Pada musim lalu, 2018/19 Atalanta berhasil finis di posisi ketiga klasemen akhir Serie A yang artinya membuat mereka mendapat satu tempat di babak penyisihan grup Liga Champions musim 2019/20.
Keberhasilan pasukan Gian Piero Gasperini di peringkat ke-3 Serie A juga merupakan yang tertinggi untuk Atalanta sepanjang sejarahnya. Sebelumnya, posisi finis tertinggi yang berhasil diraih Atalanta adalah peringkat ke-5.
Raihan tersebut mereka raih dalam dua kesempatan yakni pada tahun 1948 di bawah arahan Ivo Fiorentini dan 2017 bersama Gian Piero Gasperini.
Pada musim ini, Atalanta juga masih tunjukan konsistensi permainan di Liga Italia. Hingga pekan ke-11, Atalanta berhasil menduduki peringkat lima besar.
Musim ini, Atalanta tampil di Liga Champions, ini merupakan kali pertama partisipasi mereka di ajang antar klub bergengsi. Tapi penampilan mereka di eropa tak seperti yang mereka perlihatkan di kompetisi domestik. Dalam tiga pertandingan awal fase grup, klub berjuluk La Dea itu tak satu pun meraih poin.
Tapi pada Rabu, 6 November 2019 pasukan Gian Piero Gaspherini berhasil mencetak sejarah dengan meraih poin pertamanya di Liga Champions. Poin pertama tersebut dihasilkan dari skor imbang 1-1 kontra Manchester City di pekan keempat yang berlangsung di Stadion San Siro, Milan.
Pada pertandingan itu, Atalanta sempat tertinggal lebih dulu lewat gol Raheem Sterling, sebelum Mario Palasic mencetak gol penyama kedudukan di babak kedua. Sayangnya, La Dea tak mampu memanfaatkan keunggulan jumlah pemain, setelah kiper City Claudio Bravo diganjar kartu merah pada menit 81.
Pelatih Atalanta Gian Piero Gasperini mengakui kalau pemainnya tidak memainkan bola lebih banyak saat injury time. Namun, ia memaklumi hal tersebut karena memang pemainnya minim pengalaman di Liga Champions.
Belum lagi, Man City sengaja membuang waktu saat pergantian pemain dan menahan bola di dekat bendera pojok. The Citizens berusaha meminimalisasi tekanan ke gawang mereka yang dijaga kiper dadakan Kyle Walker.
Atalanta, klub yang berdiri sejak 17 Oktober 1907, seperti di singgung diawal baru kali ini tampil di ajang Liga Champions. Prestasi terbaik Atalanta di pentas Eropa adalah lolos hingga perempat final Piala UEFA (saat ini bernama Liga Europa) musim 1990/1991 dan semifinal Piala Winners musim 1987/1988.
Di kompetisi domestik, prestasi terbaik Atalanta adalah juara Coppa Italia pada 1962/1963 dan enam kali juara Serie B Italia. Di Liga Italia, Atalanta belum pernah mengangkat trofi juara.
Kehadiran nama-nama pemain seperti penyerang Duvan Zapata dan gelandang Josip Ilicic membuat La Dea tampil cukup trengginas. Musim lalu, Zapata bahkan mencatatkan namanya di posisi kedua daftar top skor Serie A dengan mengoleksi 23 gol di bawah penyerang Sampdoria Fabio Qualiarella dengan 26 gol.
Pada musim ini, nama-nama tersebut masih menghiasi skuad yang masih dilatih pelatih bertangan dingin, Gian Piero Gasperini. Tambahan satu poin tersebut membuat Atalanta masih belum beranjak dari dasar klasemen grup C. Meski sangat tipis namun peluang untuk melaju ke fase knock out masih ada.
Mereka harus menang dua kali lagi dan menanti hasil laga City kontra Shakhtar dan City vs Dinamo Zagreb untuk memastikan lolos ke-16 besar atau berlanjut ke Liga Europa sebagai tim peringkat tiga terbaik.