Footballovers, kamu setuju kan kalau dalam sepakbola itu lebih bersifat dinamis. Maksudnya ada kalanya sebuah tim tampil bagus dalam beberapa pertandingan, lalu tiba-tiba penampilannya memburuk, atau konsistensi dalam bermain masing kurang baik.
Lalu ada juga masa di mana pemain yang awalnya disalahkan, malah menjadi pahlawan di masa depan. Tidak pula ada yang tahu seorang pemain yang awalnya ditahbiskan menjadi pahlawan, yang namanya dielu-elukan di seantero negeri, pada suatu masa menjadi pihak yang paling disalahkan.
Ya begitulah, sepakbola tidak selamanya bersifat statis, melainkan lebih banyak bersifat dinamis.
Nah Footballovers, jika bicara tentang seorang pahlawan yang kemudian dibenci karena sepakbola. Masih ingatkah kamu dengan sosok David Trezeguet ? jika masih, momen apa yang paling kamu ingat dari sosok bernama David Trezeguet.
Tentu kebanyakan orang yang sudah menggemari sepakbola sejak puluhan tahun yang lalu akan mengatakan bahwa Golden Goal Trezeguet ke Gawang Italia di final piala eropa 2000 sebagai momen terbaik bagi karir profesional Trezeguet.
Dalam pertandingan yang berlangsung di stadion De Kuip, Roterdam, Belanda pada 2 juli 2000 tersebut seolah menjadi ajang kepahlawanan pemain kelahiran 15 oktober 1977 tersebut.
Betapa tidak, ia yang tampil sebagai pemain pengganti di menit 76 menggantikan Youri Djorkaef menjadi sosok Protagonis yang mengantarkan Prancis keluar sebagai juara piala eropa untuk kedua kalinya.
Pada laga final itu, kedua tim saling menyerang di babak pertama, tapi mereka gagal memanfaatkan peluang yang ada. Skor kacamata pun terjadi hingga turun minum.
Timnas Italia yang diperkuat beberapa pemain hebat, lebih dulu unggul lewat gol Marco Delvecchio hasil umpan silang Gianluca Pesotto dari sisi kiri pertahanan Prancis pada menit ke-55, membawa Italia begitu dekat dengan gelar Piala Eropa.
Keunggulan tipis ini sendiri sanggup dipertahankan oleh anak asuhan Dino Zoff hingga laga mendekati detik-detik penghabisan. Namun sayang, saat memasuki masa injury time, Silvyain Wiltord yang masuk sebagai pemain pengganti di babak kedua berhasil menyamakan kedudukan. Gelar juara Italia tertunda karena harus dipastikan lewat perpanjangan waktu.
Footballovers perlu tahu, bahwa saat itu, FIFA menerapkan sistem sudden death atau golden goal. Kesebelasan mana yang mencetak gol terlebih dahulu, dia yang menang.
Di momen perpanjangan waktu inilah sosok Trezeguet hadir sebagai pembeda, memanfaatkan umpan dari Robert Pires di sisi kiri, Trezeguet melakukan tendangan yang gagal di halau kiper Italia pada menit 103.
Tendangan first time-nya menghujam sisi kanan gawang yang dikawal Francesco Toldo. Gol tersebut membuat harapan Italia untuk merebut kembali supremasi tertinggi sepakbola eropa pupus. Gol tersebut pula yang mengantar Perancis sebagai juara Piala Eropa, sekaligus menyandingkan dengan trofi Piala Dunia 1998.
Trezeguet langsung berselebrasi dengan berlari lalu membuka kaos yang dikenakannya, kebahagiaan para pemain prancis pun diiringi dengan kekecewaan para pemain italia.
Sejak saat itulah, David Trezeguet di elu-elukan masyarakat Prancis, ia dianggap sang pahlawan bagi persepakbolaan prancis. Tanpa gol yang ia ciptakan mungkin saja Prancis tidak akan meraih trofi piala eropa.
Namun, enam tahun kemudian, Trezeguet menjadi pihak yang paling di hujat, ia dibenci oleh publik sepakbola prancis. Kenapa ya ?
Footballovers masih ingat kan kalau laga final piala dunia 2006 yang dihelat di Jerman mempertemukan timnas prancis melawan Italia.
Ya, Pada Piala Dunia 2006, Italia sebenarnya tidak di unggulkan, kasus Calciopoli dan permainan yang mengandalkan bertahan menjadi beberapa faktor kenapa Italia tidak terlalu diunggulkan.
Sementara, Prancis sedikit lebih diunggulkan daripada Italia, berbekal sisa-sisa pemain yang berjaya di piala dunia 1998 dan piala eropa 2000, Prancis mengais asa untuk kembali merengkuh trofi piala dunia.
Setelah melewati babak grup dan fase gugur yang menegangkan bagi kedua kesebelasan. Gli Azzuri kembali dipertemukan dengan Les Bleus di laga puncak turnamen sepakbola antar negara, kali ini diajang yang lebih besar yaitu Piala Dunia. Bedanya dengan laga final piala eropa enam tahun sebelumnya, kali ini italia mengenakan seragam warna biru, sementara prancis memakai warna putih.
Beberapa pemain yang tampil enam tahun lalu di final piala eropa 2000 masih menjadi andalan bagi kedua tim. Di line up Prancis masih ada Zidane, Henry, Patrick Viera, Thuran, dan Barthez yang juga bermain sejak menit awal pada pertandingan enam tahun yang lalu.
Sementara, di line up Italia hanya mengandalkan Fabio Cannavaro dan Francesco Totti yang juga tampil sejak menit awal pada pertandingan enam tahun yang lalu.
Berlangsung di Olimpic Stadium, Berlin. Zinedine zidane membawa prancis unggul lebih dulu di menit ke 7 lewat titik putih setelah sebelumnya Florent Malouda dijatuhkan di kotak penalti oleh pemain belakang Gli Azzuri. Tidak berselang lama, pada menit ke 18 Marco Materazi membawa kedudukan menjadi imbang.
Pada laga tersebut, Prancis lebih banyak menyerang, sementara Italia hanya mengandalkan serangan balik. Namun hingga waktu normal 90 menit kedua tim gagal menambah jumlah gol.
Pertandingan pun dilanjut ke babak perpanjangan waktu, namun gol tetap tidak ada yang tercipta. Untuk menentukan pemenang, kedua tim harus melakoni adu tos tosan atau Drama adu penalti.
Dalam drama adu penalti, Prancis menugaskan Wiltord dan Trezeguet sebagai dua eksekutor pertama. Mereka berdua adalah aktor yang sama yang memberikan mimpi buruk pada Gli Azzuri enam tahun silam.
Tetapi Footballovers, pada momen inilah, David Trezeguet Justru menjadi tersangka kekalahan Prancis atas Italia.
Pirlo sebagai penendang pertama bagi Italia, berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik. Begitu pula dengan Silvain Wiltord. Kemudian Materazi juga sukses sebagai eksekutor kedua bagi Italia.
Kali ini giliran Trezeguet yang jadi algojo, ia menempatkan bola ke sisi kanan atas gawang Italia. Arah tendangan tersebut sama persis ketika ia menaklukan Toldo enam tahun lalu.
Tapi nasib baik belum menimpa Trezeguet, Meskipun Gianluigi Buffon sudah mati langkah, bola tendangan Trezeguet membentur tiang dan tidak gol. Sialnya, itu merupakan satu-satunya penalti yang gagal dieksekusi. Prancis pun gagal menjadi juara setelah kalah 5-3 dalam adu penalti.
Atas kegagalan dalam mengeksekusi penalti, David Trezeguet yang pada enam tahun sebelumnya menjadi pahlawan kini harus menjadi tersangka. Ia pun harus rela menerima kritikan dari publik sepakbola prancis.
Usai final Piala Dunia, tidak ada lagi yang memberi pujian bagi Trezeguet. Malah yang terjadi justru banyak suara cacian yang memojokkan pemain yang dijuluki Trezegol tersebut.
David Trezeguet menjadi pesakitan. Semua mengkambing hitamkan dirinya, bahkan pelatih prancis saat itu, Raymond Domenech tak mau lagi menyertakan Trezeguet di skuad Prancis di Piala Eropa 2008.
Nah itulah footballovers, kisah David Trezeguet tersebut menjadi bukti bahwa sepakbola akan selalu bersifat dinamis. Menurut kamu footballovers, apakah Trezeguet layak disebut sebagai pahlawan atau sebaliknya ?