• About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
Friday, August 19, 2022
  • Login
  • Home
  • Story
  • Football Stories
No Result
View All Result
FOOTCHAMPION
  • Home
  • Story
  • Football Stories
No Result
View All Result
FOOTCHAMPION
No Result
View All Result
Home CERITA

Michael Laudrup : Si Jago Gocek Legenda El Classico

Akhairul Anwar by Akhairul Anwar
November 1, 2019
in CERITA
0 0
0
Michael Laudrup : Si Jago Gocek Legenda El Classico
Share on FacebookShare on Twitter

Denmark memang bukan negara kuat di percaturan sepak bola eropa. Namun, negara skandinavia itu rajin menelurkan bakat-bakat hebat di lapangan hijau. Salah satu nama yang paling populer adalah Michael Laudrup.

Michael Laudrup merupakan satu dari sekian bakat Denmark yang muncul di masa silam. Tepatnya pada akhir 80-an hingga dekade 90-an. Ia merupakan kakak dari sesama pemain sepak bola yang juga tak kalah jagonya, Brian Laudrup.

Tercatat ada tujuh klub yang pernah dibela Michael Laudrup sepanjang 17 tahun karir profesionalnya. Di mulai di klub lokal, Kjøbenhavns Boldklub, hingga berakhir di Ajax Amsterdam.

Michael Laudrup lahir pada 15 juni 1964 di kopenhagen, ibu kota Denmark. Ia lahir dari keluarga sepakbola – ayahnya, Finn Laudrup merupakan mantan pemain timnas Denmark, sehingga tak aneh Michael bersama adiknya, Brian sudah belajar menendang bola sejak kecil.

Michael Laudrup mengawali karier di tim lokal negaranya, Kjøbenhavns Boldklub, hanya semusim ia kemudian bergabung ke Borndby pada 1982, tepat setahun setelah ayahnya mengakhiri karier.

Selama di Brondby, ia tampil gemilang dengan catatan 24 gol dalam 38 penampilan. Berkat penampilan apiknya, Laudrup pun dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Denmark untuk pertama kalinya ketika usianya masih 18 tahun.

Prestasi ini menggiringnya ke Serie A dengan Juventus sebagai pelabuhan barunya pada 1983. Tapi, karena peraturan yang membatasi sebuah klub Serie A hanya diperbolehkan memiliki dua pemain asing – ketika itu Juve memiliki Zbigniew Boniek dan Michel Platini.

La Vechia Signora pun melepasnya ke klub promosi Lazio, dan hal ini tidak diketahui Laudrup sebelum menandatangani kontrak untuk Juventus. Dua musim di Lazio, Laudrup akhirnya ditarik Juve pada musim panas 1985 untuk menggantikan Boniek.

Setelah empat musim memperkuat Juventus, dengan raihan hanya satu Scudetto dan satu piala interkontinental serta mengemas 36 gol dari 152 penampilannya di semua kompetisi, Laudrup pun hijrah ke Barcelona pada 1989.

Di Barcelona, nama Michael Laudrup mulai disegani, ia dikenal sebagai playmaker jenius. Ia sangat menguasai tugasnya memahami permainan, membaca ruang, maupun menggocek bola.

Bahkan, saking jeniusnya, dalam situasi sesulit apapun, ia masih dapat mengoper bola kepada rekannya dan ini kerap memanjakan striker. Karena seringnya memberi assist, Laudrup sendiri justru jarang mencetak gol.

Bersama klub asal katalan, Michael Laudrup meraih sukses besar. Di bawah asuhan Johan Cruyff memimpin Dream Team Barcelona, Laudrup menghadang dominasi Real Madrid. Gelandang serang asal Denmark ini menjadi pemain kunci Barcelona kala itu.

Raihan juara Piala Champions pertama Barcelona merupakan andil besarnya. Dominasi La Liga saat itu lalu menjadi salah satu fondasi kesuksesan Barcelona hingga kini.

Michael Laudrup bukan hanya seorang pemain gelandang serang yang mampu bermain di segala penjuru lapangan, tapi ia adalah pesepakbola yang selalu bermain total di bawah asuhan Johan Cruyff. Ia mungkin bisa disebut sebagai pemain Eropa paling elegan sepanjang masa. Setelah Cruyff, tentu saja.

Ketika Barcelona merekrut pemain asing keempat, yakni Romario pada 1993, posisi Laudrup mulai terancam karena ketika itu tim hanya boleh memainkan maksimal tiga pemain asing di setiap pertandingan.

Puncaknya saat Laudrup tak masuk dalam skuat final Liga Champions 1994 yang berujung kekalahan 0-4 dari AC Milan. Konon, Laudrup berselisih dengan sang pelatih, Johan Cruyff dan akhirnya memutuskan hengkang. Tapi Laudrup mengatakan bahwa keputusannya pergi karena ingin mencari tantangan baru.

Kepergian Laudrup jelas petaka besar buat Blaugrana, apalagi secara mengejutkan ia memilih rival abadi, Real Madrid, sebagai pelabuhan berikutnya. Wacana revans terhadap pelatih asal Belanda pun ramai dibicarakan, meski yang bersangkutan menampik hal tersebut.

Bersama Real Madrid, Laudrup mempersembahkan trofi la liga musim 1994/95. Menjadi hal yang unik, ketika empat tahun berturut-turut ia memberikan gelar tersebut untuk “El Barca”, tapi ia pula yang mencurinya pada musim pertamanya di Los Blancos.

Hal itu sekaligus menjadikannya sebagai satu-satunya pemain yang memenangkan La Liga lima musim beruntun di dua klub berbeda. Ia pun terpilih sebagai salah satu pemain asing terbaik dalam sejarah Real Madrid versi Marca.

Ketika seorang pemain membela dua kesebelasan yakni Barcelona dan Real Madrid, secara otomatis pemain tersebut akan merasakan atmosfir El Classico bersama dua klub yang berbeda. Hal ini pula yang dirasakan Michael Laudrup.

Laudrup terlibat dalam beberapa laga El Classico, namun ada dua pertandingan El Clasico yang unik. Pada laga terakhir El Clasico bersama Barcelona, ia membawa Barcelona mengalahkan Real Madrid. Kemudian, enam bulan berselang, pada pertandingan pertama El Clasico bersama Real Madrid, ia berganti membawa si putih mengalahkan Barcelona.

Skornya yang menjadi perhatian. Kedua pertandingan itu berakhir dengan skor identik 5-0 masing-masing untuk kemenangan klub yang tengah dibela Laudrup. Tak banyak pemain yang bisa melakukannya dalam El Clasico.

Hanya dua musim Michael Laudrup di Real Madrid dengan mencetak 15 gol dari 76 penampilan, ia lalu mencoba berkarir di Jepang, memperkuat Visel Kobe. Di Jepang pun ia hanya setahun, sebelum bermain dan pensiun di Ajax Amsterdam. Dalam kariernya, tak sekali pun ia pernah mendapatkan kartu merah.

Sementara itu kariernya di tim nasional sedikit rumit. Laudrup sebenarnya tampil apik bersama Denmark. Ia kerap masuk skuat tim nasional Denmark pada turnamen besar. Namun ia memilih absen masuk Piala Eropa 1992, turnamen yang kemudian di juarai oleh Denmark.

Setelah turnamen tersebut, Laudrup kembali ke tim nasional. Penampilan ke-100 bersama timnas didapat pada Piala Dunia 1998. Ia tampil sebagai kapten tim selama turnamen. Bersama Brian dan Peter Schmeichel, Denmark melaju ke perempat final Piala Dunia.

Penampilan Denmark di Piala Dunia Prancis itu disebut-sebut sebagai salah satu penampilan terbaik selain saat juara Piala Eropa 1992. Laudrup lalu pensiun total dari sepakbola usai gelaran Piala Dunia 1998. Dia lalu merintis karier kepelatihan di Denmark, Rusia, Spanyol, dan Inggris, serta terakhir Qatar. 

Akhairul Anwar

Akhairul Anwar

Next Post
News Flash (01/11/19): Arnold Ingin Jadi Kapten Liverpool, Bayern Siapkan Pochettino Sebagai Pengganti Kovac, Zlatan Dibidik Klub Australia, Marcelo Nyaris Gila

News Flash (01/11/19): Arnold Ingin Jadi Kapten Liverpool, Bayern Siapkan Pochettino Sebagai Pengganti Kovac, Zlatan Dibidik Klub Australia, Marcelo Nyaris Gila

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Connect with us

  • 116 Followers
  • 61.3k Followers
  • 163k Subscribers
  • 23.6k Followers
  • Trending
  • Comments
  • Latest

The Biography of Robert Lewandowski

April 2, 2019
Mengapa Hanya Ada Tiga Kali Pergantian Pemain ?

Mengapa Hanya Ada Tiga Kali Pergantian Pemain ?

August 1, 2019

The Life Story of N’Golo Kante

February 28, 2019

Why Football Players Shave their Leg-hairs

April 25, 2019

Super Bowl 2017: Here’s How Many People Watched the Super Bowl

0

What is good from Frenkie de Jong?

0

A Life Story of Paulo Dybala

0

Who is actually Ole Gunnar Solskjaer?

0

Super Bowl 2017: Here’s How Many People Watched the Super Bowl

April 15, 2020

Arsenal and Sutton communities teams deepen bonds

April 14, 2020

Lance Armstrong Is Facing a $100 Million Lawsuit From the U.S. Government

April 13, 2020

McLaren’s F1 reboot needs to be successful for the sake of the sport

April 12, 2020

Recommended

Super Bowl 2017: Here’s How Many People Watched the Super Bowl

April 15, 2020

Arsenal and Sutton communities teams deepen bonds

April 14, 2020

Lance Armstrong Is Facing a $100 Million Lawsuit From the U.S. Government

April 13, 2020

McLaren’s F1 reboot needs to be successful for the sake of the sport

April 12, 2020

About Us

We bring you the best Premium WordPress Themes that perfect for news, magazine, personal blog, etc. Check our landing page for details.

Read more

Categories

  • Basketball
  • BERITA BOLA
  • BIOGRAFI
  • Boxing
  • CERITA
  • Cycling
  • Football
  • Football Stories
  • Formula 1
  • Golf
  • Moto GP
  • Story
  • Tennis
  • Uncategorized

Tags

acmilan Ajax argentina Barcelona biography brazil Champions League chelsea filippoinzaghi footballstar Football Stories Football Story intermilan italy juventus liga champions lionelmessi liverpool luissuarez manchester city manchester united manchesterunited mariobalotelli messi MMA MotoGP 2017 mourinho MU neymar pemain terbaik premierleague premier league realmadrid real madrid ronaldinho ronaldo rumor transfer Super Bowl The Presidents Cup UFC US Sports Valentino Rossi worldcup Zlatan Ibrahimovic zlatanibrahimovic

Recent News

Super Bowl 2017: Here’s How Many People Watched the Super Bowl

April 15, 2020

Arsenal and Sutton communities teams deepen bonds

April 14, 2020

© 2022 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Home
  • Story
  • Football Stories

© 2022 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In