Siapa yang tak mengenal Andres Iniesta, pemain asal spanyol tersebut adalah salah satu legenda publik camp nou. Footballovers ingin tahu kisah perjalanan hidup seorang iniesta ? simak ceritanya sebagai berikut ya.
Andres Iniesta Lujan, lahir pada 11 Mei 1984 di Fuentealbilla, sebuah desa kuno di Spanyol. Dirinya lahir dari pasangan Jose Antonia dan Maria Lujan. Iniesta lahir dari keluarga mapan. Dirinya hidup dengan segala kebutuhan yang tercukupi.
Seperti diketahui, sang ayah merupakan seorang pebisnis handal. Sebelumnya, sang ayah memang hidup dalam berbagai ketikdakpastian. Ia pernah menjadi pekerja konstruksi hingga pelayan di sebuah restoran. Namun pada akhirnya sukses sebagai pebisnis Anggur.
Sementara ibunya merupakan orang biasa. Akan tetapi, sang ibu merupakan sosok yang luar biasa bagi Iniesta. Dari kecil, ia selalu menemani anaknya itu ketika sedang berlatih atau kemana pun ia pergi.
Iniesta memiliki satu saudara perempuan bernama Maribel Iniesta. Saudaranya itu sedang bekerja sebagai pebisnis yang melanjutkan usaha sang ayah.
Melihat latar belakang keluarganya yang luar biasa, wajar bila Iniesta tak terlalu sulit untuk menjalani masa kecilnya.
Sebagai bocah yang berasal dari wilayah Spanyol, ia tumbuh menjadi sosok yang mencintai sepak bola. Sejak usia 10 tahun, Iniesta sudah bergabung dengan akademi lokal, Albacete. Di akademi tersebut, Iniesta menjelma menjadi pemain paling menonjol dari yang lain.
Hingga pada akhirnya setelah dua tahun menimba ilmu di akademi pertamanya itu, penampilan Iniesta mengesankan banyak pihak. Klub-klub ternama Spanyol pun tertarik untuk merekrutnya.
Namun tahukah kamu footballovers, bahwa Iniesta kecil merupakan bocah yang menjadi penggemar Real Madrid. Hal itu dilandasi dengan kebencian terhadap tim Catalan yang telah membantai klub masa kecilnya, Albacete Balompie. Pada 18 April 1992, Andres Iniesta menyaksikan tim kesayangannya dibantai 1-7 oleh Blaugrana. Saat itu ia masih berusia delapan tahun.
Karena kebencian itulah, Iniesta memutuskan untuk menjadi penggemar el Real. Kebenciannya pun semakin diperkuat dengan hadirnya pemain favorit, Michael Laudrup, ke Santiago Bernabeu pada 1994.
Bergabung ke la masia…….
Akan tetapi, ia akhirnya bergabung dengan La Masia, akademi milik FC Barcelona, karena dorongan sang ayah. Sang ayah dekat dengan para petinggi el Barca saat itu. Karena itulah, bakat Inesta diterima di akademi La Masia.
Kala bergabung dengan akademi La Masia, usia Andres Iniesta baru menginjak 12 tahun. Banyak pemain lain yang lebih tua darinya. Bukan hal mudah bagi Iniesta kecil untuk beradaptasi dengan La Masia, Dirinya yang memiliki sifat amat pemalu tak mau jauh dari orang tuanya. Ia sempat menangis karena tak berada di dekat orang tuanya dalam waktu yang lama.
Sang ayah sebagai sosok yang juga dekat dengan Iniesta sempat sedih bahkan menitikan air mata. Namun dirinya terus meyakinkan Iniesta untuk terus bertahan agar permainannya berkembang.
Setelah yakin dan terus bertahan, penampilan Iniesta bersama tim muda Barcelona semakin meningkat. Ia bahkan menjadi kapten FC Barcelona U-15 di turnamen Nike Premier Cup tahun 1999. Dibawah kepemimpinan Andres Iniesta, timnya itu berhasil keluar sebagai juara.
Selain itu, Iniesta juga menyabet gelar pemain terbaik pada turnamen tersebut.
Bermain untuk tim matador junior……
Sebagai pemain muda yang berbakat, kemampuan iniesta dalam mengolah si kulit bundar dilirik oleh tim nasional spanyol u-17, ia menjadi bagian dari tim spanyol u-17 yang memenangkan trofi piala eropa u-17 pada tahun 2001. Setahun kemudian dirinya sukses menjadi andalan la furia roja u-19 kala meraih gelar juara piala eropa u-19.
Promosi ke tim utama Barcelona…..
Setelah dipromosikan ke tim utama FC Barcelona pada tahun 2002, Iniesta memulai debut kala melawan Club Brugge di ajang liga champions pada 29 oktober 2002.
Setelah dua musim pertamanya tak terlalu sering mendapatkan menit bermain. Baru pada musim 2004/05, Iniesta menjadi andalan lini tengah Barcelona, dirinya hanya melewatkan satu pertandingan di ajang la liga dan berhasil menjadi bintang baru FC Barcelona. Di musim tersebut iniesta mengantarkan Blaugrana sebagai juara la liga.
Musim 2006/07, permainan Iniesta semakin meningkat, dirinya bahkan sukses menjadi kapten kala memenangkan Turnamen pra musim Juan Gamper Trophy. Menyusul penampilan luar biasa yang diperlihatkannya, Pada januari 2008 Iniesta mendapat kontrak baru dari FC Barcelona.
Sukses bersama la furia roja…..
Bersama Timnas senior Spanyol, Iniesta melakukan debut pada mei 2006. ia langsung masuk ke dalam skuad spanyol di piala dunia 2006, walaupun hanya sebagai pemain pelapis. Pada tahun 2008, Iniesta tampil begitu brilian dan menyumbangkan Piala Eropa bagi tim matador. Namun ia harus melewatkan Piala Konfederasi setahun setelahnya akibat mengalami cedera.
Musim 2008/09 bersama FC Barcelona ia lewati dengan sangat spektakuler. Ia sukses menyumbangkan banyak sekali gelar prestisius bagi el Barca. Dirinya termasuk dalam skuat gemilang Barca yang mampu meraih enam gelar sekaligus dalam satu musim kompetisi. Diantaranya La Liga Spanyol, Copa del Rey, Piala Super Spanyol, Liga Champions Eropa, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antar Klub.
Ketika itu, Andres Iniesta disebut sebagai pemain paling konsisten dalam beberapa tahun terakhir. Mantan striker Manchester United, Wayne Rooney, juga mengakui jika Iniesta adalah pemain terbaik dunia. Statement itu muncul setelah dirinya dikalahkan FC Barcelona pada final Liga Champions Eropa.
Iniesta kembali berjaya dengan Timnas Spanyol, dirinya menjadi penentu kemenangan Negeri Matador dalam kejuaraan Piala Dunia yang dihelat di Afrika Selatan. Golnya ke gawang belanda di menit ke 116 memastikan la furia roja menggondol trofi piala dunia untuk kali pertama.
Dua tahun kemudian, Iniesta kembali memenangkan trofi Piala Eropa bersama Timnas Spanyol. Kebahagiaannya tak sampai disitu. Di tahun yang sama, ia juga melangsungkan pernikahan dengan wanita pujaannya yang bernama Anna Ortiz. Keduanya sudah menjalin hubungan selama kurang lebih empat tahun sebelum akhirnya menikah.
Iniesta merasa sangat bahagia karena untuk mendapatkan hati Anna Ortiz bukanlah hal yang mudah. Ia telah melakukan berbagai cara hingga akhirnya mampu memenangkan hatinya.
Tahun 2015, Iniesta terus melanjutkan tinta emasnya sebagai pesepakbola hebat. Dirinya membantu FC Barcelona dalam memenangkan trofi Liga Champions Eropa. Tak hanya itu, trofi La Liga dan Copa del Rey pun berhasil diraih olehnya.
Karena raihan prestisnya itu, Iniesta masuk kedalam tujuh nama hebat yang berhasil memenangkan dua treble-winner bersama FC Barcelona.
Tahun 2018 menjadi tahun terakhir bagi iniesta berkostum la blaugrana, bersama klub yang bermarkas di camp nou tersebut, ia telah mencetak 57 gol dalam 674 laga di semua kompetisi. Dirinya juga telah banyak menyumbangkan trofi untuk Barcelona. Dari gelar la liga, copa del rey, liga champions eropa sampai piala dunia antar klub.
Berkat permainanya yang memukau, Iniesta juga kerap kali menerima penghargaan individu. Diantaranya sebagai miedfielder terbaik la liga selama 5 kali.
Setelah resmi meninggalkan camp nou, Iniesta pergi ke Jepang untuk bergabung dengan Vissel Kobe pada 24 mei 2018. Perpisahannya dengan raksasa Catalan terasa amat mengharukan, mengingat dirinya sudah sangat lekat dengan tim tersebut.
Sementara itu, karirnya bersama tim matador, ia telah tampil sebanyak 131 pertandingan dan mencetak 13 gol. Iniesta telah bermain pada empat piala dunia berbeda dari piala dunia 2006 hingga piala dunia 2018.
Itulah kisah perjalanan hidup andres iniesta.