Siapa yang tak kenal Andriy Shevchenko ? Legenda tim nasional Ukraina ini merupakan salah satu penyerang paling berbahaya pada masanya. Liga Italia dan AC Milan menjadi paling beruntung, karena dapat menikmati aksi-aksi brilian dari Shevchenko.
Dalam rentang tujuh tahun, 1999 hingga 2006, Shevchenko membawa Milan meraih banyak trofi termasuk gelar Liga Champions di tahun 2003. Selama merumput bersama Rossoneri, ia membukukan 175 gol dari 322 penampilan.
Nama Andriy Shevchenko sudah mulai berkibar saat dirinya masih memperkuat Dynamo Kiev, klub terbaik yang ada di Ukraina. Striker kelahiran 1976 ini memang memulai segalanya di Dynamo Kiev. Bahkan sejak usia 10 tahun saat dirinya bergabung ke akademi.
Dari tahun 1994 hingga tahun 1999, Shevchenko memperkuat tim senior Dynamo Kiev. Banyak momen indah yang pernah menaunginya, seperti saat meraih juara maupun menjadi topskor di liga Ukraina.
Tapi selama berkostum Dynamo Kiev, ada satu momen yang sangat bersejarah yang membuat namanya mulai terangkat ke permukaan dan dikenal oleh dunia.
Kejadian itu tercipta di Camp Nou, stadion bersejarah nan ikonik milik klub besar dunia, Barcelona. Tepat hari itu, 5 November 1997, Barcelona asuhan Louis Van Gaal menerima kedatangan Dynamo Kiev guna jalani laga fase grup Liga Champions.
Baik Dynamo Kiev dan Barcelona lolos ke babak grup Liga Champions eropa pada tahun 1997 melalui babak kualifikasi. Kiev menyingkirkan Welsh minnows Barry Town dan juara Denmark Brøndby, sementara El Barca mengalahkan Skonto dari Latvia.Â
Setelah tiga pertandingan di Grup C, kedua kubu kemudian saling berhadapan dipartai keempat. Kala itu, kedua tim dalam posisi yang berbeda. Barcelona ada di juru kunci dengan hanya raih satu poin, sementara Kiev tidak terkalahkan dalam tiga laga dengan torehan 7 poin.
Barcelona harus kehilangan beberapa pemain kunci ketika hadapi Kiev di Camp Nou. Tapi starting line-up mereka malam itu masih berisi Albert Ferrer, Sergi, LuĂs Figo dan Rivaldo. Sementara dibangku cadangan hanya ada empat pemain, termasuk pemain muda, Carles Puyol.
Tapi ini adalah Barcelona. Ini adalah Camp Nou. Para pendukung Barca berharap kemenangan untuk menuntut balas dendam menyusul kekalahan 3-0 yang memalukan di Kyiv pada pertandingan pertama.
Sementara, pasukan Valeriy Lobanovskiy datang dengan kekuatan penuh, termasuk wonderkid yang sedang naik daun, Andriy Shevchenko. Meski baru berusia 21 tahun, Shevchenko telah menjadi pemain inti selama tiga musim.
Sebanyak 52,500 penonton hadir di Camp Nou pada malam itu. Laga baru berjalan 9 menit, Shevchenko sudah mengejutkan publik tuan rumah lewat golnya melalui sundulan.
Gol bermula dari sebuah tendangan bebas, bola yang dikirim ke kotak penalti berusaha dijangkau oleh kiper Barca, Vitor Baia, Namun Shevchenko melalui pergerakan cepatnya berhasil lolos dari kawalan untuk kemudian menyambut bola lalu menceploskannya ke gawang lewat kepalanya.
Pada menit ke-32, pemain Ukraina kembali menghadirkan mimpi buruk bagi Barcelona. Shevchenko mengambil bola di area tengah, lalu memberinya ke pemain sayap, sebelum berlari ke kotak penalti.Â
Dan sekali lagi hal itu akan menjadi pertarungan duel udara antara Vitor Baia versus Shevchenko, tapi hanya ada satu pemenang. Ketika pemain sayap Kiev melepaskan Crossing ke kotak penalti, Shevchenko melompat lebih tinggi dari tangan terentang kiper, sekali lagi ia kuat mengarahkan bola ke gawang dengan kepalanya.
Meski sempat di protes pemain Barca karena Shevchenko dianggap melakukan pelanggaran, namun wasit asal Skotlandia Hugh Dallas tetap mengesahkan gol tersebut. Skor 2-0 untuk Kiev.
Kedua kubu saling menyerang, namun lagi-lagi Camp Nou terdiam saat Shevchenko mampu mencatatkan hattricknya sebelum turun minum, ketika tendangannya dari titik putih di menit 44 gagal di antisipasi dengan baik oleh Vitor Baia.Â
Tidak mengherankan jika Shevchenko yang mengambil tendangan. pasalnya, ia pula yang menyebabkan Kiev dihadiahi penalti. Saat itu pergerakan meliuk-liuknya di tepi kotak penalti membuat barisan pertahanan Barcelona terkecoh, hingga akhirnya ia dijatuhkan oleh Fernando Couto. Wasit pun langsung meniup peluit tanda pelanggaran.
Sergei Rebrov menggenapkan kemenangan Dynamo Kiev menjadi 4-0 atas Blaugrana di menit ke 79. Tapi Shevchenko jelas menjadi orang penting dari lahirnya gol tersebut, ia menyiksa pertahanan Barcelona yang terkejut dengan kecepatannya, gerak langsung, dan gerakan cerdas.Â
Untuk satu malam Shevchenko menjadi matador. Kehebatannya mampu meluluh lantakan seantero Camp Nou, tempat yang dikenal angker bagi para lawan. Gol-gol yang ia cetak malam itu bukan yang paling indah yang pernah ia lakukan, tetapi dari 33 golnya musim itu pasti ada di antara yang paling penting dan mengesankan.
Dynamo Kiev terus melanjutkan perjalanannya di Liga Champions, mereka berhasil finis sebagai juara grup dengan koleksi 11 poin. Sayang, Bayern Munchen menghentikan langkah mereka di perempat final.
Sementara dengan hanya meraih lima poin, Barcelona pun dipastikan hanya mampu menempati posisi juru kunci grup di bawah Dynamo Kyiv, PSV, dan Newcastle. Walau demikian, El Barca tetap mampu menunjukkan tajinya di ajang domestik sehingga mampu menggondol trofi La Liga di akhir musim.
Shevchenko kemudian pindah ke AC Milan pada tahun 1999, menjadi superstar di San Siro dan akhirnya memenangkan Liga Champions pada tahun 2003 setelah mencetak penalti kemenangan setelah hasil imbang tanpa gol melawan Juventus.Â
Sebagai bentuk penghormatan, pemain yang rendah hati itu membawa trofi si kuping besar ke makam mentornya yang luar biasa, Valeriy Lobanovskyi, yang telah wafat tahun sebelumnya. Tanpa Lobanovskyi, dan tanpa malam di Camp Nou, siapa yang tahu bagaimana karier Shevchenko bisa berubah.