Di masa sepakbola modern seperti saat ini, banyak klub sepakbola yang melakukan pramusim dengan tur ke negara-negara yang jauh. Entah ke benua Asia, Afrika, Amerika Utara, Amerika latin, australia atau ke eropa.
Bagi kompetisi sepakbola di negara Eropa, Pramusim biasanya terjadi di bulan Juni dan Juli, Namun intensitas lebih banyak ada di bulan Juli, karena bulan juni biasanya berlangsung turnamen antar negara yang melibatkan pemain-pemain mereka yang membela timnasnya masing-masing.
Setelah liburan panjang, beberapa dari pemain mungkin tidak sepenuhnya liburan, karena tergantung tahunnya, ada yang habis mengikuti Piala Dunia, Copa America,Piala Eropa, Euro U-21, Piala Dunia U20, Piala Emas, dan lain sebagainya.
Semua pihak yang terlibat dalam sebuah tim sepakbola dituntut untuk kembali siap bekerja secara profesional, bukan hanya fisik, tapi juga mental mereka.
Bulan Juli banyak disebut sebagai masa pramusim karena waktunya memang berdekatan dengan dimulainya musim kompetisi. Biasanya liga-liga top eropa akan membuka tirai kompetisi mereka pada bulan agustus. Seperti liga inggris yang sering dimulai pada pertengahan bulan agustus.
Nah,Seperti istilahnya, pramusim sendiri digunakan sebagai sarana latihan suatu tim sepakbola untuk menyambut musim baru yang akan bergulir.
Ajang Pramusim yang melibatkan klub-klub terkenal, seperti yang kita ketahui sekarang diselenggarakan dalam wadah bernama ‘International Champions Cup’ atau disingkat ICC. Lantas yang jadi pertanyaan adalah apa sih ICC tersebut.?
Footballovers, Perkembangan sepakbola, membuat masa pramusim tidak hanya digunakan oleh sebuah klub untuk mencoba pemain baru, menerapkan taktik atau mengasah mental para pemain.
Namun lebih dari itu, masa pramusim digunakan untuk lebih mempromosikan klub kepada khalayak yang lebih luas. Selain itu, ajang pramusim yang kerap digelar diluar negeri digunakan untuk memperkaya keuangan klub melalui pengembangan pasar.
Salah satu bukti bahwa sepak bola memang sudah dikuasai kaum berduit adalah ajang pramusim yang kian meriah. Jika dulu, paling-paling lawan yang dihadapi sebuah klub top eropa adalah tetangga-tetangga mereka yang membutuhkan, atau beruji coba dengan tim kecil di negara lain.
Tapi kini mereka harus saling beradu kemampuan dengan klub-klub besar lainnya di negeri orang. Untuk menyaksikan mereka bertanding pun para penonton harus merogoh kocek cukup dalam.
Tingginya permintaan mengenai penampilan klub Eropa di luar benuanya, membuat banyak pihak ketiga mengadakan kompetisi demi memuaskan hasrat tersebut.
Salah satu kompetisi tersebut adalah International Champions Cup yaitu sebuah turnamen pra musim tahunan yang melibatkan klub-klub eropa, amerika, bahkan asia yang bersifat laga persahabatan. Namun walaupun sifatnya uji coba, turnamen ini memiliki prestis tersendiri.
Lalu bagaimana awal mula berdirinya turnamen pramusim tersebut ?
Semua berawal pada tahun 2009 ketika penyelenggara Liga sepakbola Amerika Serikat atau Major League Soccer memutuskan untuk meningkatkan profil sepak bola di negaranya dengan mengundang tim-tim luar negeri untuk berlaga dalam turnamen bertajuk World Football Challenge.
Ketika itu, empat klub yang turut serta adalah Chelsea, Club America (Meksiko), AC Milan dan Internazionale, di mana Chelsea keluar sebagai pemenang. World Football Challenge itu sendiri hanya berjalan tiga kali. Setelah tahun 2009, penyelenggaraan dilanjutkan pada 2011 dan 2012 karena pada tahun 2010 ada Piala Dunia.
World Football Chalenge akhirnya digantikan oleh International Champions Cup. ICC didirikan pada tahun 2012 oleh Relevent Sports, sebuah bagian dari usaha RSE yang dimiliki oleh miliuner real estate dan pemilik klub American Football Miami Dolphins Stephen Ross, dan Matt Higgins, mantan direktur New York Jets.
Dan pada tahun 2013 menjadi awal dari turnamen tersebut,tepatnya dilangsungkan pada 27 Juli hingga 7 Agustus. Yang mana saat itu pertandingan dihelat di Spanyol dan Amerika Serikat.
Edisi pertama International Champions Cup digelar dengan mengajak beberapa klub terbaik Eropa, di antaranya Real Madrid, Juventus, Chelsea, Inter Milan, AC Milan, Valencia, dan Everton. Tak ingin kehilangan magnet penggemar klub Amerika Serikat, pihak penyelenggara pun mengundang satu kesebelasan asal Amerika Serikat, LA Galaxy.
Format ICC berubah di setiap musimnya. Di dua turnamen awal, delapan tim dibagi ke dalam dua grup yang masing-masing grup terdiri atas empat klub. Di gelaran perdana, Real Madrid menjadi juara setelah mengalahkan Chelsea di partai puncak.
Sedangkan Pada ICC Edisi kedua tahun 2014, Kanada dan Amerika Serikat yang menjadi tuan rumah. Saat itu tim setan merah menjadi pemenang. Pada dua gelaran awal, ICC juga disponsori oleh perusahaan bir hitam Guinness.
Kemudian, pengembangan pasar menjadi tujuan International Champions Cup jilid ketiga yang digelar pada tahun 2015. Dalam ajang itu memiliki jumlah tim yang berbeda di tiga lokasi yaitu benua Amerika, serta di benua asia dan eropa. China menjadi negara asia pertama yang menggelar ICC.
Yang menarik adalah ketika ICC di selenggarakan di tiga tempat berbeda maka akan ada tiga juara dari masing-masing tempat tersebut. Hal ini tentu berbeda dari dua pagelaran awal.
Untuk menjaga agar pemasukan dari siaran televisi tetap terjaga, Relevant Sports, selaku pengelola ICC, tidak menjadikan pertandingan di setiap benua berbarengan.
Pada edisi ICC 2016, disebut Relevant Sports sebagai kompetisi pramusim terbaik di dunia. Ambisi tersebut membuat Relevant Sports mempersiapkan kompetisi ini dengan matang. Persiapan pun dimulai sejak akhir Desember 2015.
Ekspansi pasar masih menjadi tujuan International Champions Cup, utamanya di edisi 2016. Salah satu cara mereka adalah dengan mengajak kesebelasan lokal seperti Melbourne Victory dan kuda hitam kompetisi Eropa, seperti Leicester City, untuk ikut serta.
Hingga kini, sudah banyak negara yang menggelar ajang pramusim International Champions Cup. Bahkan negara Asia tenggara, Singapura sudah menjadi tuan rumah sejak edisi 2017.
Alasan finansial tak bisa dipungkiri menjadi salah satu alasan ICC dikembangkan tiap tahunnya. Tidak hanya klub besar saja yang diundang namun juga mengundang tim lokal dan kuda hitam – hal ini menjadi salah satu cara Relevant Sports melebarkan sayap International Champions Cup.
Klub-klub yang tampil diajang ini akan mengantongi pendapatan signifikan dari bayaran tampil yang kabarnya mencapai lebih dari USD 20 juta atau sekitar Rp 280 Miliar. Belum lagi ditambah keuntungan komersial jangka panjang yang melibatkan suporter di seluruh dunia.
Selain itu, Ajang international Champions Cup juga memang menjadi kesempatan emas bagi para penggemar untuk menyaksikan secara langsung idola mereka di lapangan sepak bola. Selain penggemar, ini juga bisa dijadikan sebagai ajang unjuk gigi untuk para pemain yang tampil.
Itulah Footballovers, cerita mengenai International Champions Cup. Bagaimana menurut kamu footballovers. ?