Piala Dunia tak penah berhenti ukir cerita. Pesta akbar empat tahunan ini selalu memberikan kenangan dalam setiap edisinya. Mulai dari momen sedih, tawa, tangis, hingga mengharukan, semua terangkum rapih dalam event terbesar olahraga sepakbola ini.
Sama seperti piala dunia lainnya, Brasil yang menggelar acara terbesar itu juga sukses menjamu para tamunya dengan sangat baik. 2014, menjadi tahun beruntungnya tim samba pada gelaran tersebut.
Mereka yang menjadi sumber kekuatan sepakbola terbesar telah memberikan segalanya untuk persembahkan sajian terbaik ala Amerika Latin.
Namun sayang dalam perjalanannya, Brasil yang bertindak sebagai tuan rumah gagal menjadi raja di tanah sendiri. Mereka harus tunduk dan terhenti sebelum mencapai partai final. Parahnya, Brasil tersingkir dengan cara yang tidak manusiawi.
Mereka dibanti timnas Jerman dengan skor 7-1. Skor itupun menjadi salah satu cerita yang tak pernah tenggelam hingga saat ini.
Pertandingan Jerman melawan Brasil merupakan ulangan Big Match klasik yg pernah terjadi di Final Piala Dunia tahun 2002. Jerman kala itu kalah 2-0 di Final oleh sepasang gol yang dicetak oleh Ronaldo. Ronaldo kemudian menjadi top skor sepanjang masa dengan 15 Gol.
Namun, gol tersebut lantas dipecahkan oleh Miroslav Klose pada Piala Dunia 2014.
Miroslav Klose mencetak sejarah sebagai top skor sepanjang masa Piala Dunia dengan torehan 16 Gol setelah menyumbang salah satu dari 7 Gol ke gawang Brasil. Miroslav Klose menorehkan Rekor Piala Dunia pada menit 23 setelah menerima umpan Muller.
Malam itu, Brasil bernasib tragis. Tim samba melengkapi derita dari cedera tulang belakang bintang mereka Neymar Jr, dan akumulasi kartu dari Thiago Silva, sehingga bek andalan Brasil ini digantikan oleh Dante. Dante yg baru pertama bermain menggantikan sang kapten terlihat gugup dalam menghadapi Jerman yang diperkuat oleh para sahabatnya di FC Bayern.
Penderitaan Brasil dimulai ketika Thomas Muller melesakkan gol pada menit 11, Kemudian Miroslav Klose pada menit 23, Toni Kroos pada menit 24 dan 26, Sami Khedira pada menit 29 dan 2 gol terakhir diborong oleh Andre Scrhurle pada menit 69 dan 79. Gol balasan Brasil sebagai hiburan terjadi pada menit 90 melalui kaki Oscar.
Dihadapan para pendukungnya sendiri, Brasil resmi dipermalukan dengan skor 1-7 oleh Jerman.
Jerman memang sangat tangguh. Campuran pemain muda dan berpengalaman menjadikan tim tersebut sangat kuat dari lini belakang hingga lini depan.
Wasit Marco Rodriguez asal Mexico sudah melakukan tugasnya dengan baik. Kesalahan pemain belakang dan kordinasi yg buruk adalah penyebab utama Brasil dihancurkan Jerman. Pendukung Brasil menangis sejak babak pertama, dan sebaliknya Jerman sudah melampiaskan dendamnya.
Kekalahan memalukan ini akan selalu dikenang oleh Brasil sebagai kekalahan terburuk sepanjang masa pemegang Juara Dunia terbanyak. Kekalahan di Estadio Mineirao, Brasil, yang dipenuhi oleh 58,141 suporter menjadi saksi mata kegagalan tim sama. Tidak ada yang menyangka Brasil akan kalah secara tragis.
Kalahnya Brasil secara tragis bahkan berimbas hingga ke para penggemarnya. Tragedi tersebut merembet ke sebuah aksi gantung diri seorang penggemar.
Dilaporkan, seorang gadis asal Nepal bernama Pragya Thapa mengakhiri hidupnya dengan menggantung diri setelah frustrasi melihat kekalahan Brasil.
Gadis 15 tahun yang merupakan fans berat Selecao ini merasa depresi dengan kekalahan tim favoritnya. Ia sempat menunjukkan kekecewaannya saat melakukan obrolan dengan salah seorang teman, sesaat sebelum mengakhiri hidupnya.
“Dia sangat ingin melihat Brasil tampil di final, namun pada akhirnya mereka justru kalah dari Jerman,” ungkap Sharad Thapa, inspektur kepolisian Nepal yang bertanggung jawab atas kasus Pragya
“Beberapa temannya mulai melontarkan lelucon soal kekalahan Brasil. Keesokan paginya, dia melakukan hal tak terduga dengan menggantung diri di kamarnya sendiri.” (dikutip dari sportressofblogitude)
Mayat gadis ini ditemukan sang ibu pada keesokan harinya. Pragya tinggal 250 mil di timur Kathmandu bersama ibu dan neneknya, sementara sang ayah bekerja di luar negeri.