Bursa transfer menjadi momen yang layak ditunggu. Tak jarang, klub-klub berani mengeluarkan uang hingga triliunan rupiah hanya untuk mendatangkan satu pemain.
Dalam hal ini, sudah bukan hal aneh apabila seorang pemain sepakbola yang jago akan diincar oleh banyak klub. Jika semua pihak terkait sudah sepakat, maka bukan suatu hal yang mustahil sebuah transfer akan terjadi.
Namun tercatat ada sejumlah kasus yang menyebabkan sebuah transfer gagal terealisasi. Bahkan beberapa merupakan transfer besar. Pada pembahasan kali ini, starting eleven akan menyajikan 10 transfer besar yang nyaris terjadi.
Robert Lewandowski (Blackburn Rovers)
Lewandowski masuk kategori penyerang top saat ini. Sebelum menjadi penyerang andalan Bayern Munich, kapten Tim Nasional Polandia itu berstatus sebagai penyerang utama Borussia Dortmund (2010-2014). Pada 2010, Lewandowski yang membela klub Polandia, Lech Poznan, hampir bergabung dengan Blackburn Rovers.
Ketika itu, pelatih Blackburn Rovers yakni Sam Allardyce mulai memantau performa sang striker.
Biaya transfer sudah disetujui dan sang striker tinggal berangkat menuju Inggris untuk menandatangani kontrak. Namun apa daya, bencana alam debu vulkanik mengganggu jadwal penerbangan dan Lewandowski batal pindah. Kemudian, sang striker menandatangani kontrak bersama Borussia Dortmund.
Ricardo Kaka (Man City)
Ricardo Kaka menjadi pemain terbaik saat masih berseragam AC Milan. Tercatat pria Brasil telah memenangkan segalanya dan dianugerahi trofi Ballon D’or.
Pada tahun 2009 karena masalah internal klub, Kaka terpaksa dijual. Sebelum resmi menandatangani kontrak bersama Real Madrid, Kaka sebelumnya hampir saja berkostum Manchester City. City yang saat itu baru diambil oleh salah satu orang terkaya dunia yakni Sheikh Mansour, berambisi untuk membeli sejumlah pemain bintang untuk memperkuat timnya.
Meski AC Milan menerima tawaran dari City, ternyata sang pemain lebih memilih untuk hengkang ke raksasa Spanyol, Real Madrid.
Xavi Hernandez (FC Bayern)
Mantan gelandang andalan Barcelona, Xavi Hernandez rupanya nyaris pindah ke Bayern Munchen. Pada 2008 lalu, raksasa Bundesliga tersebut sempat merayu Xavi agar mau hengkang dari kubu El Barca.
Namun, kepindahan Xavi akhirnya gagal terealisasi. Sebab Josep Guardiola yang kala itu bertindak sebagai pelatih Barcelona membujuk agar Xavi mau bertahan membela skuat La Blaugrana.
Xavi masih terus membela FC Barcelona sebelum akhirnya hijrah ke Al Sadd. Berbeda dengan Pep Guardiola yang meninggalkan Barca pada Juni 2012 dan setahun berikutnya ia memutuskan bergabung dengan Bayern Munchen.
Andrea Pirlo (Real Madrid)
Mantan gelandang Juventus, Andrea Pirlo, menyatakan dirinya nyaris saja bergabung ke Real Madrid. Namun impiannya itu buyar setelah presiden AC Milan kala itu, Silvio Berlusconi, mencegahnya.
Pirlo menceritakan bahwa ia sudah sangat dekat dengan Real Madrid, dan telah menjalin hubungan dengan Fabio Capello saat itu. Pirlo pada akhirnya meninggalkan San Siro pada 2011 setelah mengabdi selama sepuluh tahun di sana dan akhirnya bergabung ke Turin.
Saat bergabung dengan Juventus, Pirlo merasa senang. Dirinya meninggalkan Rossoneri karena ingin mencari tantangan baru.
Gareth Bale (Hamburg)
Mantan pelatih Hamburg, Martin Jol, mengaku bisa saja mendapatkan Gareth Bale dengan harga 5 juta pounds atau sekitar 98,13 miliar rupiah pada 2008.
Menurut Jol, saat itu Bale bukan menjadi pemain penting bagi Tottenham Hotspur. Jol adalah sosok di balik perekrutan Bale dari Southampton ke Tottenham pada 2007.
Namun, pada awal karier di Tottenham, Bale ditempatkan sebagai bek kiri. Setelah enam musim berseragam Tottenham, Bale akhirnya berlabuh di Real Madrid. Harga transfer Bale saat itu menjadi yang tertinggi di dunia dengan 85 juta pounds atau setara 1,5 triliun rupiah.
Zinedine Zidane (Blackburn Rovers)
Pada bursa transfer musim panas 1995, pelatih Blackburn Kenny Dalglish mendorong sang pemilik klub, Jack Walker, untuk mendatangkan Zinedine Zidane dari Girondins Bordeaux. Dalglish kepincut terhadap aksi Zidane yang sangat piawai dalam mengolah si kulit bulat, plus pintar dalam mengatur tempo permainan.
Akan tetapi, permintaan Dalglish ditolak Walker. Walker berpendapat Blackburn sudah memiliki Tim Sherwood, sehingga tak perlu mendatangkan Zidane. Akibatnya, Zidane batal bergabung dan Blackburn hanya finis di posisi delapan Liga Inggris 1995/96. Padahal semusim sebelumnya, Blackburn keluar sebagai juara.
Zidane yang akhirnya hengkang ke Juventus malah menjadi pemain top dan banyak diinginkan klub-klub besar Eropa. Bahkan ia layak disebut sebagai salah satu pemain terbaik sepanjang masa.
Diego Maradona (Sheffield United)
Pada 1978, pelatih Sheffield United. Harry Haslam, melakukan kunjungan ke Argentina. Ia kagum setelah melihat langsung kualitas pesepakbola muda berusia 17 tahun yakni Diego Maradona. Haslam pun menyarankan manajemen Sheffield untuk memboyong Maradona dari Argentinos Junior.
Akan tetapi, manajemen Sheffield menolak mendatangkan Maradona. Hal itu berkaitan dengan harga sang pemain yang dinilai mahal. Sheffield menganggap nilai Maradona terlalu tinggi untuk ukuran pemain muda.
Namun pada akhirnya, Sheffield memilih mendatangkan Alejandro Sabella dari River Plate dengan harga serupa. Keputusan itupun terhitung salah, mengingat Sabella gagal total bersama Sheffield.
Cristiano Ronaldo (Arsenal)
Cristiano Ronaldo mengungkapkan sebuah fakta terkait perjalanan kariernya sebagai pesepakbola profesional. Ronaldo mengakui bahwa dirinya nyaris berseragam Arsenal, sebelum akhirnya memilih Manchester United.
Selain Ronaldo sendiri, eks pelatih Arsenal, Arsene Wenger juga mengakui nyaris menggaet Cristiano Ronaldo. Diceritakan, negosiasi Arsenal dengan Sporting Lisbon menemui jalan buntu. Padahal sebelum itu, Ronaldo sempat berlatih bersama dengan pemain Arsenal lainnya dan diberikan kaos bernomor punggung 9. Hal tersebut terjadi pada tahun 2003.
Ronaldinho (Manchester United)
Bintang sepak bola Brasil, Ronaldinho, mengaku hampir bergabung dengan Manchester United pada musim panas 2003. Namun, akhirnya ia justru bergabung dengan Barcelona dan menjadi awal era baru klub Katalonia tersebut.
Mantan pemain AC Milan dan Paris Saint-Germain itu mengklaim mendapat tawaran dari Sandro Rosell, yang berjanji akan mengontraknya jika terpilih menjadi presiden Barcelona.
Rosell saat itu berhasil menduduki jabatan presiden Barcelona. Lalu ketika Ronaldinho sedang menyiapkan dokumen terakhir untuk Manchester United, pria Brasil berbalik arah dan menuju Camp Nou.
Lima musim memperkuat Barcelona, Ronaldinho meraih banyak sukses. Gelandang serang 39 tahun itu merebut dua gelar La Liga dan satu Liga Champions bersama Azulgrana.
Lionel Messi (Real Madrid)
Agen striker Barcelona Lionel Messi, Horacio Gaggioli mengaku nyaris saja menawarkan kliennya ke Real Madrid. Peristiwa ini terjadi saat Messi baru mendarat di Spanyol untuk melakukan trial.
Messi pindah dari Rosario, Argentina ke Catalunya pada Februari 2001 silam bersama Gaggioli. Saat itu sang agen menjadwalkan pemainnya dites Barcelona karena memang memilih untuk tinggal di kota pelabuhan tersebut.
Namun sang agen sempat memiliki keinginan untuk tinggal di Madrid. Jika itu terjadi, maka bisa saja Messi ditawarkan ke Madrid dan berseragam el Real.
Bonus: Rivaldo (Bolton Wanderers)
Liga Inggris adalah salah satu kompetisi sepakbola terbesar di dunia. Banyak pemain dan pelatih yang memiliki keinginan berkarier di kompetisi tersebut. Tak ayal, banyak pesepakbola ternama yang kini meramaikan kompetisi terakbar di Tanah Negeri Ratu Elizabeth tersebut.
Keinginan untuk bermain di kompetisi level tertinggi itu ternyata sempat menarik perhatian Rivaldo Vitor Borba Ferreira atau yang akrab dikenal Rivaldo. Legenda sepakbola Brasil itu pernah dikaitkan dengan klub asal Inggris, Bolton Wanderers.
Kejadian itu terjadi tepatnya pada 2004, di mana Rivaldo yang akan berstatus bebas transfer membuat Sam Allardyce, pelatih Bolton kala itu, ingin mengambilnya dari AC Milan. Rivaldo pun menyambut baik pinangan tersebut.
Akan tetapi, gaji yang diminta Rivaldo terlalu tinggi bagi Bolton. Alhasil, negosiasi mereka langsung runtuh seketika. Selain itu, permintaan Rivaldo yang ingin tinggal di Manchester juga tidak direalisasikan Bolton. Padahal, jarak antara Bolton dan Manchester tidak terlalu jauh, mengingat Bolton berada di Greater Manchester.