Footballovers, dalam beberapa musim terakhir liga spanyol identik dengan persaingan antara Real Madrid, Barcelona dan Atletico Madrid. Ketiga tim tersebut adalah peraih gelar juara liga dalam sepuluh tahun terakhir, walaupun madrid dan barca lebih mendominasi.
Namun terlepas dari itu semua, Valencia, Sevilla, Getafe dan Athletic Bilbao adalah beberapa tim yang kerap silih berganti menghuni papan atas klasemen la liga.
Jika membahas keempat tim tersebut tentu saja kamu sepakat bahwa mereka adalah klub-klub level menengah di sepakbola spanyol.
Tidak ada yang membantah bahwa Valencia, sevilla, Getafe dan Bilbao memang kerap kali menghuni posisi antara peringkat 4 sampai dengan 10 di klasemen akhir la liga.
Tapi itu di jaman sekarang, nyatanya baik Valencia, Sevilla, dan Athletic Bilbao juga pernah mencicipi manisnya meraih gelar juara la liga pada beberapa tahun yang lalu.
Khusus untuk Valencia mereka bahkan terakhir kali meraihnya di milenium baru. Perlu diketahui bahwa sebelum masa dominasi El Barca dan El Real, Valencia adalah salah satu kekuatan utama sepakbola spanyol diawal era 2000-an.
Dibalik kesuksesan sebuah klub, pastinya ada sosok pelatih yang mengiringi keberhasilan sebuah tim mencatatkan prestasi emas.
Nah footballovers, kamu tahu gak sih siapa pelatih Valencia pada masa itu ?
Ya, Dia adalah Rafael Benitez.
Mungkin kamu hanya tau kesuksesan Rafael Benitez bersama Liverpool saja kan, tetapi sejatinya ia juga telah mencatatkan prestasi manis bersama tim kelelawar hitam lho.
Sebelum melatih Valencia, Rafael Benitez terlebih dahulu mengawali kiprah kepelatihannya bersama dengan Real Madrid Castilla pada tahun 1993. Setelah itu ia berturut-turut menangani Real Valladolid, Osasuna, Extremadura, dan Tenerife.
Hingga pada tahun 2001, Pelatih kelahiran 16 april 1960 itu akhirnya diangkat sebagai pelatih Valencia, menggantikan Héctor Cúper.
Valencia, di bawah Héctor Cúper, telah mencapai final Liga Champions berturut-turut pada tahun 2000 dan 2001, masing-masing kalah dari Real Madrid dan Bayern Munchen, dengan kekalahan terakhir hanya terjadi melalui adu penalti setelah kedua tim bermain imbang dalam waktu 120 menit.
Namun, prestasi Valencia di la liga kurang begitu baik di tangan Cuper, finis di tempat ketiga pada musim 1999/00, kemudian diikuti oleh kekecewaan besar karena kehilangan kualifikasi Liga Champions ketika mereka mengakhiri musim 2000/01 di urutan kelima.Â
Patut diingat bahwa ketika Benitez melatih valencia sejak 2001, ia mewarisi tim terbaik yang ada di Valencia.
Pasukan Valencia ketika BenĂtez pertama kali tiba tidak kekurangan kualitas pemain dan ada banyak potensi di dalamnya. Banyak pemain yang bermain di final Liga Champions 2001 yang kemudian memenangi gelar bersama Benitez.
Kiper, Santiago Cañizares, secara umum dianggap sebagai salah satu yang terbaik di dunia pada saat itu, dan membentuk pertahanan yang tangguh bersama dengan Roberto Ayala, Amadeo Carboni dan Mauricio Pellegrino, yang akan terus bermain di Valencia pada musim-musim selanjutnya.
Valencia sangat ingin mengakhiri penantian selama 30 tahun untuk meraih gelar La Liga dan setelah CĂşper pergi ke Inter milan, mereka beralih ke Rafael BenĂtez, seorang manajer muda dengan reputasi yang sedang berkembang yang baru saja membawa Tenerife promosi ke La Liga.
Bersama dengan Benitez, Valencia menjelma menjadi tim yang lebih banyak mengandalkan gaya permainan menyerang, tidak seperti saat diasuh Hektor Cuper.
Di awal karirnya sebagai pelatih Valencia, Benitez memboyong Miguel Angel Ferrer Martinez atau yang lebih dikenal dengan Mista yang merupakan anak didiknya sewaktu di Tenerife. Selain itu, ia juga mendatangkan Francisco Rufete dari Málaga.
Musim pertamanya dilalui dengan gemilang, ia membawa Valencia merengkuh trofi la liga untuk kali pertama sejak 31 tahun yang lalu. Unggul dengan selisih tujuh poin atas Deportivo La Coruña yang berada di posisi kedua. Di musim itu, Los Che mencetak 51 gol dan hanya kebobolan 27 gol.
Tetapi di musim 2002/03, Valencia tidak mampu mengulangi sukses seperti musim sebelumnya. Mereka hanya mampu finis di peringkat kelima la liga. Di musim yang sama Benitez mengantarkan Valencia menembus babak perempat final, namun sayang mereka dikalahkan oleh Inter Milan.
Pada musim 2003-04, Valencia kembali meraih gelar juara La Liga di pekan ke 35. Tidak hanya itu, kesuksesan di ajang domestik juga menular ke ajang antar klub eropa. Valencia berhasil meraih juara Piala UEFA setelah mengalahkan Marseile 2-0 di partai final.
Musim itu bisa disebut sebagai musim terbaik pertama bagi Rafael Benitez dan juga tentu saja bagi Valencia. Karena mereka mampu meraih double winner.
Di musim itu, Angka kebobolan Valencia sama dengan ketika jadi juara pada musim 2001/02, yakni 27 gol. Hebatnya, kali ini Valencia lebih garang. Mereka mencetak total 71 gol atau 20 gol lebih banyak daripada 2001/02 dan hanya kalah satu gol dari Real Madrid – tim paling produktif di La Liga musim itu.
Tetapi, Setelah mengantarkan Valencia pada masa kejayaan. Rafael Benitez tidak bertahan lama di klub tersebut, ia memilih mengundurkan diri pada juni 2004 akibat terjadi perselisihan dengan petinggi klub.
Walau begitu ia akan tetap dikenang sebagai pelatih tersukses bagi Valencia. Dengan raihan 2 trofi la liga dan 1 trofi piala UEFA telah membuat Valencia berada dalam masa keemasan sepanjang sejarah klub.
Bahkan ketika Benitez menjadi pelatih real madrid pada musim 2015/16 dan saat berhadapan dengan Valencia di Mestalla. Para pendukung Valencia melakukan koreografi untuk mengapresiasi Benitez.
Salah satunya terdapat spanduk ucapan terima kasih kepada Benitez di tribun belakang gawang Keylor Navas selama babak pertama. spanduk tersebut bertuliskan yang artinya “Rafa, anda memberikan kami tahun terbaik dalam hidup kami. Terima kasih”.
Setelah ditinggal Benitez, Valencia tak pernah mendapatkan dua trofi itu lagi. prestasi terbaik hanyalah meraih trofi Copa Del Rey musim 2007/08 dan 2018/19.
Rafael Benitez kemudian melanjutkan petualangannya bersama Liverpool, bersama The Reds dirinya dianggap cukup sukses.
Itulah kisah Valencia sang kelelawar hitam yang menuai sukses bersama dengan Rafael Benitez.