Pecinta sepakbola sekarang mungkin akan lebih akrab dengan nama-nama seperti Messi, Ronaldo, Neymar, Griezman, Modric atau Kylian Mbappe. Dua nama pertama bahkan mendominasi selama kurun waktu satu dekade terakhir.
Sejak 2008 hingga 2017, Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi silih bergantian menjadi yang terbaik di eropa bahkan di dunia. Kedua pemain sama-sama meraih lima kali penghargaan sebagai yang terbaik di planet bumi. Dominasi mereka akhirnya di patahkan oleh Luca Modric di tahun 2018.
Namun, perlu kalian ingat, sebelum Ronaldo dan Messi merajai persepakbolaan dunia. Pemain asal Brasil, Ricardo Kaka menjadi bintang terakhir yang merajai dunia sebelum masuk ke era Ronaldo-Messi.
Pada tahun 2007, Ricardo Kaka menjadi pesepakbola yang meraih banyak penghargaan individu. Hal itu bukan tanpa sebab, pasalnya penampilannya bersama AC Milan sepanjang musim begitu gemilang.
Ricardo Izecson do Santos Leite merupakan pemain kelahiran 22 april 1982 di Kota Brasilia, Brasil. Kaka mengawali karir profesionalnya bersama Sao Paolo pada tahun 2001 hingga 2002.
Tahun 2003, Kaka berlabuh ke raksasa Italia, AC Milan. Di klub inilah namanya mulai dikenal sebagai salah satu pesepakbola hebat. Ia sudah menunjukan kelasnya pada musim pertamanya berbaju merah-hitam. Torehan 14 gol dari 45 laga di semua ajang menjadi pembuktian kualitas seorang Kaka.
Penampilan Kaka bersama AC Milan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Puncaknya pada musim 2006/07. Statistiknya di musim itu lebih baik dari musim-musim sebelumnya. Mencetak 18 gol, 10 Assist di semua kompetisi.
Bermain di AC Milan bersama pemain-pemain top dunia seperti Paolo Maldini, Clarence Seedorf, Andrea Pirlo, Gennaro Gattuso, Filipo Inzaghi dan beberapa pemain lainnya membuat kemampuan Kaka semakin moncer. Pemain Brasil itu sama menawannya dengan pemain mana pun untuk turun ke lapangan ketika dalam kondisi terbaiknya.
Pada era tersebut, Kaká adalah gelandang paling ditakuti di dunia. Ia merupakan pemain yang sangat seimbang dan serbaguna, pemain bola yang lihai dengan tendangan yang kuat dan akurat. Ia memiliki kemampuan kaki kanan dan kiri sama baiknya. Selain itu ia juga mempunyai kecepatan dan kekuatan.
Kecerdasannya memungkinkannya untuk mengeksploitasi ruang dengan efisiensi yang tajam dan kemudian menggunakan kemampuan menggiring bola untuk menusuk ke jantung pertahanan dan memaksa lawan untuk menghentikannya.
Menurut Ronaldinho Kaka adalah yang terbaik di Dunia “Untuk dua, mungkin tiga musim [di Milan] dia adalah pemain terbaik di dunia, tidak ada yang tidak bisa dia lakukan.” (di kutip dari Laman TheVersed)
Setelah kepergian Shevchenko pada 2006, Kaká menjadi titik fokus serangan Milan. Ia ditempatkan di berbagai posisi selama musim 2006/07, tetapi biasanya sebagai second striker di belakang Filippo Inzaghi.
Kaka menunjukan kualitasnya di musim tersebut pada ajang kompetisi antar klub eropa. Ia memerankan peran penting dalam rute perjalanan AC Milan ke Final. Kaka kerap mencetak gol dan Assist yang membantu tim meraih kemenangan.
Salah satu buktinya adalah yang terjadi di babak semifinal Liga Champions. Ketika AC Milan mesti berhadapan dengan lawan tangguh, Manchester United, yang saat itu berada dalam masa terbaik mereka, dan masih ditukangi oleh manajer legendaris, Sir Alex Ferguson.
Laga yang berlangsung di Old Trafford tersebut memang menjadi milik MU berkat 3-2. Tetapi, publik Old Trafford tentu masih ingat bagaimana jantung mereka berdegub kencang, menyaksikan aksi sensasional dari seorang Kaka.
Ia yang mencetak dua gol untuk Milan dalam pertandingan yang sempat diguyur hujan tersebut. Dua kali Kaka berhasil memperdayai Gabriel Heinze dan menceploskan bola ke gawang Edwin van der Sar.
Namun yang paling fenomenal tentu gol kedua yang dicetaknya pada menit ke-35. Pergerakan Kaka sampai membuat Heinze dan Patrice Evra bertabrakan hingga kemudian tersungkur. Lalu dengan mudah ia membobol gawang van der Sar. Gol tersebut adalah satu momen terbaik Kaka sepanjang kariernya.
Pada laga kedua yang berlangsung di San Siro Kaka kembali mengukir namanya di papan skor. Kaka mencetak satu gol dalam kemenangan 3-0 milan atas setan merah.
Selain MU, tercatat Bayern Munchen, Glasgow Celtic, Anderlecht, dan AEK Athens menjadi korban keganasan Kaka di ajang Liga Champions musim itu. Kaka kembali berperan penting dalam laga final menghadapi Liverpool, walaupun tak mencetak gol namun ia memberikan umpan matang kepada Inzaghi yang mencetak gol kedua. Pada akhir Laga Milan menang 2-1 atas The Reds.
Malam itu Kaka telah mencapai puncak prestasi tertingginya bersama Klub. Dan di akhir turnamen dirinya dinobatkan sebagai pencetak gol terbanyak Liga Champions dengan torehan 10 gol.
Setelah kemenangan di Liga Champions, Milan kemudian memenangkan Piala Super Eropa melawan Sevilla pada bulan Agustus dan Piala Dunia Klub FIFA pada bulan Desember. Kaka kembali mencetak gol dalam dua ajang tersebut.
Pada tahun itu, Kaká mencapai penyapu bersih virtual penghargaan individu, termasuk Pemain Terbaik Dunia FIFA of the Year dan UEFA Club Footballer of the Year. Paling signifikan, ia juga dianugerahi Ballon d’Or dengan 444 suara, unggul atas Cristiano Ronaldo di posisi kedua dengan 277 suara,, dan Lionel Messi urutan ketiga dengan 255 suara.
Pada tahun 2009, karena alasan finansial, Milan terpaksa melepas Kaka ke Real Madrid. Namun, sebagian besar akibat cedera, kariernya menurun. Sementara bersama AC Milan, Kaka mencetak 95 gol dan 46 assist dalam 270 penampilan selama enam musim sejak direkrut dari sao paolo. Publik Milan tentu akan mengingat kehebatan pemain Brasil ini.