Musim ini bisa dibilang menjadi musim terburuk Real Madrid dalam dua dekade terakhir. 12 kekalahan yang diderita di liga menjadi yang terburuk sejak musim 1998/99, sementara 64 gol yang dicetak adalah yang paling rendah sejak musim 1999/00.
Berganti pelatih sebanyak tiga kali selama semusim juga tetap tak mampu memberi perubahan berarti bagi tim. Tersingkir dari Liga Champions secara memalukan, takluk di Copa del Rey serta hanya menduduki posisi ketiga klasemen akhir, menjadi bukti dari penurunan performa el Real.
Jika Real Madrid benar-benar ingin membangun kembali kejayaan, maka beberapa langkah berikut ini wajib dilaksanakan.
Nama-nama seperti Marcelo, Gareth Bale, hingga Karim Benzema dinilai tak akan bertahan lama. Mereka akan segera kehilangan kualitas dan habis termakan waktu.
Setelah memiliki pemain bintang dalam periode yang cukup lama, Madrid benar-benar berada pada masa lenyap. Perombakan pemain secara besar-besaran dinilai mampu memberi efek luar biasa bagi tim. Pembelian beberapa pemain berkualitas akan kembali mendongkrak energi yang telah lama hilang.
Langkah inipun nampaknya akan segera dilakukan Zidane. Pelatih asal Prancis itu pernah berujar ingin menjual dan membeli pemain dalam skala besar.
Langkah berikutnya tentu membeli penyerang berkualitas nan haus gol. Siapa sangka jika kepergian Cristiano Ronaldo mampu memberi efek luar biasa bagi tim. Sejak ditinggal pergi sang bintang, wajah el Real sudah tak menakutkan lagi. Para pemain lawan menganggap jika tim ibukota telah kehilangan peluru mematikannya.
Maka dari itu jika ingin membangun kembali kejayaan tim, penyerang berkualitas nan haus gol wajib didatangkan.
Jika menilik pada aktivitas transfer Real Madrid musim panas ini, mereka nampaknya sudah pasang ancang-ancang untuk mendatangkan pemain besar. Sebut saja nama Eden Hazard, Kylian Mbappe, hingga Luka Jovic. Pemain tersebut dinilai mampu menutup lubang besar yang ditinggal Ronaldo.
Karena posisi lini serang menjadi masalah serius bagi Madrid, mau tidak mau mereka harus berbenah demi membangkitkan kembali daya gedor tim yang telah hilang.
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan Real Madrid untuk kembali ke era kejayaan adalah memberi kebebasan Zinedine Zidane.
Real Madrid merupakan salah satu klub terbaik di dunia. Prestasi dan konsistensi klub tersebut menjadikannya sebagai yang terhebat. Oleh karena itu, beberapa orang yang terlibat dalam tim selalu memiliki tekanan luar biasa.
Mereka dituntut untuk selalu melakukan yang terbaik demi bisa menjaga kestabilan tim.
Jika Real Madrid ingin kembali berjaya, maka mereka harus memberi kebebasan Zinedine Zidane yang sudah lebih dulu berada dalam tekanan. Presiden el Real, Florentino Perez, diharapkan tidak ikut campur dalam rencana yang digalakkan sang pelatih.
Jika Perez terus mengganggu kinerja Zidane, Real Madrid dipastikan akan kembali kehilangan pemain andalannya. Seperti diketahui, kepergian Ronaldo menuju Turin diklaim karena ulah sang presiden. Ronaldo merasa tak diperlakukan semestinya hingga merasa sakit hati dan memilih pergi.
Jauh sebelum Ronaldo, Claude Makelele juga pernah merasakan kesombongan Perez. Saat itu, ia didepak dari tim hingga akhirnya pergi ke Chelsea. Padahal, Makelele menjadi pemain yang paling bisa menjaga kestabilan tim saat itu.
Terbukti setelah kepergian Makelele maupun Ronaldo, Real Madrid harus rela kehilangan tajinya.
Jadi, jika Zidane diberi kesempatan untuk meracik tim yang diinginkan, Real Madrid dipastikan akan mendapat hasil maksimal. Tanpa campur tanga sang presiden, Madrid akan kembali memiliki skuat impian dan bisa pentas di panggung tertinggi.
Sebagaimana diketahui, perombakan skuat besar-besara dan pembelian striker berkualitas tidak akan terlaksana jika Perez masih ikut campur dalam rencana diterapkan Zidane.