Mohamed Salah merupakan pesepakbola asal Mesir yang berposisi sebagai penyerang. Dirinya bermain untuk Timnas Mesir dan klub asal Inggris, Liverpool. Berkat kualitasnya yang terus meningkat, Mo Salah menjelma menjadi salah satu penyerang paling mematikan saat ini.
Mohamed Salah lahir pada 15 Juni 1992 di Nagrig, Gharbia, Mesir. Semasa kecil, Salah tak terlalu pandai dalam bidang akademik. Menyusul hal tersebut, Salah coba mencari hal yang bisa menutupi kekurangan nya itu. Ia pun lalu menemukan kecintaannya pada sepakbola.
Hari-hari Mohamed Salah kecil diisi dengan menonton pertandingan sepakbola di televisi. Saat itu, ia mengidolakan beberapa pesepakbola asal Arab. Dirinyapun terus mengasah kemampuannya dalam bermain bola.
Salah kecil tak hanya bermain bola di lapangan atau di jalan-jalan yang sepi penuh debu, tapi juga di kompetisi-kompetisi lokal. Salah satu kompetisi yang diikutinya adalah Liga Pepsi, sebuah kompetisi sepak bola untuk anak-anak.
Kompetisi ini digelar di Kota Tanta, sekitar 30 menit perjalanan darat dari Desa Nagrig. Meski saat itu tubuhnya kurus dan tak terlalu tinggi, Salah sangat lincah dan lihai dalam memainkan bola.
Permainannya yang atraktif memukau seorang pencari bakat dari klub sepak bola Contractors FC, El Mokawloon, yang bermarkas di Kairo. Saat itu juga, sang pencari bakat langsung menawarkan kontrak untuk Mo Salah. Salah pun bergabung dengan akademi klub lokal El Mokawloon. Jarak yang tidak dekat dari rumahnya membuat Salah harus berganti beberapa bus agar bisa mencapai tempat latihannya itu.
Untuk mencapai pusat latihan dari rumahnya, Salah dikabarkan harus berganti bus 3 hingga 4 kali dan membutuhkan waktu sekitar 4 hingga 4,5 jam, sekali jalan.
Sesi latihan di klub tersebut dimulai pukul 15.30 hingga 18.00. Jadwal itu membuat Salah hanya bersekolah selama dua jam saja. Ia berangkat sekolah pada pukul 07.00. Setelah dua jam mengikuti pelajaran, Salah meminta izin untuk pergi ke pusat latihan klub Contractors FC.
Setelah latihan, Salah baru tiba di rumah sekitar pukul 10 malam. Ia kemudian makan dan beristirahat. Salah menjalani rutinitas ini selama lima hari dalam satu pekan.
Masa remaja Salah habis untuk sepakbola. Jadwal latihan yang padat plus perjalanan panjang yang harus ditempuhnya untuk berlatih membuat Salah tak punya cukup waktu untuk bermain bersama teman-teman sebayanya.
Akan tetapi, ia cukup tabah untuk itu. Sebab Salah menyimpan mimpi menjadi seorang pemain sepakbola dunia.
Pada Mei 2010, di usianya yang menginjak 18 tahun, dirinya mulai diangkat ke level senior klub akademinya itu. Di awal karir professionalnya, Salah hanya bermain sebagai pemain pengganti. Namun seiring berjalannya waktu, permainan nya di level senior terus meningkat dan ia berhasil masuk kedalam skuat utama. Sekitar tahun 2012, pria Mesir ini sempat dibuat bimbang oleh kompetisi Mesir yang terhenti karena terjadi kericuhan di negara tersebut.
Tercatat pada tanggal 22 Novemer 2012, ratusan ribu pengunjuk rasa berdemonstrasi menentang Presiden Mesir, Muhammad Mursi. Mursi mengeluarkan deklarasi konstitusional yang dimaksudkan untuk melindungi Majelis Konstituante Mesir dari intervensi peradilan.
Demonstrasi ini telah menyebabkan bentrokan antara anggota Partai Kebebasan dan Keadilan yang disokong Ikhwanul Muslimin dan pengunjuk rasa anti-Mursi, dengan setidaknya tujuh orang tewas dan ratusan terluka.
Karena situasi di negaranya sedang tidak kondusif, Salah lalu hengkang ke Eropa. Saat itu, yang bersedia untuk menawarkan kontrak adalah klub asal Swiss, FC Basel. Pada bulan April 2012, Salah menandatangani kontrak 4 tahun dengan Basel. Di tahun yang sama, ia langsung memulai debutnya dengan bermain di Liga Champions Eropa dan UEFA Europa League.
Di musim 2012/13, Salah memiliki peran penting di FC Basel dalam mengarungi kompetisi Liga Swiss dan Piala Swiss. Di musim selanjutnya, Salah berhasil membawa FC Basel dmemenangi gelaran Uhren Cup.
Meski menjalani musim gemilang di Negara yang beribukota di Bern tersebut, Salah pernah mempunyai pengalaman yang tak mengenakkan.
Hal itu terjadi pada 2013. Salah melakukan apa yang dinilai sebagai sebuah kesalahan oleh publik di negeri asalnya. Saat menerima penghargaan sebagai pemain terbaik Liga Swiss tahun 2013, ia merangkul presenter wanita di acara tersebut dan melakukan ciuman pipi di atas panggung.
Hal ini lumrah dilakukan di negara Barat. Namun, bagi warga Mesir yang masih memegang erat budaya Arab dan Islam, apa yang dilakukan Salah jelas tidak mencerminkan sikap seorang Muslim. Ia pun dihujani kritik, salah satunya menyebut kalau aksinya itu telah mempermalukan dirinya sendiri.
Namun setelah itu, Salah memberikan klarifikasi. Ia mengaku tidak menginginkan hal tersebut. Dia hanya menghormati budaya bangsa lain, dimana dia akan dianggap tidak sopan bila tiba-tiba menolak untuk dikecup oleh si presenter.
Melanjutkan karier sepakbolanya di Swiss hingga Januari 2014, Salah mengesankan pencari bakat Chelsea dan ia pun bersedia untuk pindah ke klub asal kota London tersebut.
Pada Februari 2014, Salah memulai debut bersama Chelsea saat melawan Newcastle United. Namun pada musim tersebut, Salah harus kembali ke Mesir untuk mengikuti wajib militer selama tiga tahun yang dikhususkan bagi pemuda yang menginjak usia 20 tahun ke atas. Hal tersebut tentu membuat karir pemain yang baru setengah musim merumput di Inggris itu terganggu.
Namun akhirnya, pemerintah Mesir membebaskan Salah dari kewajiban tersebut. Pasalnya, telah terjadi pembicaraan yang melibatkan Perdana Menteri Mesir Ibrahim Mahlab, Pelatih Timnas Mesir Shawky Gharib, dan Menteri Pendidikan Tinggi Mesir untuk membahas masalah wajib militer ini.
Dalam pertemuan tersebut, dilaporkan bahwa pembicaraan menyimpulkan jika tetap memanggil pulang Salah bisa berdampak buruk pada sepak bola Mesir sendiri. Maka, diputuskan bahwa Salah lolos dari wajib militer, setelah diizinkan tidak mengikutinya.
Melanjutkan karier sepakbolanya, Chelsea meminjamkan Salah ke klub Italia, Fiorentina, sebelum akhirnya ia memulai karir cemerlang bersama klub Serie A lainnya, yaitu AS Roma.
Kepindahan Salah disebabkan karena ia kurang mendapat kepercayaan dari sang pelatih. Ia merasa tidak diberi kesempatan dan kerap duduk di bangku cadangan.
Hal itu juga dibenarkan oleh Eden Hazard. Bintang Real Madrid itu menyebut kalau saat itu persaingan di Chelsea sangatlah ketat. Dan Mohamed Salah dianggap tidak cukup kompeten oleh sang pelatih untuk bermain reguler.
Setelah melanjutkan karier bersama Serigala Roma, Salah berhasil menyabet gelar pemain terbaik dan pencetak gol terbanyak dengan mengoleksi 15 gol. Menyusul performa terbaiknya, pada 2016, Roma menyodorkan kontrak permanen kepada Mo Salah.
Kemampuannya yang semakin meningkat membuat beberapa klub tertarik kepada pemain asal Mesir ini. Hingga tepat pada Juni 2017, Salah tidak bisa menolak tawaran dari Liverpool. Dirinya pun lalu digaet tim yang bermarkas di Anfield dengan mahar 50 juta pounds.
Bergabung dengan The Reds membuat Mo Salah menjadi pemain Mesir pertama yang berseragam Liverpool. Salah mencetak gol debut melawan Watford dan dinobatkan sebagai pemain terbaik Liverpool pada Agustus 2017.
Salah seolah tak terhentikan bersama Liverpool, ia sukses menyabet gelar top skor dan menjelma menjadi salah satu striker paling ganas di Liga Primer Inggris, bahkan Eropa.
Ia tampil istimewa pada musim pertamanya dengan berhasil mencetak 44 gol di semua ajang kompetisi. Berkat gelontoran golnya itu, Salah didapuk sebagai pemain terbaik Premier League 2017/18 versi PFA.
Dalam prosesnya, ia memecahkan sejumlah rekor. Mohomed Salah tercatat telah bergabung dengan pemain legendaris seperti Ian Rush dan Roger Hunt. Ia berstatus sebagai pemain Liverpool yang mencetak lebih dari 40 gol dalam satu musim.
Selain itu, dirinya juga menjadi aktor penentu lolosnya timnas Mesir ke Piala Dunia untuk pertama kalinya sejak tahun 1990 silam. Tak hanya dipuja fans Liverpool, nama Mohamed Salah juga makin dikenal di seluruh dunia.
Perjalanan Salah di Timnas Mesir dimulai saat ia bergabung di level U20 dan U23. Hingga pada akhirnya ia sukses menembus level senior dan bermain digelaran akbar Piala Dunia 2018.
Tak hanya populer diatas lapangan, Salah juga punya sikap dan hati mulia. Di tahun 2019, Salah bahkan menjadi salah satu tokoh Muslim paling berpengaruh versi The Muslim 500. Salah masuk dalam 50 besar tokoh Muslim di dunia dengan menempati posisi ke-46. Perlu diketahui bahwa penggawa Liverpool itu masuk sebagai daftar baru.
Bahkan tersiar kabar yang cukup mnecengangkan tentang kehadiran Salah di kota Liverpool. Kehadiran Salah di Liverpool ternyata mampu mengurangi stigma buruk terhadap Islam. Menurut penelitian yang dilakukan pada Mei 2019, islamofobia di negara Inggris, terutama di Merseyside, markas Liverpool, menjadi berkurang.
Sejak Salah bergabung pada Juni 2017, catatan angka islamofobia warga Inggris terhadap Islam berkurang hingga 18,9%.
Bukan hanya itu saja, penemuan lain juga terlihat dari aktivitas para penggemar Liverpool di Twitter. Penelitian tersebut menyatakan para pengemar mengurangi cuitan tentang anti-muslim yang turun dari 7.2% menjadi 3,4%.
Eksperimen yang didasarkan pada survei itu pun menunjukkan bahwa keakraban Islam di Inggris mulai meningkat. Hal ini juga didorong dengan adanya sosok panutan seperti Salah yang memberi dampak besar terhadap penurunan islamofobia di Inggris.
Perjalanan emasnya mampu menjadi inspirasi yang begitu luar biasa. Selain berpengaruh di Negri Ratu Elizabeth, kesuksesan Salah juga telah membuatnya menjadi inspirasi bagi banyak anak-anak di Mesir untuk bekerja keras dan mengikuti jejaknya.
Salah telah mengibarkan bendera Mesir di Inggris karena torehan golnya melewati catatan seniornya, Ahmed Hossam Mido, yang pernah menorehkan 22 gol di Liga Inggris. Ia juga tercatat sebagai pemain Mesir pertama yang mampu mencetak tiga sampai empat gol dalam satu pertandingan Liga Inggris.
Meski telah berprestasi dan menjadi inspirasi bagi anak-anak di Mesir, Salah tidak mau menjadi pribadi yang sombong. Ia tetap mengingat darimana asalnya dulu.
Salah dikabarkan telah mendonasikan sebagian pendapatannya guna membangun kota Nagrig, tempatnya dilahirkan. Ia membangun sebuah sekolah untuk membantu warga kota belajar. Dia juga menyisihkan uang agar bisa membuat sebuah rumah sakit di kampung halamannya.
Tak hanya itu, Mohamed Salah juga menyumbangkan tanahnya dan membangun pabrik pengolahan limbah untuk memasok air minum bersih ke penduduk desanya.
Saat menikah dengan Magi pada tahun 2013 lalu pun, Mohamed Salah mengundang seluruh orang di kampung halamannya untuk datang ke pernikahannya itu.
Dari buah cintanya bersama Magi, Salah dikarunai seorang anak bernama Makka. Nama sang anak sendiri terinspirasi dari kota suci, Mekah.
Satu cerita menarik lainnya adalah ketika rumahnya dibobol oleh maling.
Pada momen tersebut, sang ayah ingin memenjarakan si pencuri. Akan tetapi, Salah menolak keputusan sang ayah dan malah memberi sejumlah uang kepada orang yang berniat jahat kepadanya itu.
Salah tidak ingin sang pencuri terus melakukan kejahatan dengan memberinya uang serta berniat untuk mencarikan pekerjaan baginya.
Saat ini, Salah menjadi pemain paling populer asal Mesir yang sukses menembus persepakbolaan dunia. Meski kurang beruntung saat tampil di level Internasional, Salah tetap dianggap sebagai salah satu pemain yang akan meruntuhkan dominasi dua pesepakbola hebat saat ini, yakni Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo.