Hrving Rodrigo Lozano lahir pada 30 juli 1995 di Meksiko City, Meksiko. Lozano merupakan putra dari Jesus Lozano dan Ana Maria Bahena. Keluarga Lozano berakar dari etnis kulit putih Meksiko keturunan Spanyol. Sepak bola telah menjadi olahraga favorit bagi keluarga Lozano sejak awal.
Sang ayah sekaligus kepala keluarga, Jesus Lozano sangat menginginkan putra-putranya dalam memenuhi impian mereka, berkat upaya dan kerja keras, sepak bola mampu menghidupi keluarga mereka menjadi lebih baik.
Sedari kecil, Lozano dan saudaranya, Bryan memimpikan untuk menjadi pemain sepak bola hebat. Lozano menghabiskan tahun-tahun pembentukannya sebagai pesepak bola 90 KM di utara ibukota, tepatnya di kota Pachuca.
Di kota inilah, namanya mulai dikenal, ia berhasil mengembangkan potensinya untuk berhasil dan naik kelas di usia mudanya. Jika melihat masa kecil Lozano, sesungguhnya jauh dari kata menyenangkan. Tubuhnya yang kurus kerap jadi sasaran empuk teman-temannya di sekolah untuk merundung Lozano.
Mungkin satu-satunya teman masa kecilnya adalah si kulit bundar. Dari situlah bakatnya terasah. Lozano yang semakin dikenal banyak orang mendapat julukan ‘Chucky. Julukannya tersebut berasal dari boneka bernama Chucky yang kerasukan arwah dari serial film horor ‘Child’s Play’.
Menurut kabar, Lozano mendapat julukan tersebut saat masa mudanya karena ia terbiasa bersembunyi dibawah kolong tempat tidur dengan tujuan untuk menakut-nakuti teman-temannya dengan cara melompat ke arah temannya tersebut dengan wajah mirip seperti boneka Chucky.
Jika cara itu sudah usang, ia beralih ke lemari pakaian para pemain. Saat ada rekannya yang membuka lemari, Lozano langsung membuat kaget rekannya itu dengan menunjukkan raut wajah paling menyeramkan.
Hirving Lozano bermain di Pachuca sejak tahun 2009, ia terus menunjukan performa yang menawan kala memperkuat tim junior Pachuca. Saat berada di klub tersebut, Lozano muda merupakan anak yang susah diatur.
Pernah suatu ketika ia dibujuk atau lebih tepatnya dipaksa untuk ke sekolah. Alih-alih menuruti perintah, Lozano malah mengamuk dan marah. Karena bukan kali pertama, di situlah mentor-mentornya tahu bahwa temperamen Lozano sangat tinggi. Berbagai upaya seperti menghadirkan psikiater pun gagal meredam temperamen Lozano.
Karakter keras kepala Lozano mungkin sulit dikendalikan di klub Pachuca junior, tetapi tak bisa dipungkiri bahwa ia jago mengolah si kulit bundar. Ia butuh lima tahun untuk menjalani debutnya di tim utama.
Tepat pada 8 februari 2014, Lozano yang saat itu berusia 18 tahun menjalani laga pertamanya sebagai pemain profesional. Ia sama sekali tak memiliki keraguan dan gugup ketika menjadi pemain pengganti. Estadio Azteca yang ikonik menjadi saksi dalam debut manis Lozano dalam pertandingan Liga MX melawan Club América.
Ketika itu, Lozano mencetak gol saat lima menit tampil di lapangan, berlari dari sisi kanan dan menempatkan penyelesaian kaki kiri yang mematikan, tepat melewati MoĂses Muñoz di menit ke-89.
Pada laga pembuka liga Meksiko musim 2017, tepatnya pada 17 Januari, Lozano mencetak hattrick saat Pachuca mengalahkan Leon dengan skor 4-2. Berselang lima bulan kemudian, Pachuca memenangkan Liga Champions CONCACAF, setelah di final mengalahkan sesama klub Meksiko Tigres UANL.
Di kompetisi Liga Champions tersebut, Lozano berhasil merebut Sepatu Emas setelah tampil sebagai pencetak gol terbanyak dengan torehan delapan gol, dirinya juga meraih status sebagai Pemain Muda Terbaik.
Bersama Pachuca, Lozano berhasil meraih dua trofi, selain Liga Champions Concacaf, ia juga mendapatkan trofi liga Meksiko tahun 2016. Selama tiga tahun bersama tim utama Pachuca, Lozano telah bermain dalam 149 pertandingan dan mencetak 43 gol di semua kompetisi.
Di sisi lain, berkat kualitas yang ia miliki, Lozano juga turut membela tim nasional junior Meksiko, pada tahun 2015 ia memenangkan piala emas Concacaf u-20, setahun berselang ia bermain di Olimpiade Musim Panas 2016 bersama Meksiko u-23. Bersama tim junior Meksiko, Lozano mencatatkan 17 penampilan dan mencetak 6 gol.
Penampilan gemilangnya bersama Pachuca membuat Lozano dilirik klub-klub eropa, Manchester City dan Celta Vigo sempat dikaitkan dengannya. Namun justru PSV Eindhoven yang datang lebih dulu dengan tawaran resmi bernilai 8 jua euro atau sekitar Rp 128 miliar.
Dan pada 19 Juni 2017, Lozano resmi merapat ke PSV Eindhoven dengan kontrak selama enam tahun.
Pelatih timnas Meksiko, Juan Carlos Osorio jadi figur yang paling mendukung dalam kepindahan Lozano ke PSV. Ia tak mau pemain mudanya ini tenggelam di bangku cadangan tim-tim besar Eropa. Menurut Osorio, PSV menjadi pilihan yang tepat untuk Lozano.
Selain itu, sejumlah pengamat juga menyebut bahwa keberhasilan PSV mengamankan jasa Lozano merupakan satu langkah brilian yang bisa memengaruhi perjalanan tim di masa yang akan datang.
Pasalnya, Hirving Lozano saat itu digadang-gadang sebagai bintang muda dengan prospek luar biasa. Skill menawan yang dimilikinya bahkan membuat ia sering disamakan dengan salah satu dari dua megabintang saat ini, Cristiano Ronaldo. Lebih-lebih, dua sosok berbeda generasi ini juga mempunyai posisi yang sama ketika bermain.
Lozano kemudian melakukan debut kompetitif untuk PSV di ajang kualifikasi Liga Europa melawan klub Kroasia, Osijek.
Musim pertamanya bersama PSV dilalui dengan sangat gemilang, ia mengakhiri musim tersebut sebagai pencetak gol terbanyak PSV di eredivisie dengan 17 gol dan membuat 11 assist. Pada musim itu pula, Lozano tampil 39 kali di semua kompetisi. Dirinya juga masuk dalam susunan tim terbaik Eredivisie.
Berkat performanya yang gemilang, manajemen PSV sempat memberikan hadiah mobil kepada Lozano. Pemberian itu dilakukan sebagai ucapan rasa terima kasih karena pemain asli Meksiko itu telah banyak membantu PSV raih kemenangan.
Bersama PSV untuk musim 2018/19, penampilannya semakin meningkat. Di musim itu Lozano mampu mencetak 21 gol di semua kompetisi dari 40 pertandingan. Bersama PSV selama dua musim, Lozano telah memberikan banyak kesan bagi para penggemar. Ia membukukan 79 laga dan mencetak 40 gol di semua ajang.
Pada musim 2019/20, Lozano hijrah ke Italia guna memperkuat Napoli, tak tanggung-tanggung, pihak manajemen berani bayar mahal sebesar Rp 628 miliar yang membuat Lozano jadi pemain termahal Napoli.
Di pentas Internasional. Bersama tim nasional Senior, Lozano sudah tampil reguler sejak melakukan debut pada 2016. Ia hanya tampil delapan kali di ajang kualifikasi piala dunia 2018 namun ia adalah pencetak gol terbanyak EL Tri di ajang tersebut dengan catatan empat gol.
Pada gelaran piala dunia 2018, Lozano menjadi pemain kunci. Ia menjadi aktor kemenangan Meksiko atas sang juara bertahan, Jerman dengan mencetak satu-satunya gol, berkat assist dari Javier Hernández untuk membuat Meksiko menang 1-0.
Dalam pertandingan itu, ia dinobatkan sebagai man of the match. Masih di tahun yang sama, atas penampilannya yang mengesankan, Lozano dinobatkan sebagai pemain terbaik CONCACAF.
Dalam hubungan pribadinya, Lozano menikahi kekasihnya, Ana Obregon pada 2014. Pertama kali mereka bertemu saat Lozano masih muda dan bermain di akademi Pachuca. Pernikahan mereka dikaruniai dua anak yakni Ana Daniela yang lahir pada 2014 dan Rodrigo yang lahir pada 2017.
Selain jago memainkan bola, Lozano juga bisa membantu istrinya mengurus rumah tangga, seperti mencuci piring, mengepel, menyapu, ia juga kerap membeli kebutuhan anaknya seperti dot dan minuman.
Secara gaya permainan, Lozano disebut-sebut memiliki visi bermain bernama Gambeta. Dalam bahasa Spanyol diartikan oleh orang Meksiko adalah pembunuh yang berlari kencang. Ia mempunyai kecepatan baik saat membawa bola ataupun tidak.
Kini, di usianya yang masih dibawah 25 tahun, berbekal dengan segala kemampuan yang dimilikinya, pria yang juga menyukai teater ini suatu saat akan menjadi salah satu pemain terbaik dunia.