Mario Mandzukic lahir pada 21 mei 1986 di kota Slavonski, Kroasia. Ia merupakan putra dari pasangan Mato Manzdukic dan Jelica Mandzukic. Mandzukic tumbuh dengan menghabiskan waktu bersama saudara perempuannya, Ivana dan keponakannya, Marina Maslov.
Tumbuh dewasa yang paling penting bagi keluarga Mandzukic adalah keselamatan hidup mereka. Hal ini dikarenakan kota Slavonski yang berbatasan langsung dengan Bosnia merupakan daerah rawan bahaya.
Ketika terjadinya perang hebat di daerah tersebut pada tahun 1992, hal itu membuat keluarga Mandzukic harus melarikan diri ke negara lain.
Setelah melarikan dari dari negaranya, Mandzukic beserta keluarganya menetap di Ditzingen, sebuah kota dekat Stuttgart, Jerman. Ketika itu, selama di sana Mandzukic menemukan antusiasme dan bakat dalam bermain sepak bola.
Kota Ditzingen menjadi tempat yang tak bisa dilupakan Mandzukic, saat disana ia menemukan teman-teman baru, kebahagiaan dan yang paling penting adalah jauh dari kondisi peperangan.
Semangat Mandzukic untuk sepak bola membuatnya mendaftar di klub lokal setempat, TSF Ditzingen yang memberinya panggung untuk mengasah bakat pada saat usianya 6 tahun.
Ketika Mandzukic memperkuat TSF Ditzingen junior, begitu pula dengan ayahnya yang merupakan seorang bek membela tim seniornya. Namun sang ayah mempunyai karir singkat di klub dan karir singkat secara keseluruhan.
Pada tahun 1996, keluarga Mandzukic menerima kekecewaan ketika mereka ditolak untuk memperpanjang izin tinggal di Jerman. Atas hal itu Mandzukic dan keluarganya terpaksa harus pulang ke negara asalnya, ketika pulang, beruntung perang sudah mereda.
Di tanah kelahirannya, Mandzukic melanjutkan karir sepak bolanya dengan memperkuat NK Marsonia di mana bakatnya semakin terasah dan ia menjadi pemain yang unggul.
Mandzukic menempa stamina dan kemampuannya di tepi sungai Sava, terletak di pinggiran tempat asalnya, Slavonia. Ia seperti anak-anak Kroasia lainnya, suka sepak bola dan bermimpi tampil di kompetisi tertinggi Eropa.Â
Penampilan apiknya mengantarkan Mandzukic hijrah ke ibukota Kroasia untuk bergabung dengan NK Zagreb pada 2005. Performa yang ditunjukkan selama bergabung dalam tim tersebut berhasil menarik perhatian dari beberapa tim besar Eropa yakni Chelsea dan Manchester United.
Pada musim panas tahun 2008 Mandzukic dibeli oleh klub Dinamo Zagreb untuk mengisi kekosongan posisi striker yang sebelumnya diisi oleh Eduardo. Di awal kedatangannya dalam klub, Mandzukic langsung mendapatkan posisi sebagai striker utama.
Musim pertama bersama Dinamo Zagreb dihabiskan Mandzukic dengan bermain di 29 pertandingan dan mencetak 12 gol, namun disertai dengan sejumlah pelanggaran yang membuatnya harus menerima 8 kartu kuning sepanjang musim tersebut.
Pada musim 2008/09 Mandzukic menjadi top skorer pada turnamen Piala UEFA dengan mencetak 16 gol pada 28 pertandingan. Dan setelah tiga musim dengan mencetak 63 gol dari 128 pertandingan bersama Dinamo Zagreb, pengintai dari klub-klub eropa tertarik untuk memboyongnya.
Meski begitu, Jerman tetap menjadi tujuan utama Mandzukic, setelah menghabiskan empat tahun sebagai seorang anak di negara itu membuat Mandzukic merasa nyaman untuk tinggal di Jerman.
Werder Bremen nyaris menandatangani Mandzukic, namun Vfl Wolfsburg yang berhasil memenangkan perburuan. Penyerang berkebangsaan Kroasia itu pun resmi berseragam Wolfsburg di musim panas 2010.
Di paruh pertama musim 2010/11 Mandzukic diturunkan secara rutin sebagai pemain cadangan. Ia lebih sering dimainkan di posisi sayap kiri di bawah arahan pelatih Steve McClaren dan mempercayakan lini serang tim pada Edin Dzeko.
Pada musim selanjutnya terdapat pergantian pelatih dan di bawah arahan Felix Magath, Mandzukic kembali dimainkan di lini serang tim sebagai striker. Setelah mendapatkan kembali posisinya di lapangan, Mandzukic diturunkan pada 24 pertandingan sebagai starter dan mencetak 14 gol.
Setelah dua musim memperkuat Wolfsburg dengan membukukan 20 gol dari 60 penampilan. Di penghujung bulan Juli 2012 Mandzukic menandatangani kontrak dengan manajemen klub raksasa Jerman, Bayern Munchen dengan biaya transfer sejumlah 13 juta euro atau Rp 205 miliar.
Selama musim pertama di Fc Bayern, Mandzukic mencetak 15 gol dalam 24 penampilan dan mengantarkan timnya menjuarai beberapa kompetisi.
Terhitung lima trofi kejuaraan merupakan hasil partisipasi Mandzukic untuk Fc Bayern sejak tahun 2012. Turnamen yang dimenangkan antara lain adalah Bundesliga, DFB Pokal, UEFA Super Cup, FIFA Club World Cup dan Champions League.
Mandzukic pun menjadi pemain berkewarganegaraan Kroasia pertama yang mencetak gol di babak final Liga Champions. Di tahun yang sama Mandzukic menerima penghargaan Croatian Footballer of the Year. Selama memperkuat Fc Bayern, Mandzukic menorehkan 48 gol dari 88 pertandingan.
Pada juni 2014, Mandzukic hijrah ke Spanyol dengan menandatangani kontrak selama lima tahun bersama Atletico Madrid. Di kabarkan hubungan yang tidak baik dengan Guardiola yang membuat Mandzukic pergi dari Bayern.
Sementara bersama Atletico, Ia melakukan debut kompetitif di ajang piala super Spanyol melawan Real Madrid pada leg pertama. Di mana laga itu berakhir seri 1-1.
Pada leg kedua, Mandzukic mencetak gol pertamanya untuk Atletico yang sekaligus membawa kemenangan untuk timnya atas Real Madrid. Pada 30 Agustus, ia menciptakan gol pertamanya di ajang La Liga. Setelah itu gol demi gol terus ia ciptakan.
Secara total, Mandžukić mengantongi 20 gol dalam 43 penampilan dalam satu-satunya musimnya di Atletico Madrid.
Di musim berikutnya, Mandzukic memperkuat Juventus. Pada 23 Agustus 2015, ia melakukan debut liga resmi untuk si nyonya tua ketika bermain 90 menit dalam pertandingan liga pertama musim tersebut. Juventus sendiri harus akui keunggulan 0-1 dari Udinese.Â
Pada 21 September 2015, Mandžukić dipastikan akan absen selama tiga minggu setelah alami cedera paha dalam laga kontra Genoa. Namun, ia kembali lebih cepat, mencetak gol pertama Juventus, dan menyamakan kedudukan saat tim bangkit dari ketinggalan untuk menang 2-1 melawan Manchester City pada pertandingan pertama penyisihan grup Liga Champions di stadion Ettihad.
Musim pertama Mandzukic di Juventus dihiasi dengan banyak cedera, meski begitu ia tetap menorehkan 36 penampilan dan mencetak 13 gol.
Musim kedua Mandžukić bersama Juventus sangat terkenal, karena ia sering dimainkan di luar posisi aslinya oleh manajer klub Massimiliano Allegri, sepanjang musim 2016/17, ia sering berperan sebagai pemain sayap kiri, bukan sebagai penyerang utama, posisi yang biasanya ia duduki di masa lalu.
Walaupun demikian, Mandzukic tetap tidak lupa caranya mencetak gol. Di musim itu ia membukukan 11 gol dari 50 penampilan. Pada 31 Oktober 2017, Mandžukić membuat penampilan ke-100 nya untuk Juventus dengan hasil imbang 1-1 melawan Sporting di Liga Champions Eropa.
Pada 11 April 2018, ia mencetak dua gol dalam kemenangan tandang 3-1 melawan Real Madrid di perempat final Liga Champions. Kemudian, pada 6 Oktober 2018, ia membuat penampilan ke-100-nya di ajang Serie A bersama Juventus dalam kemenangan tandang 2-0 atas Udinese.
Mandzukic merupakan sosok yang pekerja keras dan tidak neko-neko. Semangatnya dalam bermain sangat cocok dengan semangat “grinta” (semangat pantang menyerah) yang sudah menjadi identitas Juventus.
Sebagai pemain yang memiliki nama besar, Mandzukic juga tidak pernah memiliki masalah, baik di dalam maupun luar lapangan. Bahkan pada September 2018, Mandzukic ingin kontraknya diperpanjang oleh Juventus tanpa meminta kenaikan gaji.
Alasan-alasan di atas mungkin sudah menjawab sebab Mandzukic menjadi idola baru tifosi Juventus. Pada april 2019, Mandzukic memperpanjang kontraknya di Juventus hingga 2021. Selama empat musim pertamanya di Juve, Mandzukic telah menggondol empat titel serie A dan 3 coppa italia.
Dalam pentas Internasional, Mandzukic memulainya dengan memperkuat timnas u-19 Kroasia dari tahun 2004 hingga 2005. Ia lalu membela timnas Kroasia u-21 sebelum akhirnya mencatatkan debut bersama timnas senior pada november 2007 melawan Makedonia.
Satu tahun kemudian, Mandzukic mencetak gol pertamanya untuk timnas senior Kroasia ketika kalah 1-4 dari Inggris dalam pertandingan kualifikasi piala dunia 2010.
Pengaruhnya di tim nasional meningkat saat perhelatan EURO 2012, meskipun negaranya tersingkir dibabak penyisihan grup. Namun Mandzukic berhasil keluar sebagai pencetak gol terbanyak bersama Baloteli, Torres, Alan Dzagoev, Ronaldo, dan Mario Gomes dengan 3 gol.
Mandzukic lalu kembali menjadi andalan saat Kroasia tampil di piala dunia 2014, EURO 2016, dan piala dunia 2018. Di piala dunia 2018, Mandzukic berhasil membuat 3 gol dan 1 assist serta mengantarkan negaranya finis sebagai runner up.
Pada 14 Agustus 2018, Mandzukic mengumumkan pengunduran dirinya dari sepakbola internasional. Pada saat pensiun, ia adalah pencetak gol terbanyak kedua dalam sejarah tim nasional Kroasia dengan 33 gol.
Jauh dari sorotan media, Mandzukic telah menghabiskan banyak waktu dengan kekasihnya, Ivana. Penyerang asal Kroasia pengoleksi 89 caps ini juga sosok pria yang menyayangi seekor anjing.
Setiap jeda kompetisi, Mandzukic selalu menyempatkan diri untuk pulang ke tempat kelahirannya. Ia sering membantu anak-anak di tempat asalnya dengan memberikan sepatu dan peralatan olah raga lainnya. Tak hanya itu, Mandzukic juga selalu memberikan uang untuk memperbaiki fasilitas latihan tim masa kecilnya.
Kini, Mandzukic masih bersama Juventus dan ia telah tercatat sebagai salah satu striker mematikan yang pernah ada di muka bumi.