Cristian Mate Pulisic lahir pada 18 september 1998 di Hersey, Pennsylvania, Amerika Serikat, ia dilahirkan dari pasangan Mark Pulisic dan Kelley Pulisic. Kedua orang tuanya merupakan mantan pemain sepakbola di George Mason University. Sang ayah kemudian melanjutkan karir professionalnya sebagai pemain futsal di Harrisburg Heat sekitar tahun 90-an.
Pulisic tumbuh bersama dengan saudara perempuannya, DeeDee. Seolah mewarisi bakat dari orang tuanya, Pulisic kecil sudah sering memainkan permainan sepakbola. Pulisic tak bisa dijauhkan dari si kulit bundar bahkan ketika sang ayah sempat mengujinya dengan mengalihkan pulisic keluar dari permainan, Pulisic tetap tak bisa berpisah dengan Bola.
Kecintaannya kepada sepakbola meningkat pada tahun 2005 ketika ibunya, Kelly mendapat tawaran beasiswa untuk bekerja di luar negeri dalam program pertukaran tenaga pengajar di Inggris selama satu tahun.
Momen itu tidak disia-siakan oleh Pulisic untuk bergabung dengan ibunya dan berangkat ke Inggris guna mengasah kemampuan lebih dalam mengolah si kulit bundar.
Setibanya di negeri ratu Elizabeth, Pulisic dan orang tuanya tinggal di Oxfordshire, Tackley, sebuah daerah yang suasananya cukup tenang. Saat berada disana ayah pulisic tidak membuang waktu untuk mendaftarkan anaknya ke akademi sepakbola di kota Brackley yang jaraknya sekitar 30 menit dari desa dengan menaiki kendaraan.
Di kota Brackley inilah Pulisic merasakan sepakbola kompetitif pertamanya selama setahun. Ia hampir bermain sepakbola bersama tim yang dibelanya setiap hari, sebelum atau setelah sekolah. Jika di akhir pekan Pulisic akan banyak menghabiskan waktu di taman bersama kedua orang tuanya.
Setelah program pertukaran pengajar selesai, Pulisic dan kedua orang tuanya harus kembali ke Amerika dan menetap di Michigan. Namun hasratnya untuk bermain sepakbola tidak pernah pudar. Pada 2006, Pulisic bergabung dengan Michigan Rush.
Setelah beberapa bulan bermain disana, Pulisic kemudian memperkuat PA Classics seiring dengan kepindahan keluarganya ke kota lamanya, Pennsylvania. Di klub tersebut Pulisic berkembang pesat, meskipun bermain dengan anak-anak yang usianya lebih tua ia sama sekali tak terbebani.
Selama tujuh tahun menimba ilmu di PA Classics, Pulisic telah mendapatkan banyak kemajuan. Pada 2014 menjadi tahun yang penting bagi Pulisic, dimana performa apiknya sempat dilirik beberapa klub eropa termasuk Borrusia Dortmund.
Dan pada Januari 2015 ia resmi menandatangani kontrak dengan klub yang bermarkas di Signal Iduna Park tersebut. Kepindahannya dari negara amerika ke jerman tak banyak menuai hambatan, pasalnya Pulisic memiliki kewarganegaraan AS dan Kroasia. Punya dari Kroasia dari sang Kakek, Mate yang membuatnya dengan mudah memperoleh kewarganegaraan uni eropa.
Bergabung bersama Borrusia Dortmund menjadi awal bagi Pulisic untuk mengenalkan bakatnya kepada dunia. Disana Pulisic juga berkeyakinan tinggi untuk menuai kesuksesan.
Bersama Dortmund, Pulisic terlebih dulu main di skuad u-17 dan u-19. Setelah mencetak 10 gol dan membuat 8 assist dari 15 pertandingan bersama tim junior Borrusia Dortmund. Pada januari 2016 Pulisic ditarik ke tim utama oleh sang pelatih, Thomas Tuchel.
Pulisic melakukan debutnya di Bundesliga sebagai pemain pengganti melawan FC Ingolstadt pada 30 januari 2016, yang mana Dortmund menang 2-0. Tiga minggu kemudian, Pulisic melakukan debutnya di Europa League sebagai pemain pengganti pada babak kedua dalam kemenangan 2-0 melawan FC Porto.
Pada 17 april 2016 Pulisic mencetak gol Bundesliga pertamanya Bersama Borussia Dortmund, Ia membuka skor dalam kemenangan kandang 3-0 melawan Hamburger SV. Pencapaian itu membuatnya menjadi pemain non-Jerman termuda dan keempat termuda yang mencetak gol di Bundesliga, yang baru berusia 17 tahun dan 212 hari.
Sepekan berselang, Dengan dua golnya melawan VfB Stuttgart, Pulisic memecahkan rekor skor Bundesliga lainnya dengan menjadi pemain termuda yang mencetak dua gol di liga papan atas. Dalam laga itu juga menandai kartu kuning pertamanya di Bundesliga.
Paruh kedua musim 2015/16, Pulisic mencatatkan 12 penampilan dan 2 gol di semua kompetisi. Pada musim berikutnya bersama Dortmund, Pulisic menjadi pemain termuda yang pernah bermain di Liga Champions Eropa. Debutnya di liga champions terjadi pada pertandingan kontra Legia Warsawa september 2016.
Sementara gol perdananya di ajang tersebut terjadi di babak 16 besar melawan Benfica, yang mana Dortmund menang dengan skor 4-0. Pulisic menjadi pencetak gol termuda Dortmund yang cetak gol di liga champions yakni 18 tahun, 5 bulan dan 18 hari. Di musim itu Pulisic tampil 43 kali dan cetak 5 gol serta membantu Dortmund meraih gelar DFB-Pokal.
Atas performa gemilangnya di tahun 2017, Pulisic, mendapat penghargaan sebagai Player of the Year di Amerika Serikat. Satu tahun sebelumnya ia sempat meraih predikat pemain termuda terbaik AS.
Pada musim 2017/18 Pulisic kembali menghadirkan kesan positif bagi para suporter Dortmund. Selain diberkahi kecepatan dan kemampuan membawa bola yang baik, Pulisic juga mampu bermain di kedua sisi sayap. Kejeliannya melihat ruang membuat Pulisic kerap mencetak gol dari lini kedua. Di musim itu Pulisic kembali mencetak 5 gol, kali ini dari 42 pertandingan.
Pada musim 2018/19, performa Pulisic sedikit terganggu oleh kondisi fisik. Meski menit main Pulisic di musim tersebut terganggu dengan sejumlah cedera minor yang dideritanya, ia masih bisa tampil 30 kali dan mengemas 7 gol, yang salah satunya berupa gol kemenangan saat menaklukkan Club Brugge di Liga Champions pada Desember 2018.
Pada awal januari 2019, Pulisic menandatangani kontrak dengan Chelsea dengan biaya 64 juta euro atau sekitar Rp 1 triliun. Namun ia masih bermain untuk Dortmund hingga musim 2018/19 selesai.
Debut Pulisic di liga primer tidak terlalu mulus, timnya dikalahkan Manchester United dengan skor 0-4 di old trafford dalam pekan perdana.
Di Level Internasional, Pulisic membela paman sam dalam sejumlah laga. Pulisic menjalani beberapa pertandingan bersama Amerika serikat u15 dan u17, di mana ia sempat tampil sebagai kapten dalam kejuaraan piala dunia u17 di Chile pada 2015.
Pada bulan Maret 2016 Pulisic melakukan debut bersama timnas senior saat melawan Guatemala. pada 20 November 2018, ia menjadi pemain termuda yang menjadi kapten tim nasional Amerika Serikat dalam laga persahabatan lawan Italia. Pulisic saat itu berumur 20 tahun dan 63 hari. Hingga kini ia sudah 31 kali membela paman sam dan mencetak 13 gol.
Di sisi lain, Pulisic mengaku mengidolakan pemain basket NBA, Lebron James. Bahkan LeBron James pernah berpose dengan seragam timnas Amerika bernomor 10 bernama Pulisic.
Untuk idola lapangan hijau, Pulisic menggandrungi Luis Figo. Kemampuan hebat Figo menggiring bola dan keberaniannya menggocek lewati lawan bikin Pulisic terkesima. Ayahnya juga memanggilnya ‘Figo’, karena keluarga mereka memang gemar menonton Real Madrid era Los Galacticos dengan Figo di dalamnya.
Kini, dari segala rekam jejak, cita-cita masa kecil, dan dukungan banyak pihak, Pulisic mesti optimistis kariernya menanjak. Lewat semua aspek tersebut, Pulisic siap terus melayani dan mengayomi klub yang dia bela lewat kontribusi nyata di lapangan hijau.