David Luiz Moreira Marinho lahir pada tanggal 22 april 1987 di Diadema, Sao Paolo, Brasil. Ia lahir dari keluarga sederhana dari pasangan Ladislau Marinho ayahnya dan Regina Celia ibunya. Kedua orang tuanya merupakan pensiunan guru sekolah.
David merupakan anak kedua dan satu-satunya anak laki-laki. Dia tumbuh bersama saudara perempuannya, Issabelle Moreira Marinho. Saat usia dini, David memiliki hobi bermain dengan sebuah kamera. Namun, lama-kelamaan ia akhirnya terpikat dengan permainan sepak bola.
Selain keluarganya,masa kecil David juga berpusat di sekitar teman masa kecilnya yang kebetulan adalah Thiago Silva. David tumbuh bersama Thiago, di mana kedua orang tua mereka menjalin kerukunan bertetangga.
Orang tua David dan Thiago melihat putra-putra mereka tumbuh dan berkembang dalam sepak bola, bakat alami mereka. Menariknya, ayah David adalah mantan pesepak bola yang warisannya membuat David begitu mencintai si kulit bundar.
Sang ayah lah yang menginginkan David untuk menjadi pesepak bola top. Pada awalnya, David dan Thiago terus menerus di tolak ketika mendaftar di klub remaja, penolakan mereka dengan alasan bahwa mereka terlalu kecil untuk bermain bersama kategori pemuda yang lebih besar.
David dan Thiago kemudian mengambil peran sebagai anak-anak yang dibawa para pemain timnas Brasil ketika memasuki lapangan, setelah serangkain tugas sebagai anak-anak, takdir membawa keduanya menempuh jalur yang terpisah menuju kesuksesan karir.
Takdir membawa David bergabung dengan akademi Sao Paolo. Awal berada di akademi, David mengalami hal yang sulit dilakukannya, pihak akademi meminta David mencukur rambutnya yang gondrong dan hal itu membuat David sangat sedih.
Pada usia 14, David di keluarkan dari akademi setelah serangkaian penampilan yang mengecewakan, dan hal itu rupanya menjadi kekecewaan terbesar dalam hidupnya.
Setelah diputus dari akademi sao paolo, David tak pasrah begitu saja, ia lalu memohon kepada orang tuanya agar menyisihkan uangnya untuk keperluan membeli tiket naik pesawat agar David bisa bepergian jauh dan mencari peruntungan di negeri orang.
Dan pada akhirnya, usaha keras David tak sia-sia, ia terbang menuju El Salvador, negara di Amerika utara untuk bergabung dengan klub lokal sana, Vitoria.
Selama berada disana, David berhasil melakukan percobaan yang sukses. Sama seperti di Sao Paolo, David memulainya sebagai gelandang bertahan yang hampir membuatnya kehilangan posisi di klub. Ia hampir dikeluarkan dari klub karena penampilannya yang buruk serta sebuah kesalahannya membuat klub gagal raih poin penuh di laga penting.
David kemudian berubah posisi sebagai bek tengah, dan di posisi barunya tersebut ia berhasil tampil lebih baik. Hal ini membuat pemandu bakat dari klub-klub asal Eropa berlomba-lomba untuk memboyong David. Setelah banyak spekulasi transfer dengan Vitoria, David akhirnya pindah ke Benfica pada 2007.
Setelah kurang lebih empat musim bermain di Benfica dengan 136 penampilan, mencetak 6 gol, serta torehan 4 trofi. David hijrah ke Chelsea pada januari 2011. Bersama The Blues, David kembali menuai kesuksesan. Ia memenangkan Liga champions dan piala FA musim 2011/12 dan Liga Eropa 2013.
Setelah menjalani karir yang cemerlang di Inggris, David diboyong oleh klub kaya raya,PSG pada musim panas 2014 dengan biaya transfer 50 juta paun. Dan saat itu juga ia kembali bersatu dengan Thiago Silva, teman masa kecilnya.
David melakukan debut kompetitif pada 16 Agustus 2014 di ajang Ligue 1, kala itu ia bertandem dengan Marquinhos saat PSG mengalahkan Bastia dengan dua gol tanpa balas. Sekitar 45 hari kemudian, ia mencetak gol pertamanya untuk PSG.
Musim perdananya di PSG di lalui dengan gemilang, mencetak 5 gol dari 40 penampilan serta mendapatkan dua trofi. Musim selanjutnya, David terus menunjukan permainan konsisten. Treble Winners berhasil ia dapatkan di musim ketiga di Prancis.
Setelah dua musim yang mengagumkan bersama PSG dengan pencapaian 89 penampilan di semua kompetisi. David kembali direkrut Chelsea pada musim panas 2016. Pertandingan pertamanya kembali dengan klub adalah kekalahan 2-1 di Stamford Bridge dari Liverpool pada 16 September 2016.
Pada 31 Januari 2017 ia mencetak gol pertamanya untuk musim tersebut dari tendangan bebas melawan Liverpool di Anfield, gol pertamanya di Liga Premier sejak April 2013. Pada akhir musim, David disebut dalam PFA tim of the Year untuk 2016/17.
Di musim selanjutnya, David Luiz tak bisa merasakan kembali permainan terbaiknya di Chelsea, berkali-kali alami cedera, David hanya tampil sebanyak 17 pertandingan semua ajang dengan mencetak 2 gol. Musim 2018/19 akan menjadi musim terakhirnya bersama Chelsea, di musim itu ia mempersembahkan trofi Liga Eropa.
Setelah tiga musim pada periode keduanya bersama Chelsea, David mencatatkan 105 penampilan dan menggelontorkan 6 gol. Satu trofi liga primer, piala FA dan dan Liga Eropa menjadi catatan emasnya. Pada hari-hari terakhir jendela transfer musim panas 2019, David Luiz membuat drama dengan menerima pinangan Arsenal.
Dalam pentas Internasional, David membela Brasil di piala dunia u-20 pada 2007. Ia lalu melakoni debutnya pada 10 Agustus 2010 dalam laga uji coba kontra Amerika Serikat. Ia sempat mencetak gol bunuh diri kala Brasil melawan meksiko pada oktober 2011.
Pada 7 september 2012, David untuk kali pertama menjabat sebagai kapten, saat Brasil melawan Afrika Selatan. David bersama Thiago silva kemudian menjadi pemain inti Brasil pada ajang piala Konfederasi 2013 dan piala dunia 2014.
Di piala dunia lah, David mencetak gol Internasional pertamanya kala melawan Chile di babak 16 besar. Meski begitu, David gagal membawa Brasil juara di tanah sendiri. Bahkan perjalanan Brasil terbilang tragis karena dipermak Jerman 1-7. David kala itu menjadi pemain yang terlihat paling sedih.
Pada tahun berikutnya, ia bermain di Copa America yang berlangsung di Chile. Sejak tahun 2016 David sangat jarang di panggil untuk perkuat timnas. Hingga kini, ia baru mengoleksi 57 caps.
Di kehidupan pribadinya, David memiliki hubungan dengan Sara Madeira, wanita yang sudah ia cintai sejak remaja. Selain itu, David Luiz adalah seorang Kristen yang taat dan Ricardo Kaka punya tempat spesial bagi David. Kepada berbagai media David mengatakan kalau Kaka adalah idolanya. Tak heran jika David kerap mengangkat kedua tangan dengan jari menunjuk ke arah langit.
Dalam bermain, David tak hanya jago bertahan. Pemain yang kini berusia 32 tahun itu juga piawai dalam menyerang. Bahkan, tujuh musim saat bersama Chelsea, David mampu mencetak 18 gol yang datang dari kepala dan kakinya.
Fakta lain yang perlu kalian ketahui adalah David Luiz juga seorang warga negara Portugal, yang diakuisisi saat masih di Benfica. Portugal ingin David mewakili tim nasional mereka, tetapi David memilih bermain sebagai pemain asli Brazil.Â
Meski tampil cukup menjanjikan di lini belakang, tapi David juga tak bisa dilepaskan dari berbagai kontroversi. Salah satunya saat masih membela Chelsea melawan MU pada 2014. Pemain berambut keriting ini, setelah ia menyikut Rafael, Bek united kemudian menendang dan lalu di usir. David Luiz, bagaimanapun, terlihat tersenyum sambil berbaring di tanah sebelum menggeliat pura-pura kesakitan.