Saat ini, siapa yang tak kenal Manchester United ? kesebelasan yang mempunyai banyak penggemar tersebut merupakan salah satu klub tersukses di dunia.
Dengan jumlah trofi di lemari Manchester United yang begitu banyak, tak salah jika kita menganggap klub asal Inggris tersebut sebagai tim terbesar yang ada jagat. Koleksi trofi Setan merah diantaranya adalah 20 trofi liga primer, 12 trofi piala FA, dan 3 trofi liga champions.
Selain di jejali banyak prestasi, sejumlah pesepak bola hebat juga pernah bermain untuk The Red Devils. Dari Bryan Robson, Sir Bobby Charlton, Eric Cantona, David Beckham, Cristiano Ronaldo hingga Paul Pogba.
Akan tetapi, sebelum Manchester United dengan Old Trafford-nya menjadi satu di antara klub tersukses di dalam dan luar lapangan, Manchester United pernah berada pada titik nadir pada awal-awal berdirinya dan beruntung saat itu diselamatkan oleh seekor anjing.
Awalnya, Manchester United memiliki nama Newton Heath Lancashire and Yorkshire Railway F.C yang dibentuk pada tahun 1878 oleh pekerja-pekerja Perusahaan Kereta Api. Sebuah lapangan di North Road dipilih menjadi markas mereka.
Pada awal-awal berdirinya, Newton Heath LYR bukanlah tim kuat seperti Aston Villa maupun Everton yang kala itu cukup mendominasi Inggris. Pada musim 1893/94 Newton Heath bahkan harus turun kasta dari divisi utama Inggris ke divisi kedua.
Setahun sebelum terdegradasi mereka sempat pindah markas ke Bank Street, stadion kumuh yang terletak di sebelah pabrik di Clayton.
Pada tahun 1898, Newton Heath memenangi Piala Lancashire dengan mengalahkan tim yang lebih kuat yakni Blackburn Rovers di laga final. Namun, keberhasilan tersebut tidak cukup untuk menutupi masalah finansial yang dialami klub sejak 1892.
Keadaan kian memburuk setelah upaya untuk meningkatkan kapasitas stadion Bank Street guna mendapatkan pundi-pundi dari hasil penjualan tiket tidak berjalan sesuai rencana. Pada akhirnya, Bank Street pun harus ditutup.
Dengan utang mencapai 2.670 paun, klub yang saat itu mengenakan kostum berwarna hijau dan emas tersebut nyaris gulung tikar. Keadaan klub tercermin dari foto tim pada saat itu. Di kaki kapten tim, Harry Stafford, terlihat sebuah kotak sumbangan.
Ketika itu, Newton Heath mencoba bertahan hidup dengan cara meminta sumbangan dari penggemar pada acara amal. Ketika penggalangan dana menjadi prioritas utama untuk kelangsungan hidup tim, Harry Stafford memainkan peran penting.
Newton benar-benar telah kehabisan banyak uang dan pada Februari 1901, Stafford memimpin acara bazar penggalangan dana selama empat hari yang dihelat di St. James Hall di pusat kota Manchester. Tidak lain dan tidak bukan acara tersebut bertujuan untuk menyelamatkan Newton Heath dari keterpurukan.
Ketika menyadari bahwa uang yang terkumpul masih sedikit, sebuah cara lain di lakukan untuk mengumpulkan lebih banyak uang. Cara lain yang dilakukan Stafford adalah dengan mengalungkan kotak amal di leher anjing berjenis Saint Bernard miliknya yang bernama Major.
Namun, lagi-lagi keteguhan hati para penggawa Newton Heath mengalami ujian. Major yang di lehernya terdapat uang untuk membayarkan sebagian utang klub, hilang. Tak pelak kenyataan tersebut membuat para pemain Newton Heath dan terutama Stafford putus asa.
Dengan rasa cinta yang mendalam kepada anjingnya, Stafford pun memutuskan untuk melakukan pencarian ke penjuru kota Manchester. Pencarian menemui titik terang dengan adanya kabar jika seekor anjing ditemukan di sebuah pub di Manchester.
Seakan sudah menjadi jodoh, ternyata Major ditemukan oleh satu di antara pengusaha kaya, John Henry Davies. Lahir di Staffordshire, Davies telah mengambil alih Pabrik Walker dan Homfray pada 1902 dan menguasai sebagian besar saham Brewery Manchester, perusahaan yang mengelola sejumlah pub di Salford dan Manchester.
Pada saat itu, Davies memang sedang mencari anjing untuk kado ulang tahun putrinya. Ketika dia menemukan Major, Davies langsung jatuh hati kepada anjing berbulu lebat tersebut.
Davies mengajak Stafford untuk bertemu pada salah satu di antara perusahaan miliknya.Stafford kemudian mengajukan syarat, yaitu Davies bisa memiliki major jika membantu Newton Heath mengatasi masalah finansial.
Setelah perundingan selama beberapa saat, Davies setuju mengakuisisi Newton Heath dan mengambil Major sebagai tanda terima kasih.
Pada Maret 1902, sebuah pertemuan diadakan di New Islington Hall untuk membahas masa depan klub. Stafford mengumumkan bahwa ia bersama dengan Davies dan tiga pengusaha lokal Manchester lainnya setuju untuk menginvestasikan 200 paun untuk Newton Heath. Kesepakatan tersebut terjadi hanya dua bulan setelah perintah penutupan klub dikeluarkan.
Begitu Davies mengambil alih, ia berkeinginan mengontrol atas semua urusan di Newton Heath. Davies membayar semua hutang klub dan memulai perjalanan yang akan mengubah Newton Heath menjadi Goliat seperti sekarang ini.
Bagian penting dari awal baru itu adalah mengubah warna klub menjadi merah dan putih dari sebelumnya hijau dan emas. Davies juga menunjuk Ernest Magnall sebagai manajer anyar Newton Heath. Magnall dikenal piawai karena berhasil mengeluarkan Burnley dari zona degradasi.
Pertemuan lain diadakan pada April 1902 dan topik diskusi adalah nama klub. Penggemar berusia 19 tahun bernama Louis Rocca menyarankan ‘Manchester United’, tetapi para petinggi klub tidak terlalu tertarik.
Nama-nama seperti ‘Manchester Center’ dan ‘Manchester Celtic’ dikedepankan, tetapi yang pertama ditolak karena kedengarannya lebih seperti stasiun kereta api sementara yang terakhir diturunkan dengan cepat karena kaitan dengan masalah bisnis.
Dan pada akhirnya, setelah melalui diskusi yang cukup panjang, nama yang diusulkan Rocca menjadi pilihan terbaik yaitu Manchester United.
Rocca kemudian menjadi kepala fixer Manchester United. Dia mengambil peran sebagai scout, asisten manajer, dan manajer sementara. Dia juga dianggap sebagai orang yang berjasa menghubungkan Man United dengan Matt Busby pada awal 1940-an.
Setelah pertemuan pada bulan April 1902 berakhir, Si anjing Mayor diberi hadiah, dan Mayor menghabiskan sisa hidupnya dengan dicintai, sama seperti dia selama bertahun-tahun bersama Harry Stafford dan Newton Heath.
Mungkin, jika tidak ada Major, kita semua tidak akan pernah melihat momen comeback Manchester United ketika menghadapi Bayern Munchen di final Liga Champions musim 1998/99 atau aksi memukau duet Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney di lini depan Setan Merah.