Tidak banyak duet di lini depan yang tampil spektakuler di liga-liga top Eropa 2019/20 ini tetapi mungkin sektor serangan Inter Milan yang dihuni oleh Lautaro Martinez dan Romelu Lukaku yang paling mencuri perhatian banyak kalangan.
Alasannya mudah, dalam waktu singkat mereka berhasil membuktikan diri sebagai duet mematikan di Serie A dan Liga Champions. Sejauh ini, Lukaku dan Martinez sulit dihentikan dan ini juga menjadi salah satu bukti jika taktik Antonio Conte memang ampuh untuk membangkitkan Inter.
Menurut Conte, kombinasi antara Lukaku dan Lautaro bisa bertahan selama 10 tahun ke depan di Inter. Sebagai seorang pelatih, Conte memandang kedua pemain tersebut berhasil melengkapi satu sama lain dan menjadi perpaduan yang menarik.
Keberhasilan Conte sebagai juru taktik tim memang sudah dikenal berdasar pada penempatan dua penyerang di sektor serangan. Ketika berjaya bersama Juventus dia berhasil mengeluarkan kemampuan terbaik dari Mirko Vucinic, Fabio Quagliarella dan Sebastian Giovinco. Sebelum menutup karier di Turin, Conte sempat melatih Carlos Tevez dan Fernando Llorente.
Conte memutus kebiasaan klub menaruh harapan pada satu penyerang tengah untuk menciptakan kombinasi antara kekuatan, kecepatan dan kemampuan teknik pada diri Lukaku dan Martinez. Lukaku lebih didorong ke depan sementara Martinez bergerak liar di belakang dan keduanya menjalin hubungan istimewa dengan lima gelandang sejajar.
Strategi ini punya dampak besar hingga pemain dengan kualitas top seperti Alexis Sanchez dipaksa jadi penghangat bangku cadangan karena tidak sanggup mendobrak duo Lukaku dan Lautaro yang terus berkembang.
Kedua penyerang Inter ini juga mematahkan pandangan sekilas penikmat sepakbola. Dengan postur besar, Lukaku ternyata punya kecepatan tinggi dan kemampuan hebat mengolah bola. Sementara itu Martinez berbahaya di udara meski hanya memiliki tinggi 174 cm. Lima dari 14 golnya untuk Inter berasal dari kepala.
Dengan demikian sangat mudah untuk dilihat jika duet milik Inter ini bisa menawarkan banyak hal. Statistik mendukung pernyataan tersebut. Meski baru bermain bersama kurang dari tiga bulan, duet ini masuk kategori sukses.
Lukaku yang seolah-olah terlahir kembali setelah berpisah dengan Manchester United telah mengoleksi sembilan gol di semua kompetisi, sementara Martinez punya tujuh gol termasuk gol istimewa ke gawang Barcelona dan Juventus.
Total, 16 gol telah dicatatkan oleh kedua pemain ini untuk Inter dan siapapun lawan Nerrazuri berikutnya wajib waspada karena dari 16 tersebut 10 di antaranya tercipta di lima pertandingan terakhir. Ini bukti jika duet keduanya semakin padu.
Melihat kiprah Martinez pada musim ini maka sangat mudah juga untuk melupakan fakta bahwa ia adalah petualang baru di Eropa, dia juga berada di balik bayang-bayang Mauro Icardi namun dengan sedikit kesempatan bermain dia berhasil meyakinkan manajemen klub untuk mantap berpisah dengan Icardi dan keputusan ini sekarang terasa tepat.
Baiklah, sekarang kita bandingkan dengan lini serang tim papan atas Eropa lainnya. Tridente Barcelona yang dihuni Lionel Messi, Luis Suarez dan Antoine Greiezmann sekarang baru mengoleksi 18 gol sementara duo Juventus Cristiano Ronaldo dan Paulo Dybala baru mengumpulkan 10 gol.
Bagaimana dengan Manchester City dan Liverpool? Jelas kedua tim ini punya lini serang yang lebih tajam tetapi mereka telah menghabiskan waktu yang lebih banyak sebagai sebuah unit dan tanpa mengurangi rasa hormat pada skuad Inter lainnya, dua tim raksasa Inggris itu punya bakat yang lebih apik yang bisa memberikan dukungan ke lini depan.
Sejumlah laporan menyebutkan Martinez secara natural adalah calon pengganti Luis Suarez di Barcelona, gosip ini lumrah beredar mengingat dia juga berhasil merajut kerja sama apik bersama Lionel Messi di tim nasional Argentina.
Meski demikian Inter tetap percaya diri, melalui Beppe Marotta mereka menegaskan para pemain dalam kondisi bahagia di Giuseppe Meazza. Namun semua orang juga tahu, menolak Barcelona bukan perkara mudah.
Tetapi setidaknya Inter boleh berharap memiliki waktu yang lebih banyak untuk menikmati duet Martinez dan Lukaku seiring ambisi mereka merajai lagi sepakbola Italia. Bukan ambisi yang mudah untuk diwujudkan memang, tetapi jika duet ini terus tampil gemilang kans tersebut akan tetap terbuka.