Dries Mertens lahir pada 6 mei 1987 di Leuven, Belgia. Ia lahir dari pasangan Herman Mertens dan Marijke Mertens. Mertens lahir dari keluarga yang sederhana. Orang tuanya sangat menggemari sepak bola sehingga memiliki visi untuk menjadikan anaknya pemain sepak bola.
Mertens tumbuh sebagai anak yang berbakti kepada orang tuanya, sejak kecil ia sudah diajari oleh orang tuanya tentang nilai-nilai moral dan etika dalam kehidupan. Mertens memiliki seorang kakak bernama Jeroen, kakaknya lah yang memperkenalkannya pada dunia sepak bola.
Saat berada di sekolah, Mertens adalah anak laki-laki rendah hati yang berprestasi secara akademik. Saat itu, sekolahnya menawarkan kesempatan kepadanya untuk bermain sepak bola selama periode olahraga. Di luar jam pelajaran, Mertens kerap bermain sepak bola di halaman sekolah.
Kemampuannya yang melebihi teman-temannya membuat guru olahraga di sekolahnya mendatangi orang tuanya untuk membantu Mertens menjadi pesepak bola profesional.
Pada pertengahan 1990-an, Bob Browaeys yang merupakan pelatih tim junior Belgia di tugaskan untuk membuat perubahan di tataran Sepak bola Belgia. Saat itu, Bob Browaeys membahas hal tersebut bersama 30 pelatih di federasi sepak bola Belgia.
Salah satu pembahasan mereka adalah mengenai pembinaan usia muda, dan pada akhirnya revolusi tersebut dijalankan di sepak bola Belgia dan Dries Mertens menjadi salah satu dari penerima manfaat.
Pada tahun 1996, Mertens bergabung dengan Stade Leuven. Dan ketika revolusi sepak bola Belgia di mulai, dana untuk mengembangkan para pemain muda tersedia. Hal itu disukai oleh tim-tim besar seperti Anderlecht yang pemandu bakatnya diberdayakan untuk mencari pemain-pemain muda ke klub-klub lokal.
Dari situlah mereka menemukan Mertens, yang akhirnya ditawari untuk bergabung dengan akademi Anderlecht pada 1998. Orang tua Mertens mendukungnya secara penuh ketika anaknya di ajak bermain di salah satu klub besar Belgia.
Saat bermain di akademi, setiap hari Mertens selalu diantarkan oleh orang tuanya dengan menggunakan bus menuju tempat latihan di Brussels. Namun, pada tahun 2003, Mertens alami kekecewaan ketika ia dikeluarkan dari akademi, sang pelatih menganggap Mertens miliki tubuh yang pendek dan secara fisik tidak mampu bersaing di tingkat profesional.
Setelah dikeluarkan dari Anderlecht, Mertens direkrut oleh klub besar lainnya, Gent,di mana ia menunjukan semua potensinya untuk menyelesaikan karir mudanya. Tapi sekali lagi, kemajuan dalam karirnya menemui masalah.
Ketika itu, Staff pelatih Gent masih tidak yakin dengan kondisi Mertens yang miliki postur tubuh kecil. Alih-alih menjualnya, Gent justru meminjamkannya di klub Belanda, AGOVV Apeldoorn.
Jalan Mertens menjadi pesepak bola profesional baru di mulai ketika ia terbang ke negeri kincir angin. AGOVV Apeldoordn menjadi landasan dalam karirnya.
Di sana, Mertens unggul, menjadi kapten, dan memenangkan Gouden Stier atau pemain muda terbaik divisi dua belanda pada tahun 2009. Atas performanya yang cemerlang, FC Utrecht memboyongnya pada musim panas 2009.
Pada musim debutnya, Mertens mencetak enam gol liga dalam perjalanannya untuk menjadi runner-up Eredivisie. Atas penampilannya, Mertens terpilih sebagai pemain terbaik klub. Ia meningkatkan jumlah golnya di musim berikutnya, di mana ia membukukan 14 gol di semua kompetisi.
Saat itu, kebangkitan Dries Mertens menjadi yang paling banyak dibicarakan di negeri kincir angin. Prestasi tersebut membuatnya mendarat di PSV Eindhoven pada 2011.
Setelah tampil mengesankan dalam dua musim bersama PSV dengan mencetak 45 gol dari 88 pertandingan. Napoli merekrutnya, dan Mertens menjadi pemain pertama Rafael Benitez sebagai manajer baru Napoli.
Kemudian Mertens melakoni debut di Serie A pada 25 Agustus 2013, ia masuk di babak kedua dan membantu tim menang 3-0 atas Bologna. Dua bulan kemudian, Mertens cetak gol pertamanya untuk Napoli ke gawang Fiorentina. Musim perdananya di Napoli dicapai dengan torehan 13 gol dari 47 pertandingan dan membantu tim meraih trofi Coppa Italia.
Pada desember 2014, Mertens raih trofi keduanya bersama Napoli ketika menjadi pemenang dalam piala super Italia lawan Juventus. Dalam tiga musim perdananya bersama klub yang bermarkas di San Paolo, Mertens mencetak rata-rata 10 gol per musim.
Setelah hengkangnya Gonzalo Higuaín ke rival mereka Juventus pada 2016, dan cedera serius yang dialami Arkadiusz Milik, Mertens mengambil peran yang lebih penting di pusat serangan Napoli untuk musim 2016/17.
Di musim itulah, Mertens benar-benar menunjukkan kualitasnya sebagai penyerang papan atas sepak bola Italia, saat itu ia mengemas 34 gol di semua kompetisi dengan 28 diantaranya dicetak di ajang serie A.
Dries Mertens terus konsisten mencetak gol untuk Napoli di dua musim berikutnya, Pada 28 November 2018, Mertens mencetak gol ke-100 untuk Napoli ketika ia mencetak dua gol dalam kemenangan 3-1 atas Red Star Belgrade di Liga Champions Eropa.
Pada 14 april 2019, Mertens tampil ke-200 kali di Serie A untuk Napoli ketika lumat Chievo 3-1. Empat belas hari berselang, Mertens mencetak gol dalam kemenangan tandang 2-0 atas Frosinone, yang memungkinkannya menyamai torehan 81 gol Diego Maradona di Serie A untuk Napoli.
Hingga musim 2018/19 usai, Mertens telah bukukan 109 gol dari 280 pertandingan bersama Napoli.
Di pentas Internasional, setelah sempat berkostum Belgia u-17, Mertens jalani debut untuk tim senior pada 9 februari 2011 dalam laga persahabatan melawan Finlandia. Sedangkan gol pertamanya untuk Belgia terjadi pada 15 Agustus 2012, yang ia cetak ke gawang Belanda.
Turnamen besar pertama yang diikutinya adalah Piala Dunia 2014, di mana ia tampil dalam 5 laga dan mencetak satu gol. Mertens kemudian unjuk gigi di ajang piala eropa 2016 dan piala dunia 2018. Dalam dua turnamen tersebut ia mencetak 1 gol dan 1 assist. Hingga saat ini, ia telah mencetak 18 gol dari 87 penampilan bersama Rode Duivels-Julukan timnas Belgia.
Dalam kehidupan asmara, Mertens menjalin hubungan dengan Kat Kerkhofs, teman masa kecilnya yang telah ia pacari selama 10 tahun sebelum akhirnya menikah pada 2015. Mereka jalin ikatan suci di kota Naples.
Mertens saat ini telah menjadi pemain top Serie A. Hal ini merupakan buah kesabaran dan keuletannya dalam menantikan kesempatan untuk menunjukkan kemampuan diri.
Penyerang yang memiliki kecepatan ini memang dikenal sebagai sosok yang sabar, pekerja keras, dan fokus pada apa yang ia kerjakan. Butuh perjuangan panjang bagi Mertens untuk mencapai level seperti sekarang ini.