya juara grup lah yang akan lolos menuju semifinal.
Di babak grup kedua, Timnas Brasil harus tergabung dengan di grup Maut. Berada di grup C Brasil satu kelompok dengan Juara bertahan Argentina, dan tim kuat Italia.
Laga melawan Argentina, Brasil mencatatkan kemenangan fantastis atas sang Rival. Skor 3-1 menjadi penanda kedigdayaan Brasil. Zico, Serginho, Junior masing-masing cetak gol.
Namun sayang, Penampilan gemilang Brasil akhirnya dikalahkan Oleh Italia dengan skor 3-2 lewat Hattrick Paolo Rossi. Padahal Brasil hanya butuh hasil imbang saja untuk lolos ke semifinal dan menjaga asa meraih juara dunia. Atas kekalahan tersebut langkah tim samba di piala dunia 1982 terhenti karena hanya menempati urutan kedua dibawah Italia, yang kemudian menjadi juara.
Kekalahan tersebut menjadi pukulan telak bagi Zico dan kawan-kawan. Digadang-gadang akan menjadi juara, perjuangan mereka kandas di tangan Gli Azzuri yang tidak diunggulkan.
Meski begitu, penampilan tim samba di piala dunia yang berlangsung di negeri matador layak diacungi jempol. Dengan alasan mereka mampu menampilkan permainan yang memukau sepanjang pagelaran.
Beberapa dekade kemudian, legenda Brasil, Zico mengungkapkan bahwa permainan timnas Brasil pada 1982 lebih baik ketimbang permainan timnas spanyol era 2008-2013.
Itulah footballovers, cerita mengenai Timnas Brasil Class of ’82, jadi bagaimana menurut kamu apakah Brasil akan kembali berjaya di sepakbola dunia ?
