Dalam suatu pertandingan, secara normal wasit lah yang akan memberikan sebuah kartu, entah kuning atau merah kepada pesepak bola, namun apa jadinya jika seorang pemain yang memberikan kartu kepada sang wasit di tengah pertandingan.
Kejadian konyol dan unik tersebut terjadi pada pertandingan Liga Super Turki yang mempertemukan antara Galatasaray menjamu tamunya, Trabzonspor di Stadion Turk Telekom Arena pada 21 februari 2016. Bek Trabzonspor, Salih Dursun, melakukan hal yang tidak biasa sekaligus haram dalam dunia sepak bola yakni memberikan kartu merah kepada wasit.
Pada mulanya laga tersebut berjalan normal seperti biasa, di awal pertandingan Trabzonspor bahkan sempat unggul lewat tendangan penalti Erkan Zengin pada menit ke-26. Setelah itu di babak kedua Lukas Podolski sukses mencetak gol lewat sepakan cantiknya yang berhasil menambah angka untuk tim tuan rumah.
Di penghujung laga, tepatnya pada menit ke-87, sang wasit Denis Ates Bitnel menunjuk titik putih setelah pemain Trabzonspor, Luis Cavanda melakukan pelanggaran di kotak penalti. Cavanda pun langsung diberikan sebuah kartu merah. Spontan para pemain Trabzonspor melakukan protes pada sang wasit.
Seakan ingin memberontak dari pakem yang ada,pemain bernomor punggung 24 Salih Dursun tak bisa menerima keputusan wasit yang mengusir rekannya. Apalagi kartu merah tersebut adalah yang ketiga diterima Trabzonspor dalam laga itu
Wasit Bitnel sebelumnya sudah memberikan kartu merah pada dua pemain Trabzonspor lainnya, yakni Ozer Hurmaci pada menit ke-59 dan Aykut Demir pada menit ke-70. Dalam keadaan kacau tersebut, kartu merah yang dipegang oleh wasit Bitnel akhirnya terjatuh.
Dursun segera memungut kartu merah tersebut lalu mengangkatnya ke atas layaknya seorang wasit dan mengacungkannya kepada Bitnel sambil menunjuk ke arah luar lapangan yang mengisyaratkan bahwa Dursun menginginkan sang wasit yang keluar.
Merasa diremehkan oleh sang pemain, Alhasil, sang wasit pun langsung mengusir pemain berusia 24 tahun itu dengan memberinya kartu merah. Dursun yang sudah menyangka hal itu terjadi kemudian tidak melakukan protes apapun dan langsung melangkah keluar lapangan.
Dursun menjadi pemain keempat Trabzonspor yang di kartu merah pada laga tersebut. Sehingga Trabzonspor pun harus bermain dengan tujuh pemain di tiga menit tersisa.
Meskipun lawannya sudah porak poranda lantaran bertarung dengan minim pemain, Galatasaray baru bisa memastikan kemenangan lewat tendangan penalti Selcuk Inan satu menit sebelum wasit meniup peluit panjang.
Kepemimpinan sang wasit saat itu menuai banyak tanda tanya setelah pihak Trabzonspor mengklaim harusnya mendapatkan dua penalti lain selain penalti Zengin. Kinerja wasit yang buruk juga yang menjadi faktor di balik apa yang dilakukan Dursun mengkartu merah wasit karena kadung kesal.
Ini bukan pertama kalinya pada musim 2015/16 Trabzonspor terlibat dalam drama dengan wasit. Pada Oktober 2015, presiden klub, Ibrahim Haciosmanoglu, mengunci empat wasit di stadion mereka setelah bermain imbang 2-2 dengan Gaziantepspor.
Hal ini sampai memaksa Presiden Turki, Recep Tayyip, untuk campur tangan membebaskan wasit setelah ditahan selama empat jam.
Untuk kasus Salih Dursun, perlu diketahui, tindakan serupa pernah dilakukan oleh legenda asal Inggris,Paul Gascoigne, pada tahun 1995 sewaktu ia masih membela Glasgow Rangers. Namun pada saat itu Gazza-panggilan akrab Gascoigne hanya menunjukan kartu kuning, bukan kartu merah seperti yang dilakukan Dursun. Jadi bisa dibilang, Dursun menjadi pemain pertama yang mengkartu merah wasit.