Footballovers, Enam tahun yang lalu publik sepakbola dunia sangat sedikit yang mengenal nama Riyad Mahrez. Karena saat itu Mahrez hanya sebatas membela klub kecil di liga prancis bersama Le Havre.
Namanya mulai harum dikenal pecinta sepakbola dunia justru ketika tampil gemilang bersama klub kecil, Leicester City di ajang liga primer inggris.
Mahrez menjadi salah satu bintang Leicester City saat merengkuh trofi liga primer inggris musim 2015/16. Keberhasilan klub berjuluk The Fox meraih juara di liga terbaik dunia tentunya sangat mengejutkan semua pihak. Wajar saja karena semua tahu bahwa Leicester City bukanlah klub besar dengan tradisi kuat di sepakbola inggris layaknya Chelsea, Arsenal, atau bahkan Totenham Hotspurs.
Riyad Mahrez memulai karirnya bersama klub amatir Quimper pada tahun 2009, klub tersebut berlaga di divisi keempat dalam sepakbola prancis. Semusim membela Quimper, Mahrez berlabuh ke klub ligue II, Le Havre.
Perlu footballovers ketahui bahwa pada tahun 2010, Riyad Mahrez pernah mendapatkan tawaran dari PSG dan Marseile untuk bermain disana, karena saat itu kedua klub sedang gencar mencari pemain muda asal prancis, namun Mahrez menolak tawaran tersebut dan lebih memilih Le Havre.
Setelah satu musim memperkuat tim junior Le Havre. Pada musim 2011/12, Mahrez dipromosikan ke tim utama oleh sang pelatih. Musim pertamanya Mahrez hanya diberi kesempatan bermain sebanyak delapan kali. Mahrez mulai menunjukkan tajinya di musim keduanya, ia mencetak 5 gol dalam 39 penampilan di semua ajang.
Saat Mahrez masih membela Le Havre, pemandu bakat klub Championship Inggris Leicester City, Steve Walsh sedang memantau rekan setimnya Ryan Mendes , tetapi ia justru terkesan dengan penampilan Mahrez.
Mahrez sendiri belum pernah mendengar tentang Leicester city, yang awalnya ia anggap sebagai klub rugby. Dan pada 11 Januari 2014, ia menandatangani kontrak tiga setengah tahun dengan klub yang bermarkas di King Power Stadium itu.
Awalnya teman-teman dan keluarganya ragu saat Mahrez pindah ke sepakbola Inggris karena dikenal dengan permainan yang menggunakan fisik, mereka percaya bahwa gaya permainan Mahrez akan lebih cocok bermain di Spanyol.
Bermain di divisi Championship, Mahrez berhasil membawa The Fox promosi ke liga primer pada pertengahan tahun 2014. Ia lalu melakukan debut Liga Premier pada 16 Agustus 2014, dan mencetak gol pertamanya pada 4 Oktober 2014 saat raih hasil imbang 2–2 lawan Burnley.
Di musim itu, Mahres bermain 32 kali dan mencetak 4 gol. Musim selanjutnya penampilan Mahrez semakin gemilang, bersama Jamie Vardy, Ngolo kante, dan beberapa pemain lain, ia berhasil membawa klub semenjana, Leicester City keluar sebagai juara liga primer.
Di musim itu, Mahrez mencetak 17 gol dari 37 penampilan di liga primer.
Tak hanya itu, Mahrez juga menjadi salah satu dari empat pemain Leicester City yang masuk dalam Tim PFA of the Year pada April 2016, dan pada bulan yang sama ia memenangkan penghargaan Pemain terbaik liga primer. hal itu menjadikannya sebagai orang Afrika pertama yang mendapatkan penghargaan itu.
Seperti yang kita ketahui bahwa Riyad Mahrez merupakan pemain yang memperkuat Tim Nasional Aljazair. Aljazair adalah negara di Afrika bagian utara. Mahrez sendiri lahir di Sarcelles, Prancis, Wilayah yang dikenal keras dan mempunyai kriminalitas yang tinggi, ia lahir pada 21 Februari 1991.
Ayah dan ibu Mahrez berkebangsaan Aljazair dan punya keturunan Maroko. Meski tinggal di Prancis, tapi Mahrez selalu menghabiskan masa liburannya di Aljazair.
Lahir di Prancis, Riyad Mahrez sebenarnya bisa saja membela tim ayam jantan, namun ia memilih untuk membela Tim nasional Aljazair, negara kelahiran orang tuanya.
Keputusan Mahrez untuk membela panji kebesaran Aljazair rupanya berawal dari sang ayah, Ahmed. Cerita bermula Saat Mahrez berusia 15 tahun, ia sudah harus menerima kenyataan Pahit karena ditinggal wafat sang ayah.
Ayah Mahrez merupakan mantan pemain sepakbola, ayahnya meninggal dunia karena serangan jantung. Hal itu tentu saja membuat ia mengalami salah satu momen terberat dalam hidupnya.
Kematian sang ayah memicunya untuk lebih serius dalam menekuni olahraga si kulit bundar, ia merenung “saya mulai lebih serius setelah kematian ayah saya, saat itulah segalanya mulai berjalan untuk saya”.
Namun sebelum sang ayah meninggal dunia, ayahnya pernah berwasiat yang disampaikan kepada Mahrez. Sang ayah berpesan agar sang anak membela Tim nasional Aljazair. Wasiat dari ayahnya itulah yang membuat Mahrez menjatuhkan pilihan kepada Aljazair.
“Dia menginginkan saya bermain untuk Aljazair,” ucap pria yang kini berumur 28 tahun itu, dikutip Sky Sports.
Di tengah kesibukannya sebagai pesepakbola, Mahrez tetap meluangkan waktu untuk mengunjungi makam ayahnya di Beni Snous, sebuah kota di Barat laut Aljazair.
Pada November 2013, Mahrez yang kelahiran Perancis menyatakan keinginannya untuk membela Aljazair diajang internasional. Hingga akhirnya ia dipanggil ke tim sementara Aljazair untuk Piala Dunia 2014.
Pada tanggal 31 Mei 2014, Mahrez melakukan debut internasionalnya bersama tim berjuluk El Khadra sebagai starter dalam pertandingan persahabatan jelang Piala Dunia melawan Armenia. Lalu ia mencetak gol pertamanya untuk Aljazair dalam laga kualifikasi piala afrika melawan Malawi pada 15 oktober 2014. Sementara di piala dunia 2014, ia bermain kala menjamu Belgia.
Hingga kini, pria yang berposisi sebagai pemain sayap tersebut sudah membukukan 53 penampilan dan mencetak 13 gol bagi Aljazair. Prestasi terbaiknya adalah Juara piala Afrika 2019 yang dihelat di Mesir pada bulan Juli. Yang mana Aljazair mengalahkan senegal 1-0.
Bagi Mahrez, ini merupakan gelar perdana yang ia persembahkan untuk negaranya. Rasa bangganya semakin bertambah karena dia berstatus kapten dan menjadi sosok yang berhak mengangkat trofi Piala Afrika diatas podium. Mahrez sendiri mencetak 3 gol di turnamen tersebut.
Saat ini, Mahrez bermain di klub papan atas liga inggris, Manchester City. Setelah pada awal musim 2018/19, ia menandatangani kontrak lima tahun dengan The Citizen. Dengan biaya transfer 60 juta paun atau sekitar 1 triliun lebih,hal itu menjadikannya sebagai pemain Afrika termahal, dan menjadi pembelian termahal Manchester City, juga rekor penjualan terbesar Leicester City.
Nah itulah Footballovers, kisah Riyad Mahrez yang mendapat Wasiat dari sang ayah untuk memperkuat Aljazair.