Halo football lovers, jumpa lagi dengan kami yang akan terus memberikan informasi dan kisah menarik seputar dunia sepakbola.
Buat kamu yang gak mau ketinggalan info dan kisah menarik dalam dunia sepakbola, jangan lupa untuk klik tombol subscribenya ya..
Pada kesempatan kali ini, kami akan membahas tentang Francesco Totti. Kenapa Totti? Yup! Doi baru aja keluar dari Roma setelah bekerja di klub tersebut selama kurang lebih 30 tahun.
Hmm kira-kira apa sih yang bikin sang pangeran pergi dari Roma?
Sebelum ngebahas tentang alasan Totti meninggalkan Roma, ada baiknya kita ulas lagi kisah perjalanan sang legenda bersama cinta sejatinya ini. Iya cinta sejatinya.
Kalo udah ngebahas Totti, satu kata yang akrab terdengar ya cuma satu, yaitu loyal! Bayangin aja, selama berkarier sebagai seorang profesional, Totti cuma main buat AS Roma.
Kisah Totti sama AS Roma sepertinya sejalan dengan apa yang pernah dikatakannya. Bunyi ucapan doi kira-kira gini nih guys,
“Ketika aku masih kecil, aku bermimpi untuk mengakhiri karier hanya dengan membela klub yang aku cintai.”
Gimana? Keren banget kaan?!
Kalo kalian bertanya kenapa Totti bisa setia dan main bolanya keren banget, kami kasih tau jabawannya.
Jadi, Totti emang lahir di Roma sekitar 43 tahun lalu. Nah karena ayahnya hobi banget nonton pertandingan AS Roma di stadion, dia ngajak Totti kecil buat ngerasain atmosfer pas Roma lagi main. Btw, keluarga Totti yang memang penggemar AS Roma memang sengaja dateng langsung ke stadion, karena memang pas jaman dulu masih jarang banget ada televisi yang nyiarin pertandingan-pertandingan sepakbola.
Nah dari situlah cinta Totti kecil kepada Roma muncul.
Pas mutusin buat nekunin olahraga sepakbola, Totti sering banget main bola didalem kamar. Caranya ya dengan mantul-mantulin bola ke dinding. Selain itu, doi juga seneng nempelin poster poster pemain Roma, salah satunya Giuseppe Giannini.
Karena emang hobi banget main bola, Totti juga sering main di jalanan yang deket sama Colleseum Roma. Tepatnya di Via Vetulonia. Selain itu, waktu keluargaya ngadain liburan di daerah pesisir, Totti juga sering main sama anak-anak disana.
Meski ayahnya sempat ragu karena takut Totti kenapa-napa, anak-anak disana malah yakin kalo Totti punya bakat untuk mengolah si kulit bundar.
Setelah dirasa sudah cukup umur, Totti akhirnya bergabung dengan klub lokal terlebih dahulu, tepatnya di Fortitudo Luditor. Nah, setelah sempat hijrah ke Smit Trastevere dan bermain disana selama dua tahun, Totti kembali melanjutkan karier emasnya menuju Lodigiani.
FYI aja nih, dipilihnya Lodigiani sebagai pelabuhan baru adalah atas saran dari Ermenegildo Gianni, ayah dari idola Totti kecil Giuseppe Gianni, yang bertindak sebagai pencari bakat Roma.
Jadi ceritanya, Totti disuruh cari ilmu dulu di klub Lodigiani sebelum bisa gabung dengan Roma. Hehe
Asal tahu aja nih football lovers, waktu Ermenegildo Gianni liat bakat Totti untuk pertama kalinya, doi langsung bilang,
“Kamu mengingatkanku pada putraku. Kamu akan menjadi sepertinya!”
Kalo kalian menganggap jalan Totti buat sampai ke Roma mulus-mulus aja, kalian jelas salah besar. Kenapa? Karena Totti hampir aja gabung AC Milan!
Cerita bermula saat AC Milan ikut mengendus bakat Totti. Demi mendapatkan jasa Totti, perwakilan Milan sampai dateng kerumahnya langsung. Bahkan, mereka berani bayar berapapun demi bisa ngedapetin Totti! Wah wah wah..
Tapi, sang ibunda ‘menyelamatkan’ tahta calon pangeran Roma.
Saat itu, ibunya bilang ke perwakilan Milan untuk segera pulang karena dia gak mau berpisah dengan anaknya. Dengan alasan penolakan se simple itu, Totti akhirnya bertahan di kota Roma.
Jalan terjal Totti gak sampai disitu aja loh guys. Selain Milan, Totti juga pernah nyaris gabung dengan rival sekota Roma, Lazio! Hmm gimana ceritanya ya?
Waktu itu, proses kepindahan Totti ke Roma berlangsung di luar dugaan, setelah kubu Lodigiani telah mencapai kesepakatan personal dengan akademi sepak bola Lazio.
Namun, Totti merasa keberatan karena dia sudah tahu bahwa Lazio adalah klub rival tim kebanggaan keluarganya. Untungnya nih football lovers, disaat bersamaan, AS Roma melalui Ermenegildo Giannini juga ngasih penawaran ke Totti.
Tanpa pikir panjang, Totti langsung bergabung dengan Roma dengan tidak menggubris kontrak yang disodorkan Lazio. Hmm emang udah takdir kali ya! Hehe
Setelah memulai karier dengan Tim Junior Roma selama tiga tahun, Totti langsung masuk ke Tim Senior. Disini, Totti benar-benar memulai perjalanan emasnya guys.
Ia menjadi pemain dengan jumlah penampilan terbanyak dan menjadi kapten termuda klub!
Tampil berkilau dalam setiap laga, Totti akhirnya didapuk menjadi kapten AS Roma. Prestasi ini tentu membanggakan dong ya. Nah yang lebih membanggakan lagi ya waktu doi ternyata menyandang predikat sebagai kapten termuda dalam klub sepak bola Roma. Saat pertama kali menjadi kapten ia berusia 22 tahun.
Keren banget kan?! Dari mengidolakan mantan kapten Roma, Giuseppe Giannini, Totti benar-benar mewujudkan mimpinya untuk jadi pemimpin pasukan Serigala Roma.
Selain itu, Totti juga sukses membuktikan perkataan ayah Giuseppe Giannnini, yakni Ermenegildo Giannini, yang menyebut kalau dirinya bakal jadi pemain hebat seperti anaknya.
Selain diuji dengan godaan dari AC Milan dan Lazio, Totti juga sempat mendapat ujian yang begitu luar biasa hebat lainnya. Gak tanggung-tanggung, waktu itu doi mendapat penawaran megah dar klub sekaliber, Real Madrid.
Parahnya lagi, presiden klub, Florentino Perez, turun langsung buat ngebujuk Totti supaya mau gabung Real Madrid. Gokil banget kan?!
Ya wajar aja sih football lovers, saat itu Real Madrid emang lagi bikin era Los Galacticos, dimana Florentino Perez ngebet banget buat ngedatengin para pemain bintang, termasuk si Totti ini.
Tapi emang karena dasar cinta, Totti ogah ninggalin AS Roma. Dia beralasan kalau Roma adalah rumah baginya. Dia juga bilang kalau giuran trofi dan popularitas gak akan pernah melunturkan cintanya kepada Roma.
Meski pada akhirnya emang gak bergelimang trofi, paling tidak Totti sudah menjadi legenda di kota Roma. Dia dicintai klub dan banyak penggemar. Selain itu, dia juga banyak disegani kawan maupun lawan.
Setelah mengabdi hingga usianya menginjak 40 tahun, sang pangeran akhirnya resmi putuskan lepas mahkota.
Total, Totti mencatatkan 786 pertandingan, mencetak 307 gol, termasuk 250 gol di Liga Italia. Wah keren banget yaa!
Nah pasca pensiun, Totti masih tetap berada di Roma. Bedanya, dia gak lagi menjadi pemain guys, tapi berposisi sebagai direktur tehnik klub. Doi beralasan masih pengen membenahi klub dari sektor pengembangan di usia dini. Yang pasti sih, doi masih pengen memberikan segalanya untuk cinta pertama dan selamanya itu!
Tapi, cintanya dengan Roma gak berakhir manis. Untuk kali kedua, Totti harus mengucapkan kata perpisahan kepada tifosi AS Roma. Setelah hanya dua tahun duduk di kursi manajemen, Totti benar-benar harus merelakan cinta sejatinya.
Nah, kenapa sih dikatakan kalau cinta sang pangeran gak berakhir manis? Jadi, Totti mengaku gak pernah diperlakukan dengan adil oleh manajemen klub. Ia merasa dipandang sebelah mata.
Perpisahan il Capitano dengan Roma setelah 30 tahun bersama, adalah campuran perasaan Totti yang berubah dari kesedihan menjadi kemarahan. Hal yang benar-benar jauh dari harapan lebih baik bagi klub asal ibu kota Italia itu.
Akan tetapi, meski merasa kesal dengan perlakuan manajemen klub selama bekerja menjadi direktur, Totti gak akan pernah menanggalkan cintanya kepada il Gialorossi. Doi bersedia kembali ke Roma jikalau ada tawaran lagi dari Roma. Ya dengan catatan, kondisi klub sudah jauh lebih baik.
Hmm susah ya kalo udah cinta. Meski dikecewain, ya tetep mau balik lagi. Hehehe