Virgil van Dijk berhasil membawa Liverpool menjadi raja di Eropa. Pria Belanda kini menjadi elemen penting dalam kubu The Reds. Keberadaannya di lini belakang Liverpool mampu memberi rasa aman bagi skuat asuhan Jurgen Klopp.
Namun dalam penganugerahan Ballon D’or 2019, Van Dijk malah berada ditingkat kedua, atau di belakang Lionel Messi. Penghargaan Ballon D’or 2019 yang diberikan kepada Messi sempat mendapat pertanyaan. Pasalnya, jika dilihat dari prestasi dan kontribusi kepada tim, van Dijk jelas berada diatas Messi.
Hasil itupun memunculkan ketidaksetujuan dari sejumlah pihak. Hasil yang dianggap kurang fair tidak terjadi pada tahun ini saja. Sebelumnya, sudah ada beberapa penghargaan Ballon D’or yang dianggap kontroversi.
Berikut adalah 10 Pemenang Ballon D’or paling kontroversial sepanjang sejarah.
10. Pavel Nedved (2003)
Sebelum era Messi dan Ronaldo, pemain yang mampu mecetak 42 gol dan 26 assist dalam satu musim dianggap sangat luar biasa.
Kala itu, jarang ada pemain yang mampu mencatatkan statistik tersebut. Pada 2003, pemain Arsenal, Thierry Henry secara mengejutkan mampu melakukan catatan tersebut. Alhasil, ia pun menjadi satu di antara kandidat pemenang Ballon d’Or. Selain Henry ada kapten AC Milan yang diprediksi menggondol penghargaan Ballon d’Or, yaitu Paolo Maldini.
Namun, saat pemenang gelar tersebut diumumkan bukanlah satu di antara dua pemain tersebut. Pada 2003, pemain Juventus asal Republik Ceko, Pavel Nedved secara mengejutkan merengkuh gelar Ballon d’Or.
9. Igor Belanov (1986)
Tidak perlu diragukan lagi bahwa Diego Maradona merupakan pemain terbaik tahun 1986. Namun sayang, pada saat itu penghargaan Ballon D’or hanya berlaku untuk pemain Eropa saja.
Saat itu, nama Gary Lineker dianggap yang paling mentereng di Eropa. Legenda asal Inggris itu memenangkan sepatu emas pada Piala Dunia. Akan tetapi, secara mengejutkan ia tidak mendapat penghargaan Ballon D’or.
Gelar Ballon d’Or justru diberikan kepada pemain asal Ukraina, Igor Belanov, yang hanya mengangkat Piala Winners bersama klubnya.
8. Cristiano Ronaldo (2013)
Franck Ribery menjadi pemain yang paling kesal dalam penghargaan Ballon D’or tahun 2013. Pasalnya, ia yang mampu meriah treble bersama FC Bayern hanya duduk di urutan ketiga, dibawah Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.
Meski Ronaldo tampil gemilang dan mampu mencatatkan 66 gol dari 56 pertandingan, tetap saja, Ribery adalah pemain paling menonjol kala itu. Ronaldo yang menjadi raja di tahun tersebut pun sukses merengkuh gelar Ballon D’or keduanya.
7. Fabio Cannavaro (2006)
Cannavaro memang tampil luar biasa pada gelaran Piala Dunia 2006. Ia mampu mengantar Gli Azzuri merajai dunia. Berkat prestasinya itu, eks pemain Juventus mendapat penghargaan Ballon D’or.
Akan tetapi, banyak yang menyayangkan trofi Ballon D’or kala itu. Beberapa pihak mengklaim, rekan setim Cannavaro, Gianluigi Buffon lebih layak mendapat penghargaan tersebut.
6. Andriy Shevchenko (2004)
Striker asal Ukraina, Andriy Shevchenko sukses mengantarkan AC Milan juara Serie A pada 2004. Namun, satu gelar tersebut mampu mengantarkannya meraih trofi Ballon d’Or untuk kali pertama.
Padahal ada nama Deco yang tampil sangat gemilang di tahun yang sama. Pria Portugal mampu mengantarkan FC Porto juara dalam empat kompetisi berbeda selama satu musim. Deco membawa Porto juara Piala Super Portugal, Liga Champions, Piala Intercontinental dan Primeira Liga.
5. Lionel Messi (2010)
Sama seperti Franck Ribery, kekecewaan juga dirasakan oleh Wesley Sneijder. Selain kegemilangan Sneijder di tahun tersebut, dua penggawa timnas Spanyol, Xavi Hernandez dan Andres Iniesta juga tampil memukau dengan membawa tim matador raih trofi Piala Dunia.
Namun, saat penganugerahan Ballon d’Or, tak satu pun dari ketiga pemain tersebut yang meraihnya. Pada Ballon d’Or 2010, Lionel Messi justru yang merengkuh gelar individu yang diberikan majalah France Football tersebut.
4. Luka Modric (2018)
Sebelum meraih penghargaan Ballon d’Or 2018, Luka Modric jarang mendapatkan pengakuan karena penampilan gemilangnya. Namun, setelah mengantarkan Timnas Kroasia ke final Piala Dunia 2018, ia akhirnya mendapatkan trofi yang diidamkan para pemain bola, yakni Ballon d’Or.
Ia sukses mengalahkan nama besar seperti Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Bahkan, kala itu Messi berada di posisi kelima.
3. Luis Figo (2000)
Luis Figo dikenal sebagai pemain yang tak jarang melakukan hal kontroversial. Salah satunya adalah saat dirinya menyebrang dari FC Barcelona menuju Real Madrid. Selain itu?
Ya, hal kontorversial Luis Figo lainnya adalah penghargaan Ballon D’or tahun 2000. Bahkan, Figo sendiri mengaku tak pantas mendapatkan trofi tersebut. Ia mengatakan kalau pengeran Roma, Francesco Totti, lebih pantas menjadi yang terbaik.
“Maaf karena mencuri Ballon d’Or pada tahun 2000, Anda pantas mendapatkannya,” kata Luis Figo. (dikutip dari givemesport)
2. Matthias Sammer (1996)
Matthias Sammer merupakan pemain yang dikenal sangat solid saat bermain. Pemain yang berposisi sebagai gelandang bertahan itu berhasil memenangkan Ballon d’Or 1996.
Namun, banyak yang menganggap pemain asal Brasil, Ronaldo Nazario, lebih pantas menang karena penampilan apiknya bersama Barcelona kala itu.
1. Michael Owen (2001)
Didapuknya Michael Owen sebagai peraih penghargaan Ballon D’or tahun 2001 memang mengejutkan.
Michael Owen menjadi pemain asal Inggris terakhir yang berhasil menggondol penghargaan Ballon d’Or. Kala itu, dalam satu musim Owen sukses mencetak 24 gol dari 46 pertandingan. Selain itu, Owen juga mempersembahkan gelar Piala FA, Piala Liga dan Piala Liga Europa untuk Liverpool.
Namun disisi lain, nama Raul Gonzales dianggap sebagai pemain yang lebih layak menerima penghargaan tersebut. Bersama Real Madrid, Raul sukses mengantarkan El Real juara Liga Champions. Tak hanya itu, dalam ajang terbesar di Eropa tersebut Raul menjadi pencetak gol terbanyak.