Marouane Fellaini-Bakkioui lahir pada 22 November 1987 di Brussel, Belgia. Fellaini lahir dari pasangan Hafida dan Abdellatif Fellaini. Ayah Fellaini merupakan mantan panjaga gawang yang bekerja sebagai seorang sopir bus. Diceritakan, Abdellatif adalah mantan penjaga gawang untuk Raja Casablanca dan Hassania Agadir yang kemudian ditawari kontrak oleh Racing Mechelen.
Namun ia tidak pernah bermain untuk klub tersebut setelah tim yang dibelanya saat itu tidak mengizinkannya pergi. Alih-alih kembali bermain bola, Abdellatif malah memilih untuk berprofesi sebagai seorang supir bus.
Kedua orang tua Fellaini merupakan imigran dari Maroko. Mereka pindah ke Belgia dengan tujuan agar mendapat kehidupan yang lebih baik. Dalam keluarga, Fellaini tidak sendiri, ia memiliki saudara kembar bernama Mansour Fellaini. Selain itu, ia juga punya seorang kakak bernama Hamza Fellaini.
Meski sekarang berprofesi sebagai seorang pemain sepakbola, Fellaini tidak memainkan olahraga tersebut sejak kecil. Ia malah tercatat sebagai atlit lari di sekolahnya dulu. Fellaini pernah megikuti perlombaan lari marathon sejauh 10 ribu meter sebelum akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan akademi Anderlecht.
Saat sekolah dulu, Fellaini sering pergi dengan berlari. Ia tidak suka diantar menggunakan kendaraan karena memang berlari adalah hobinya.
Sedikit demi sedikit, sang ayah yang merupakan mantan pesepakbola mulai mengarahkan Fellaini untuk lebih fokus ke sepakbola. Bergabung dengan Anderlecht saat itupun menjadi hal yang sangat berguna bagi perubahan Fellaini.
Di musim pertamanya di akademi Anderlecht, Fellaini mencetak 26 gol. Di musim keduanya, ia mampu torehkan sebanyak 37 gol. Ia berada di akademi Anderlecht hingga usia 10 sebelum akhirnya bergabung dengan Mons.
Di usia 17 tahun, Fellaini menandatangani kontrak professional pertamanya dengan Standard Liege. Selama kurang lebih dua musim disana, Fellaini berhasil catatkan 84 penampilan dan mencetak 11 gol.
Fellaini dikenal sebagai pemain yang tangguh. Ia pandai dalam memenangkan duel udara dan memiliki stamina yang luar biasa. Karena kehebatannya itulah, Fellaini mendapat klaim sebagai gelandang box-to-box terbaik hingga meraih penghargaan Ebony Shoes, sebuah penghargaan yang diperuntukan bagi pemain keturunan Afrika terbaik di Belgia.
Setelah mulai miliki nama di Belgia, Fellaini diburu oleh klub Liga Inggris, Everton. Perlu diketahui, saat itu bukan Everton saja yang meminati jasanya. Melainkan ada Real Madrid, FC Bayern, hingga Manchester United. Namun Fellaini lebih memilih untuk berlabuh di Goodison Park pada 2008.
Fellaini menjadi pemain yang mudah dikenal bukan hanya karena stamina dan duel udaranya. Ia juga banyak dikenal karena miliki penampilan unik. Para pecinta bola pasti paham betul jika Fellaini merupakan pemain dengan gaya rambut nyentrik. Ia miliki gaya rambut afro yang seolah membuat tandukannya makin bertenaga.
Fellaini menandatangani kontrak dengan Everton pada September 2008 dengan durasi lima tahun. Ia melakukan debutnya di Everton dengan kemenangan tandang 3-2 di Stoke City pada 14 September 2008, dan mencetak gol pertamanya untuk tim melawan Newcastle United dalam hasil imbang 2-2 di kandang pada 5 Oktober 2008.
Totel, Fellaini mencetak 9 gol di musim pertamanya. Pada akhir musim 2008/09, Fellaini dinobatkan sebagai Pemain Muda Terbaik di musim tersebut oleh Everton.
Di Everton, Fellaini menjadi idola baru. Ia menjadi pemain yang kerap diandalkan bahkan dalam situasi genting sekalipun. Kala itu, Fellaini pernah dipasang sebagai second striker dibelakang Tim Cahill. Hal itu terjadi karena semua penyerang Everton mengalami cedera.
Penampilannya di akhir 2009 dan awal 2010 menjadi sangat mengesankan sehingga David Moyes menjulukinya sebagai pemain serba bisa. Pujian Moyes pun terus mengucur deras kedalam diri Fellaini setelah sang pemain beberapa kali mendapat penghargaan man of the match.
Namun musim 2009/10 tidak terlalu baik untuk Fellaini. Ia sempat mendapat tekel keras dari Sotirios Kyrgiakos hingga membuatnya harus absen sampai akhir musim.
Di musim berikutnya, Fellaini menderita cedera pergelangan kaki dalam kemenangan melawan Chelsea di Piala FA pada Februari 2011. Namun ia mampu bermain kembali dalam kemenangan 2-0 melawan Sunderland seminggu setelahnya.
Karena dinilai sebagai pemain penting, Fellaini kemudian menandatangani kontrak baru selama lima tahun dengan Everton pada November 2011.
Dua tahun berselang, perjalanan Fellaini dengan Everton berakhir. Pada 2 September 2013, Fellaini menandatangani kontrak empat tahun, dengan opsi perpanjangan setelah direkrut David Moyes yang kala itu ditunjuk sebagai pelatih baru Manchester United.
Fellaini melakukan debut untuk klub pada 14 September, dalam kemenangan kandang 2-0 melawan Crystal Palace sebagai pemain pengganti. Ia pun akhirnya melakukan debut penuh dilaga melawan Bayer Leverkusen di kompetisi Liga Champions Eropa.
Namun, perjalananya di MU tak sebaik saat ia masih membela Everton. Tercatat, pada bulan April 2014, Fellaini dinobatkan sebagai salah satu dari “10 Pembelian Terburuk Liga Premier”.
Namun begitu, pada 4 Juni 2014, Fellaini tetap terpilih sebagai bagian dari 23 pemain Belgia untuk Piala Dunia 2014.
Pada musim berikutnya bersama MU, Fellaini masuk sebagai pemain pengganti untuk mencetak gol bagi Manchester United di masa injury time. Gol tersebut memberikan Setan Merah kemenangan 2-1 atas Valencia dalam pertandingan pertama Louis van Gaal sebagai manajer anyar.
Namun meski tidak terlalu buruk, Fellaini masih belum bisa menunjukkan permainan terbaiknya. Ia dianggap pembelian gagal dan disebut-sebut sebagai simbol keruntuhan United pasca era Ferguson.
Musim 2016/17 barangkali bisa menjadi musim pengobat bagi Fellaini. Pasalnya, dimusim tersebut ia berhasil menyumbangkan gelar Piala Europa dan Piala Carabao. Dari momen tersebut saat MU dilatih oleh Mourinho, Fellaini mulai mendapat pujian dari pelatih asal Portugal.
Ia mendapat perpanjangan kontrak selama setahun, dan di musim berikutnya MU mengikat sang pemain hingga dua tahun kedepan.
Saat itu, Mou dianggap sangat membutuhkan Fellaini. Pemain asal Belgia kerap menjadi penyelamat saat MU tengah alami kebutuan. Akan tetapi, di musim 2018/19, Mou dan Fellaini dipaksa keluar dari klub. Keduanya kerap menjadi kambing hitam hingga manajemen putuskan untuk lakukan perubahan.
Setelah pergi dari MU, klub tersebut dilatih oleh Ole Gunnar Solskjaer. Sementara Fellaini pergi ke China untuk gabung dengan Shandong Luneng Taishan.
Fellaini banyak memberi hiburan bagi penggemar sepakbola. Selain karena permainan diatas lapangan, wajahnya yang sempat viral akibat terkena bola juga sukses mendunia.
Kini, sang pria Belgia masih miliki kontrak hingga 2021 di China. Akankah ia kembali ke Eropa atau malah habiskan karier di Negri Tirai Bambu?