Mesut Ozil merupakan pesepakbola professional yang saat ini bermain untuk tim London Arsenal. Ozil dikenal sebagai salah satu pemain yang memiliki skill passing bola terbaik. Umpan-umpan yang ia kirim tak jarang sukses dimanfaatkan rekan setimnya menjadi gol.
Ozil yang lahir pada 15 Oktober 1988 merupakan anak dari pasangan Mustafa Ozil dan Gulizar Ozil. Mesut Ozil berasal dari keluarga Muslim keturunan Turki. Namun, ia memiliki kebangsaan Jerman. Pada masa kecilnya, keluarga Ozil termasuk dalam kalangan tak mampu. Untuk itu kedua orang tuanya memutuskan untuk migrasi ke Negri Jerman. Namun nasibnya di Jerman juga tak jauh beda dengan saat mereka masih tinggal di Turki. Orang tua Ozil bekerja sebagai karyawan industri yang pendapatannya hanya cukup untuk makan saja.
Parahnya lagi, Jerman juga memberikan batas antara penduduk asli dan kaum imigran. Terjadi pemisahan yang cukup besar kala itu. Pemukiman imigran ditandai dengan berbagai blok yang mengindikasikan kemiskinan. Melihat hal itu, Ozil tak tinggal diam. Ia ingin mengangkat derajat keluarganya. Dan melalui sepakbola lah, Ozil ingin meraih kesuksesan.
Ia mengembangkan ketrampilan sepakbolanya bersama teman-teman di sekolah. Klub sepakbola mereka bernama Soccer Monkey Cage. Dinamakan Soccer Monkey Cage karena lapangan mereka bermain dikelilingi oleh pagar yang merupakan batas antara penduduk asli dan kaum imigran.
Meski hidup di Jerman yang terkenal dengan negara yang kaya akan susu, Ozil tidak bisa menikmati olahan tersebut. Ia diketahui menderita intoleransi laktosa. Dia akan merasakan gejala alergi seperti kembung hingga diare jika mengonsumi produk olahan susu atau yang mengandung laktosa tinggi. Meski begitu, Ozil tetap menjalani hari-harinya dengan normal.
Memulai pengalaman sepakbola bersama teman-teman sekolah, kemampuan Ozil semakin meningkat. Dirinya bermain bola setiap saat, bahkan ketika hujan dan turun salju pun ia tetap semangat untuk mengasah kemampuannya. Kebiasaan itu terus ia lakukan sering berjalannya waktu.
Sampai suatu hari ketika ia memasuki masa remaja, kepala sekolahnya menyebut bahwa ia sangat menggilai sepakbola seperti seorang autis, ke tempat tidurpun ia selalu ditemani oleh bola kesayangannya.
Dibalik semua itu, banyak orang yang menyukai kemampuannya dalam bermain sepakbola. Saat sedang berada dikelas, Ozil juga sering mengintip Stadion Schalke dari dalam jendela, ia bermimpi untuk bisa bermain di klub tersebut.
Selain dikenal sebagai remaja yang gemar bermain bola disekolahnya dulu, Ozil juga memiliki bakat dalam bermain catur. Perlu diketahui, Ozil masuk kedalam tim catur sekolah. Kemampuan otaknya dalam bermain catur ia terapkan betul di lapangan hijau. Oleh sebab itu, Ozil kerap dijuluki sebagai pemain sepakbola yang cerdas. Umpan matang dan akurasi yang tepat menjadi skill andalan Ozil untuk mengolah si kulit bundar.
Penampilan mengesankan membuat Ozil dilirik oleh banyak pihak. Tepat pada tahun 2005, dirinya resmi bergabung dengan tim impian masa kecil nya yaitu Schalke. Ozil bermain selama semusim untuk Schalke sebelum akhirnya dipromosikan ke tim senior pada tahun 2006.
Bermain bersama Schalke selama kurang lebih tiga tahun, Ozil memutuskan pindah ke klub Werder Bremen pada 31 Januari 2008. Di klub inilah pemain yang digaji 84 miliar rupiah per tahun semakin membuktikan diri sebagai pemain yang potensial.
Karena dianggap sebagai remaja ajaib, Ozil masuk kedalam timnas U-17 Jerman pada September 2006. Bermain di timnas pun berlanjut dengan terpilihnya ia sebagai pemain U-21 pada tahun 2007.
Ketika Jerman berhadapan dengan Inggris pada final U-21, Mesut Ozil didapuk gelar Man of The Match. Saat itu, Jerman berhasil menekuk Inggris dengan skor 4-0. Prestasinya ini tentu saja membawanya ke jenjang yang lebih tinggi lagi, yaitu bermain bersama timnas senior Jerman.
Permainan apiknya pada Piala Dunia 2010 masuk kedalam radar Jose Mourinho. Pelatih kelahiran 26 Januari 1963 ini menjadi manajer untuk Real Madrid pada periode 2010 hingga 2013.
Ajakan bermain di Real Madrid mendapat sambutan baik dari Ozil. Kebetulan, ia juga memiliki keinginan bermain di Santiago Bernabeu. Apalagi adanya Jose Mourinho di sana menambah motivasinya bermain di klub Spanyol.
Dengan begitu, Ozil pun pindah dari Werder Bremen menuju Real Madrid dengan nilai transfer sebesar 15 juta euro atau sekitar 254 miliar rupiah. Bersama Madrid, Ozil mengukir sejumlah prestasi. Misalnya aja membawa Real Madrid meraih trofi Copa del Rey musim 2010/11, membawa Real Madrid juara La Liga musim 2011/12, dan memenangkan tropi Supercopa de Espana tahun 2012.
Penampilan luar biasanya di Real Madrid ia salurkan hingga ke Timnas Jerman. tepat digelaran Piala Dunia 2014, Ozil mampu membawa Tim Panser menjadi jawara dunia untuk keempat kalinya.
Setelah melihat Ozil tampil luar biasa di Piala Dunia 2014, Arsenal secara mengejutkan mendatangkan Mesut Ozil dari Real Madrid. Nilai transfernya diperkirakan mencapai 42,4 juta poundsterling atau setara 741 miliar rupiah saat itu.
Namun apa yang dicapainya di Arsenal masih jauh berbeda dengan pencapaiannya di Piala Dunia 2014.Disaat ia berhasil memenangkan Piala Dunia 2014 di Brazil, dirinya justru minim prestasi selama bermain untuk Arsenal. Dengan raihan dan penampilan yang inkonsisten, Ozil pun sempat dikabarkan hengkang dari Arsenal.
Meski begitu, ia tetap saja menjadi salah satu pemain bintang yang sangat layak diperhitungkan.
Karir cemerlang Ozil di lapangan hijau berbanding terbalik dengan perjalanan cintanya. Ia berkali-kali berganti pasangan. Sempat menjalin hubungan dengan seorang wanita namun putus ditengah jalan karna wanita itu tak mau diajak Ozil untuk masuk ke agama Islam.
Model Jerman hingga Miss Venezuela pun pernah menjadi bagian dari kisah perjalanan cinta Ozil sebelum akhirnya ia menemukan seorang wanita bernama Mandy Capristo. Meski sempat putus, keduanya setuju untuk menyambung kembali tali cintanya. Ozil dan Mandy sadar bahwa keduanya saling membutuhkan.
Namun, cerita cinta nya bersama Mandy Capristo juga tak berjalan mulus. Kekasih Mesut Ozil itu diduga menjadi pemicu pemecatan sang ayah sebagai agen nya.
Pasca kejadian tersebut, ia kembali memutus hubungannya dengan Mandy Capristo. Seolah sudah jatuh tertimpa tangga, Ozil dituntut sang ayah sebesar 495 ribu pounds atau 9,5 miliar rupiah.
Tuntutan Mustafa tentu bukan tanpa alasan. Ia merasa dirugikan Ozil setelah dipecat sebagai agen. Padahal, Mustafa merasa punya jasa besar pada setiap proses transfer Ozil. Selain itu Mustafa juga berperan besar ketika Ozil mendapat kontrak besar dari Adidas.
Namun ternyata, Ozil punya pendapat berbeda soal pemecatan ayahnya. Usut punya usut, pemain asal Jerman itu kecewa dengan keputusan ayahnya yang menceraikan sang ibu.
Ozil pun langsung mengangkat kakaknya, Mutlu, sebagai agennya. Dan hal inilah yang membuat Mustafa semakin marah. Hingga kini pun keduanya dikabarkan jarang berkomunikasi.
Perjalanan kelam Mesut Ozil tak sampai disitu saja. Pada tahun 2018, Ozil secara mengejutkan mengundurkan diri dari Tim Nasional Jerman. Kabarnya, keputusan mundurnya Ozil adalah karena ia terlibat konflik dengan warga Jerman.
Ozil terbukti mengambil foto bersama Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Kebersamaannya dengan Erdogan yang terbingkai dalam kamera memunculkan reaksi negatif di Jerman. Banyak yang menuding apa yang dilakukan Ozil ini bermuatan politik. Sampai akhirnya muncul pernyataan kalau Ozil sudah tidak layak membela timnas Jerman.
Pemain Arsenal ini pun lantas tidak tinggal diam dengan kritikan yang datang bertubi-tubi. Hingga pada akhirnya, keputusan mundur dari timnas Jerman dinyatakannya sebagai jawaban atas reaksi di Jerman yang menurut Ozil bersifat diskriminatif.
Sekalipun sudah berusaha untuk tampil baik hingga Jerman menjuarai Piala Dunia 2014, Ozil merasa ada perlakuan diskriminatif yang dialaminya.
Bahkan, Mesut Ozil sampai mengungkapkan unek-uneknya kalau timnas Jerman menang, ia dielu-elukan sebagai orang Jerman. Sementara saat Jerman kalah, ini disebabkan dirinya yang merupakan seorang imigran.
Meski sekarang hidup tanpa bimbingan sang ayah dan mendapat perlakuan rasis di negaranya sendiri, Ozil tetap menjadi seorang Muslim yang taat. Ia kerap kali membaca Al Qur’an sebelum pertandingan dimulai.
Bahkan, saking seringnya Ozil membaca Al Qur’an, ia sampai membuat Cristiano Ronaldo hafal huruf hijaiyah di surat Al-Fatihah. Hal itu dibenarkan oleh Ozil yang mengaku kalau Ronaldo sering menemainya mengaji dan beribadah.
Tak puas hanya itu saja, Ronaldo bahkan dikabarkan sering bertanya kepadanya mengenai beberapa kandungan surat-surat Al-Quran dan berusaha menghafalnya di waktu senggang. Pemain berusia 34 tahun itu mengaku damai dan hatinya menjadi tenteram bila mendengar dirinya sedang mengaji.
Kepribadiannya sebagai seorang Muslim sejati juga ia tunjukkan kala berada diluar lapangan. Ozil sering melakukan kegiatan amal. Pada tahun 2016, dirinya mengunjungi kamp pengungsian di Yordania. Dia merawat anak-anak yang mengungsi akibat perang Suriah yang sedang terjadi. Selain uang, Ozil juga membagikan kostum bola kepada anak-anak yang sedang berada dalam musibah.
Karena tetap semangat dan menghadapi hidup sesuai aturan Tuhan, Ozil akhirnya resmi mendapatkan pujaan hati yang sesungguhnya.
Mesut Ozil akhirnya resmi melepas masa lajang. Pesta pernikahannya digelar di sebuah hotel mewah tepi selat Bosphorus, Istanbul. Dalam kesempatan itu, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, turut hadir bersama sang istri, Emine. Mereka berfoto bersama dengan balutan busana internasional.
Ozil menikahi tunangannya yang merupakan mantan miss Turki, Amine Gulse. Mereka sudah berkencan sejak 2017 dan mengumumkan pertunangan pada Juni 2018.
Karena resmi menjadi pasangan suami istri, Mesut Ozil dan Amine Gulse mengucap rasa syukur dengan menunjukkan kemurahan hati mereka setelah berjanji untuk membayar operasi 1.000 anak yang membutuhkan.
Ozil juga meminta kepada para undangan yang menghadiri pernikahannya untuk tidak membawa kado. Namun, ia dan Amine mengajak untuk mendonasikan lewat program amal, BigShoe.
BigShoe adalah jaringan penggemar olahraga yang membantu anak-anak di seluruh dunia untuk menjalani operasi. Program tersebut biasanya ditujukan kepada anak-anak yang berasal dari negera berkembang dan kekurangan tenaga medis serta obat-obatan.
Tercatat, sudah lima tahun Ozil terlibat dalam proyek amal tersebut. Selama lima tahun, Ozil ikut serta dalam operasi tahun 2016 di Afrika dan tahun 2018 di Rusia. Namun, ia memiliki keinginan untuk membantu lebih banyak anak lagi di dunia.