Merupakan hal wajar bila seorang penggemar dari dua klub berbeda tidak akan pernah akur. Misalnya saja penggemar Manchester United dengan Liverpool, pendukung Real Madrid dengan FC Barcelona, hingga para barisan yang berdiri dibawah panji Inter Milan dengan para penggemar Juventus.
Timbulnya faktor kebencian ini hadir dari beberapa faktor. Bisa jadi mereka yang saling membenci hadir dari pendukung klub yang berasal dari satu wilayah, atau bahkan mereka yang saling benci hadir dari kedengkian salah satu pihak terhadap prestasi musuh terberatnya.
Selain faktor tersebut, beberapa alasan berikut ini juga akan menjadi faktor kuat mengapa para penggemar sepakbola di seluruh dunia saling membenci dan sulit untuk bersatu.
Ungkapan tersebut punya kecenderungan sebuah pihak yang selalu melihat kelebihan-kelebihan pada diri orang lain tanpa bisa melihat potensi atau kelebihan yang dimiliki.
Contoh dalam kasus ini adalah para penggemar Real Madrid dan FC Barcelona. Mereka selalu sibuk membandingkan siapa yang terbaik tanpa melihat apa yang sudah ada pada tim mereka.
Para penggemar Barcelona kerap mengejek Real Madrid yang tak punya taji di kompetisi domestik, sementara penggemar Real Madrid kerap mengolok-olok Barcelona yang punya lebih sedikit gelar di kompetisi Eropa.
Mereka terus saling benci tanpa menyadari bahwa Barcelona maupun Real Madrid merupakan dua klub yang sangat luar biasa.
Alasan yang kedua adalah melihat tim rival mengalami kesulitan. Percaya atau tidak, penggemar Inter Milan akan senang ketika melihat Juventus takluk di ajang Liga Champions Eropa.
Meski bukan mereka yang mengalahkan, para pendukung tim asal Kota Milan itu merasa bahwa Juve sedang mengalami kesulitan. Mereka tak mampu berbuat banyak di kompetisi Eropa, bahkan selama bertahun tahun.
Hal itu menjadi semacam fakta kehidupan. Kita akan merasa senang jika sesuatu hal yang tidak kita sukai sedang mengalami kesulitan atau sedang diterpa bencana.
Kepuasan yang bersifat negatif itulah yang pada akhirnya menjadi tenaga untuk terus membenci dan mengolok-olok tim yang tidak disukai.
Berikutnya adalah tentang kesombongan penggemar dari klub lain. Tidak bisa dipungkiri bahwa kebanyakan dari kita sangat membenci sifat sombong. Akan tetapi, tidak sedikit pula yang memiliki sifat tersebut.
Entah mengapa, jika melihat fenomena kebanyakan supporter sekarang, mereka lebih sering menyombongkan apa yang telah diraih oleh tim kesayangannya daripada memilih untuk merasa bangga pada pilihan mereka.
Tanpa kesombongan dan sifat arogan, semua orang juga pasti tahu bahwa klub yang kalian bela memang berkualitas.
Namun jika kalian menyebar luaskan prestasi yang telah diraih tim kesayangan dengan nada sombong, maka hal tersebut hanya akan menyulut kebencian penggemar tim lain.
Selalu ingat bahwa kesombongan adalah awal dari kehancuran. Dalam hal ini, kami mengambil contoh para penggemar Liverpool yang kerap berlaku sombong saat mereka mampu menjuarai liga inggris sebanyak 18 kali.
Mantan pemain mereka, Jan Molby, bahkan mengatakan,
“Sepakbola memang tidak bisa ditebak, satu-satunya hal yang dapat kalian prediksi adalah Liverpool akan selalu ada setiap kali penghargaan akan diserahkan.”
Kata-kata pemain yang ikut membawa tim nasional Denmark juara Piala Eropa 1992 ini terdengar sangat sombong. Benar saja, kata-kata jemawa Jan Molby berakhir tragis. Jangankan mendominasi Liga Inggris, Liverpool bahkan belum berhasil menambah satupun gelar juara Liga Inggris hingga saat ini.
Dengan kesombongan itulah para penggemar Liverpool maupun tim Liverpool itu sendiri dibenci oleh penggemar lainnya.
Lalu ada alasan tentang provokasi. Provokasi juga menjadi faktor mengapa para penggemar saling benci.
Sebagai contoh, penggemar Barcelona akan terus memprovokasi Real Madrid yang jarang menggunakan pemain dari akademi mereka sendiri. El Real akan selalu dicap sebagai tim yang mengambil pemain yang lebih dulu tenar. Bahkan banyak juga pemain bintang yang kariernya hancur saat berlabuh di Bernabeu.
Contoh berikutnya adalah tentang klub Chelsea. Para penggemar klub Liga Primer lainnya pasti akan mengolok-olok Chelsea dengan ungkapan, mereka adalah klub yang baru hadir kemarin sore. Jika tidak ada kekuatan dari Roman Abramovic, Chelsea mungkin tidak punya banyak penggemar seperti sekarang.
Lalu ada olokan populer kepada tim seperti Manchester City dan Paris Saint Germain. Seluruh penggemar klub di dunia akan selalu mengatakan bahwa kedua klub tersebut hanyalah klub baru yang minim sejarah. Mereka hanya berdiri dengan uang tanpa embel-embel prestasi mengesankan.
Faktor provokasi seperti itulah yang akhirnya menimbulkan kebencian antar supporter.
Jadi bisa dimimpulkan bahwa faktor tata letak, kedengkian, kesombongan, provokasi, serta senang melihat klub rival mengalami kesulitan adalah hal yang menyebabkan kebencian antar supporter sepakbola.