Footballovers, Mencetak gol adalah cita-cita mulia seorang pesepakbola ketika sedang bertanding. Selain itu, bermain baik di setiap laga juga menjadi keharusan. Pemain manapun pasti tak ingin bermain buruk. Tentunya mereka akan menunjukan kualitasnya dihadapan pelatih dan para penggemarnya.
Ketika permainan sepakbola mulai populer sejak awal abad ke 20. Berbagai kesebelasan pun semakin bermunculan. Selain itu, jumlah pemain sepakbola juga kerap bertambah setiap tahunnya.
Kemudian pertandingan di berbagai penjuru dunia juga telah dilangsungkan, menjadikan sepakbola sebagai olahraga paling populer. Tak heran bahwa hingga kini sudah banyak rekor-rekor yang tercipta di dalam permainan sepakbola.
Dari mulai pencetak gol terbanyak, pemain tertua, peraih trofi terbanyak, pencetak hattrick pertama,kiper dengan penyelamatan terbanyak, rekor penonton terbanyak, pelatih tersukses, hingga pemain termahal.
Berbagai rekor yang terjadi dalam dunia sepakbola akan terekam dalam sejarah. Setiap pelaku olahraga si kulit bundar tentu saja ingin mencetak rekor yang positif. Misalnya sebagai pencetak gol terbanyak.
Namun, selain rekor-rekor positif, ada juga lho rekor negatif yang diciptakan oleh pemain. Misalnya saja sebagai penerima kartu kuning terbanyak, pencetak gol bunuh diri terbanyak sampai dengan penerima kartu merah terbanyak.
Nah, bicara tentang pemain dengan kartu merah terbanyak. Tentu saja pemain tersebut bisa kita kategorikan sebagai pemain yang buruk. Karena kita tahu bahwa kartu merah adalah sebuah kartu yang diberikan oleh wasit kepada pemain yang melakukan pelanggaran keras atau berperilaku tidak baik.
Footballovers, ternyata di dunia ini ada lho pemain yang memegang rekor sebagai penerima kartu merah terbanyak dalam dunia sepakbola.
Lalu siapakah itu, ? Dia adalah Gerardo Bedoya. Mungkin namanya sangat asing di telinga footballovers. Maklum saja, sepanjang karirnya sebagai pesepakbola profesional, Bedoya hanya bermain bersama klub-klub yang ada di Amerika Latin dan karirnya pun terbilang biasa saja.
Sehingga, namanya tidak terlalu populer ke penjuru dunia. Walau begitu, dirinya saat ini sedang memegang rekor sebagai pemain sepakbola dengan jumlah kartu merah terbanyak sepanjang sejarah. Sehingga bagi para wasit amerika latin dirinya cukup dikenal.
Semasa masih bermain, Nama Gerardo Bedoya memang tidak santer terdengar di seluruh dunia. Tapi pasca pensiun dirinya justru banyak di kenal orang. Tak lain adalah karena faktor jumlah kartu merah yang diterimanya.
Lantas siapa sih sebenarnya Gerardo Bedoya tersebut ?
Pemain bernama lengkap Gerardo Alberto Bedoya Múnera lahir di Ebéjico , Antioquia , Kolombia pada 26 November 1975. Bedoya memulai karir profesionalnya dengan klub lokal, Deportivo Pereira pada tahun 1995. Namun di klub ini, ia termasuk pemain yang tidak disiplin, ia pernah lima kali diusir keluar oleh wasit. Padahal saat itu klub sedang berjuang keluar dari jurang degradasi di liga papan atas Kolombia.
Tiga tahun kemudian ia bergabung dengan Deportivo Cali. Di mana ia menjadi bagian dari skuad yang memenangkan gelar liga pada tahun 1998. Pada tahun 2001, Bedoya hijrah ke negeri tetangga,Argentina, di mana ia bermain untuk Racing Club de Avellaneda.
Bersama Racing Club de Avvelaneda ia membantu klub memenangkan turnamen Apertura 2001. Setelah tiga tahun membela Racing Club dan bermain 54 pertandingan di kancah domestik, Pada tahun 2004 ia bergabung dengan ColĂłn de Santa Fe.
Lalu pada tahun 2005 ia pindah ke Boca Juniors di mana ia hanya bermain 3 pertandingan dan semuanya di Copa Libertadores sebelum akhirnya pindah ke Meksiko untuk membela Puebla FC.
Footballovers, Gerado Bedoya ini termasuk pemain yang suka gonta ganti klub, sepanjang karirnya sebagai pemain sepakbola dari tahun 1995 hingga 2015, ia telah bermain di tiga negara yaitu Kolombia, Argentina dan Meksiko.
Bedoya telah bermain bersama 13 klub berbeda. Klub terakhir yang di belanya adalah Cucuta Deportivo yang berlaga di liga Kolombia. Selama masa itu pula dirinya diusir oleh wasit keluar lapangan sebanyak 46 kali yang hal itu belum pernah terjadi sebelumnya. Catatan yang membuatnya dijuluki ‘The Beast‘ atau pemain paling kotor.
Kartu merahnya yang ke-46 ia terima saat hanya 21 menit bermain membela Santa Fe dalam pertandingan menghadapi Junior FC. Kejadiannya bermula setelah Junior FC mencetak gol penyama kedudukan, ia memprotes wasit dan ofisial keempat dengan sangat keras selama kurang lebih 10 menit, hingga akhirnya ia diganjar kartu merah.
Dari banyaknya kartu merah yang diterimanya, Kartu merahnya yang paling terkenal adalah ketika ia melakukan tindakan brutal saat membela Santa Fe dalam pertandingan derby Bogota melawan rivalnya Millonarios pada tahun 2012.
Kejadiannya saat itu adalah ketika sebuah umpan silang dari Santa Fe dikirim ke kotak penalti namun jauh dari jangkauan Bedoya, tetapi ia malah menyikut wajah pemain Millonarios, Yhonny Ramirez yang merupakan mantan rekan setimnya di klub Boyaca Chico.
Ketika Ramirez mengguling guling di tanah, Bedoya menginjak kepala Ramirez dengan sepatunya. Lalu wasit segera mengeluarkan kartu merah untuknya, dan atas aksinya tersebut membuat sebuah perkelahian antar pemain di lapangan, Tiga orang lainnya mengikutinya untuk mandi lebih awal.
Setelah peluit panjang dibunyikan, Bedoya membela tindakannya, dia mengatakan bahwa dirinya ‘tidak biasanya seperti ini’. Itu adalah kartu merah ke-41 dalam karir Bedoya dan membuatnya mendapat skorsing 15 pertandingan.
Namun, walaupun dikenal sebagai pemain yang agresif dan keras. Selain membela klub, ia juga menjadi bagian di tim nasional Kolombia. Ia telah membukukan 49 laga bersama tim nasional Kolombia. Bedoya adalah seorang gelandang bertahan yang kuat, di mana ia bermain dengan istimewa bersama Kolombia pada turnamen copa america 2001, di mana negaranya keluar sebagai juara.
Setelah pensiun sebagai pemain pada 2015, ia lantas melanjutkan karir di dunia kepelatihan. Bedoya pernah menjadi asisten pelatih di klub Independiente Santa Fe.
Kendati sudah menjadi pelatih, peringai agresif Bedoya belum berubah. Ia tetap akrab dengan kartu merah. Bahkan, kartu merah tersebut didapatnya saat menjalani laga debut sebagai asisten pelatih.
Ia harus meninggalkan lapangan saat Santa Fe berhadapan dengan Atletico Junior. Parahnya, ia diusir keluar lapangan saat pertandingan baru berjalan 19 menit. Jadi ini adalah kartu merah yang ke 47 bagi Bedoya. 46 Kartu merah sebagai pemain dan sekali kartu merah sebagai pelatih.
Media ternama BBC menyatakan, “Bahkan laman web situs resminya menyebut ia dengan ‘merupakan salah satu pemain paling agresif dalam sejarah persepakbolaan Kolombia dan juga dunia.”
Nah itulah footballovers, Kisah Gerardo Bedoya, pemain dengan jumlah kartu merah terbanyak di dunia.