Posisi manajerial yang kosong membuat Arsenal terus dikaitkan dengan sejumlah pelatih. Tim gudang peluru dinilai harus mencari juru taktik yang berkualitas. Pasalnya sepeninggal Arsene Wenger, Unai Emery yang belum buktikan kualitas sudah terdepak terlebih dulu.
Hal itu jelas meruntut pada hasil negatif yang terus diterima tim London. Kini, kursi kepelatihan yang diisi Freddie Ljugberg juga masih belum stabil. Dirinya masih belum bisa angkat performa tim. Oleh sebab itu, penunjukkan pelatih berkualitas jelas menjadi tuntutan utama Arsenal.
Yang masih hangat, Arsenal terus dikaitkan dengan Carlo Ancelotti. Sebagaimana diketahui, Ancelotti baru saja dipecat oleh Napoli. Eks AC Milan itu gagal penuhi harapan klub Italia hingga berujung pada putusnya kontrak.
Namun melihat situasi dan kondisi seperti sekarang ini, rasa-rasanya bukan waktu yang tepat untuk menunjuk Ancelotti. Beberapa alasan berikut ini juga akan semakin menguatkan mengapa Ancelotti bukan pilihan yang bagus untuk Arsenal.
1. Kurangnya Fondasi Di Arsenal
Dari ratusan hal yang dibutuhkan Arsenal untuk menjadi kuat, fondasi masih menjadi masalah terbesar skuat meriam London. Arsene Wenger tidak meninggalkan Arsenal dalam kondisi yang baik. Mereka terus mendapat kritik dan dinilai tak mampu tampil konsisten.
Ancelotti memang pelatih sukses, namun saat ditunjuk sebagai pelatih Real Madrid kala itu, ia sudah diwarisi pemain-pemain kelas atas seperti Cristiano Ronaldo Karim Benzema dan Sergio Ramos. Tercatat, tim-tim yang dibesut Ancelotti, termasuk FC Bayern, memiliki fondasi yang sangat kuat, dan hal itu tidak dimiliki Arsenal.
Dalam kariernya, Ancelotti biasa dijejali dengan bek-bek tangguh seperti Alessandro Nesta, Sergio Ramos, John Terry, hingga Kalidou Koulibaly. Namun di Arsenal, ia akan dipaksa untuk membentuk pertahanan kuat dengan nama-nama seperti David Luiz dan Sokratis. Memang tidak sepenuhnya buruk, namun kemampuan keduanya akan sangat sulit jika diberi tugas yang berat.
2. Tidak Tersedianya Pemain Kelas Dunia
Lagi-lagi karier Ancelotti dipenuhi dengan pemain-pemain bertabur bintang. Ia dianggap sebagai manajer legendaris yang telah mengasuh para pemain legendaris pula. Hal itu mungkin akan sulit didapat di Arsenal. Mereka memiliki kekuatan yang tidak cukup baik dan berada di papan tengah klasemen.
Di Arsenal, Ancelotti tidak akan mendapat sokongan pemain kelas atas. Keadaan diperburuk setelah berbagai surat kabar mengklaim kalau manajemen Arsenal enggan keluarkan dana besar untuk membeli pemain.
Hal itu sebenarnya sudah terjadi di era Unai Emery. Pelatih asal Spanyol sempat mendekati Harry Maguire , Thomas Partey dan Wilfried Zaha, namun ketiga pemain tersebut gagal digaet.
Mengutip perkataan dari Gary Neville, Arsenal sangat miskin pemain belakang. Permasalahan tersebut jelas menjadi beban berat jika Ancelotti putuskan untuk menerima tawaran Arsenal.
3. Arsenal Butuh Pelatih Muda dan Inovatif
Bukan rahasia lagi jika masa jabatan Unai Emery berakhir mengecewakan. Emery dinilai memainkan strategi yang membosankan. Ia dipecat karena memiliki skema terburuk dan tak mampu memaksimalkan para penyerang The Gunners.
Meski Emery tergolong pelatih muda, ia kesulitan untuk memberi warna baru bagi Arsenal. Ia terus berada dalam tekanan hingga pada akhirnya terlempar dari kursi kepelatihan tim.
Jika mendatangkan Ancelotti, permainan Arsenal mungkin tidak akan berjalan dengan baik. Pasalnya, mereka menginginkan permainan menyerang dan atraktif. Sementara Ancelotti, mantan pelatih Juventus itu terkenal dengan pola defensifnya.
Filosofinya dianggap tidak akan menguntungkan Arsenal. Dengan demikian, Arsenal butuh pelatih yang berusia muda dan inovatif. Lebih dari itu, Arsenal butuh pelatih yang menekankan lebih dari satu gaya permainan.
Julian Nagelsmann, Jesse Marsch atau Brendan Rodgers adalah contoh utama manajer yang inovatif. Mereka telah membuktikan kualitas dengan mencapai sederet prestasi. Dalam hal ini, Julian Nagelsmann mungkin akan menjadi sosok yang sangat tepat bagi Arsenal. Ia muda, penuh ide, dan tentunya berkualitas.